13. Menjaga atau Menyakiti?

39 3 0
                                    


Happy Reading

*

*

*

****

Setiap detik dalam hidup adalah perjalanan, setiap perjalanan adalah pelajaran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap detik dalam hidup adalah perjalanan, setiap perjalanan adalah pelajaran

****

Motor ninja ZX25R warna hitam itu melaju dengan kecepatan di atas rata rata. Jalanan yang lumayan sepi membuatnya leluasa saat berkendara. Masih dengan malam hari dan langit di selimuti dengan awan hitam. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun.

Pukul 11 malam Aksara masih berada di luar. Cowok itu tidak ada niat untuk pulang ke rumah. Bahkan panggilan telepon dari Arron yang ke 72 kalinya tidak Aksara angkat. Ia hanya ingin melampiaskan perasaan lewat jalanan. Semua rasa sakit yang ia rasakan hari ini bertambah membuatnya frustasi. Dadanya sesak seperti di pukuli dengan palu godam. Hatinya sakit. Kalimat kalimat menyakitkan yang keluar dari mulut Arion masih terdengar jelas di telinganya. Berulang ulang seperti kaset rusak.

Perasaan marah, kecewa, dan benci bercampur aduk menjadi satu. Aksara benci dirinya sendiri. Aksara gagal sebagai seorang anak. Ia sama sekali tidak pernah bisa membanggakan orang orang yang berada di sekitarnya. Terutama Arion. Entah dengan cara seperti apa lagi yang bisa membuat mereka menatapnya penuh kagum. Bukan di pandang sebelah mata.

Tunjukkan apa yang membuat mereka mampu menyebut nama mu dengan perasaan haru dan bangga memiliki mu. Ayah tau kamu bisa dan mampu.

Aksara teringat kata kata yang di ucapkan Arron beberapa hari yang lalu. Saat ayahnya ingin menemui dirinya. Sejauh ini, hanya Arron yang selalu membuat dirinya merasa di hargai. Arron sangat berperan penting dalam hidupnya. Sesuatu yang tidak ada di diri Arion, tapi ada di dalam diri Arron. Kepedulian, kasih sayang, rasa khawatir, dan penyelamat seperti hero saat dirinya sedang terjatuh. Semua itu ada pada orang lain, bukan Papanya sendiri.

"Percuma kalo gue usaha buat yang terbaik. Kalau mereka sama sekali nggak bisa liat perjuangan gue selama ini. Ujung-ujungnya tetap kurang dimata mereka. Sekalipun itu benar, mereka akan tetap ngejudge gue sebagai anak nggak berguna. " Gumam Aksara dengan kedua mata yang memerah. Kedua tangan mencengkeram stang motor kuat sambil menambah kecepatan motornya.

Sebaik apapun Aksara bersikap jika seseorang itu membenci dirinya, maka ia akan selalu salah di mata orang itu. Itulah manusia. Di anugerahkan kedua mata untuk bisa melihat, tapi mereka tidak mampu menggunakannya dengan baik. Di beri hati untuk bersimpati, tapi mereka malah mencaci. Seolah itu hanya sebagai pelengkap organ tubuh. Tidak lebih.

AKSARAZIVA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang