Happy Reading
*
*
*
****
"Saling melindungi tanpa melihat derajat kedudukan, itulah Galaxy yang mengutamakan solidaritas. "
—Athlas Fernandez Adijaksa—
****
"Orang yang gampang nangis bukan berarti dia lemah. Wajar karena kita manusia. Itu artinya, dia punya hati yang lembut. "
—Skala Samuel Dikta—
****
"Gue emang gampang nangis orangnya. Pesan gue, jangan ada kata pulang diantara kita. "
—Genta untuk Anggota Galaxy—
****
Dua hari telah berlalu. Keadaan yang awalnya terlihat buruk kini berangsur membaik. Saat ini, Aksara sudah bisa beraktivitas kembali seperti biasanya. Luka yang kemarin ia dapat pun, mulai menghilang. Hanya saja, masih ada sedikit bekas di pelipis dan sudut bibirnya yang kelihatan membiru. Tidak ada yang serius, sebenarnya. Aksara juga tidak merasakan sakit yang luar biasa setelah insiden malam itu. Jadi, dirinya tidak harus melakukan rawat inap di rumah sakit yang ia yakini milik keluarganya.
Awalnya, Aksara masih bingung kenapa ia bisa berada di rumah sakit itu waktu lalu. Namun, saat kembali mengingat kejadian malam itu membuat ia sedikit paham. Orang dengan motor ninja kawasaki warna biru itu yang mungkin telah menolongnya. Meski sedikit buram, Aksara masih bisa melihat orang itu berjalan ke arahnya. Setelah itu ia tidak tau apa yang terjadi.
Untuk mengenali siapa pemilik motor biru itu, bukan hal sulit baginya. Aksara yakin jika orang itu adalah orang yang selama ini selalu menganggap dirinya musuh. Namun, ia mencoba diam tanpa bertanya pada siapapun. Hingga Ziva lah yang akhirnya bercerita dan memberitahunya. Bukan hanya Ziva, tapi Andhika juga. Keduanya sama-sama menjelaskan secara detail dari awal sampai akhir. Saat Aksara ditemukan oleh Laskar dan di bawa ke rumah cowok itu, Laskar yang menelpon Ziva di tengah malam untuk memberitahu keadaannya dan meminta gadis itu datang ke rumahnya bersama Andhika, terjadinya perang antara Andhika dan Laskar, hingga berakhir ia di bawa ke rumah sakit.
Aksara yang mendengarkan tentu sedikit tidak percaya. Ternyata, orang seperti Laskar masih tahu caranya untuk memanusiakan manusia. Mengingat perlakuan cowok itu selama ini, sepertinya itu bukan Laskar. Tapi, memang itu kenyataannya. Laskar lah yang telah menolongnya pada malam itu. Meski terlihat sangat songong, tapi otak cowok itu masih dibilang sehat. Sepertinya, Aksara harus mengucapkan terimakasih pada cowok itu. Nyawanya selamat karena kedatangan Laskar. Jika tidak ada Laskar mungkin, ia tidak akan bisa duduk santai bersama teman-temannya saat ini.
Tapi bukan berarti Aksara tidak melupakan orang bertopeng merah itu. Aksara yakin, Si Topeng Merah akan kembali lagi untuk meneror nya. Untuk saat ini, Aksara belum ada rencana apapun. Ia ingin sejenak melupakan kejadian malam itu. Hingga sampai dimana Si Topeng Merah itu kembali mendatangi dirinya. Aksara pastikan, ia akan melawan.
"OI SA! " Pekik Genta dengan sengaja menepuk bahu Aksara keras. Hal itu membuat Aksara tersadar dari lamunan panjangnya. Lalu, melayangkan tatapan tajam ke arah Genta yang dibalas cengiran tanpa dosa. "Lamunin apaan sih, Bang? Seru amat keknya. "
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARAZIVA (ON GOING)
Novela Juvenil*#FOLLOW SEBELUM MEMBACA#* Spionase... Galaxy.... Saturnus.... Tentang Dia.... Yang mencoba mencari sebuah kata bahagia. Tentang Seseorang.... Yang tak tau dimana keberadaannya. Alur hidup yang selalu dipaksa untuk sempurna. Masalah yang selalu d...