15. Khawatir

46 3 0
                                    


Happy Reading

*

*

*

*****

"Kita hanyalah manusia biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita hanyalah manusia biasa. Itulah mengapa terkadang kita tidak mampu melakukan sesuatu hal sendiri. Karena manusia hidup bersosial, bukan individual"
-Raven Pallawa Dikta

****

Sudah sejam yang lalu Ziva mencoba untuk menutup matanya. Berguling menghadap ke kiri dan kanan. Menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dengan tujuan ia segera tertidur. Lampu kamar juga sudah ia matikan kecuali lampu tidur. Tapi, tetap saja tidak bisa tidur dengan nyenyak. Matanya seolah olah tidak mau tertutup padahal jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Beruntung besok adalah hari Minggu. Sekolah libur. Tapi masalahnya besok adalah hari yang paling ia tunggu tunggu. Sunmori bersama Aksara dan teman temannya. Tidak lucu jika Ziva nantinya tertidur saat di perjalanan, kan? Apalagi ia menumpang di motor Aksara. Ia tidak mau membebani Aksara. Lagi pula ia cukup sadar jika Aksara juga harus mengurusi anggota anggotanya yang lain.

"Gue kenapa sih? Kok nggak bisa tidur. Kenapa tiba tiba dada gue sesek gini ya? " Tanyanya pada dirinya sendiri. Entah mengapa dirinya merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Padahal ia sama sekali tidak melakukan apapun seharian ini. Ia hanya rebahan, makan, dan menonton TV. Tidak lebih dari itu.

Ziva mendudukkan bokongnya dan menghela nafas. Mungkin karena ia berlarian di tangga karena ulah Zero tadi? Entahlah, Ziva tidak tahu. Terdiam sejenak. Ia bingung harus melakukan apa. Jika ia keluar dari kamarnya, itu tidak mungkin. Ziva terlalu takut. Apalagi tadi Zero sempat mengerjai dirinya. Lalu sekarang apa?

Ziva menoleh ke arah jam weker yang ada di nakas sampingnya. Pukul 02.15. Ia mengambil ponselnya. Mencari kontak sahabatnya. Tidak tahu kenapa ia khawatir dengan Aksara. Apalagi semalam Aksara menghadiri acara keluarga besarnya. Dan otomatis, sahabatnya itu bertemu dengan Kakeknya. Ziva tidak bodoh untuk mengerti suasana setelah keduanya bertemu. Dirinya sudah sangat hafal.

"Di angkat nggak ya? Udah malam sih. " Gumamnya seraya menakan tombol telepon pada room chat nya dengan Aksara. "Semoga di angkat deh. Bismillahirrahmanirrahim. "

Setelah menunggu, layar ponselnya berubah menjadi tulisan 'Berdering'.

Namun, bukannya di angkat, tulisan berdering itu berubah menjadi 'Panggilan ditolak'.

Tunggu. Aksara masih online, tapi kenapa panggilan darinya tidak dijawab? Tumben sekali Aksara masih memegang HP di jam 2 lewat 15 menit. Apakah cowok itu belum tertidur? Apa jangan jangan terjadi sesuatu dengan Aksara?

AKSARAZIVA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang