21. Pertempuran Di RKO

39 3 0
                                    

Happy Reading

*

*

*

****

"Satu hal yang harus diketahui, don't judge someone by their cover! "

Aksara Shaka—

****

"Buah, buah apa yang gemes, gue tanya? " Tanya Genta memberikan pertanyaan teka teki pada teman-temannya. Cowok itu sedang duduk santai di depan kelas bersama teman temannya. Hal itu sudah sering mereka lakukan untuk menunggu bel masuk.

"Buah? Leci? " Jawab Skala.

Genta menggeleng. "Coba tebak lagi. "

"Jebakan? " Tanya Athlas yang berdiri bersandar di dinding. Di sampingnya ada Aksara yang duduk di kursi depan kelasnya.

"Kagak lah, beda ini. Yang ini waras kok. "

"Gue tau. " Seru Raven yang duduk di meja yang sengaja ia keluarkan dari dalam kelas. Ia duduk dengan Genta berhadapan dengan Aksara, Athlas, dan Skala.

"Apaan? " Tanya Skala yang curiga dengan jawaban saudara kembarnya ini. Pasalnya, Raven memiliki otak tidak waras alias gila.

Raven tersenyum aneh saat teman temannya menatap dirinya menunggu jawaban.

"Perasaan gue tiba-tiba nggak enak nih. " Gumam Skala yang masih bisa terdengar oleh teman temannya.

"Jawabannya, bohay nya pantat Bu Dara. " Ucap Raven dengan tawa yang menggelegar seolah mengejek. Sedangkan teman temannya menatap cengo.

Bu Dara adalah wali kelas 11 IPA 2 yang merupakan kelas Aksara dan teman temannya. Guru yang mengajar Geografi itu memang memiliki pesona yang cetar membahana. Selain wali kelas, beliau juga merupakan seorang waka kesiswaan. Rambut yang disanggul setinggi harapan orang tua dan bibir yang di beri warna merah merona. Beliau juga seorang janda yang di tinggal suaminya.

"Raven anjing! Salah gubluk! " Genta menyahut.

"Kan, bener bener edan lo! Entar kalo Bu Dara sampek denger kena gampar sama dia, gue nggak mau nolongin. Mau pensiun aja rasanya gue jadi kembaran lo. " Skala menimpali. Firasatnya memang tidak pernah meleset. Sepertinya, Raven harus segara di bawa ke rumah sakit jiwa agar otaknya bisa normal kembali.

"Ah elah, lo pada mah nggak asik. Terus kalo bukan itu apa jawabanya? " Tanya Raven menyikut tangan Genta yang duduk di sampingnya.

"Mau tau jawabannya? "

"Cepetan goblok, gue nungguin, nyet! "

Genta terkekeh setelahnya berdehem bersiap untuk menjawab. "Buah yang gemes itu, Buah hati ku bersama Neng Vanna. Cikiwiiirrr!! " Gelaknya.

"Anjay, kagak nyambung amat lo! " Seloroh Skala.

"Kek otaknya. " Sambung Athlas. Sudah ia duga jawabannya tidak akan pernah nyambung. Orangnya  saja tidak jelas, apalagi cara bicaranya. Terkadang Athlas heran, bagaimana bisa ia mendapat teman seperti dua makhluk di depannya ini. Genta dan Raven itu sama. Sama-sama gila!

AKSARAZIVA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang