29. Reya Aninda

62 3 0
                                    

Happy Reading!!!

*

*

*

****

"Satu fakta yang mampu membuat mu hancur berkeping-keping adalah, menunggu seseorang yang tak akan pernah bisa kembali ke dalam pelukanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Satu fakta yang mampu membuat mu hancur berkeping-keping adalah, menunggu seseorang yang tak akan pernah bisa kembali ke dalam pelukanmu. Bukan perihal berkhianat, tapi takdir Tuhan dan alam raya yang tak merestui. "

—Arion Diaksa Marvelion

****

"Ditinggal pergi karena kematian adalah luka yang sampai sekarang belum ditemukan penyembuhnya. "

—Aksara Shaka—

****

Aksara berjalan menuruni tangga dari lantai dua menuju ke lantai dasar. Kedua matanya mengedar ke seluruh ruangan yang terlihat sepi. Hanya ada Andhika yang masih setia duduk di sofa sambil menonton TV.

"Pada kemana? " Tanya Aksara saat ia sudah berada di samping Andhika. Ia ikut duduk disana.

Andhika yang tadinya fokus pada tayangan di televisi pun, menoleh ke Aksara. "Raven sama Genta lagi keluar cari makan, Skala sama Athlas lagi di ruang nge gym, Zee, Vanna, Abel lagi main di taman belakang. Kenapa emang? " Jelasnya.

Aksara menggeleng samar. "Nggak. Gue mau cabut duluan. "

Andhika menatap Aksara heran. "Cabut duluan, mau balik ke sekolah? " Tanyanya memastikan. Pasalnya, Aksara pergi sembari menenteng tasnya. Biasanya saudaranya itu akan meninggalkannya di kamarnya. Markas Galaxy memang menyediakan beberapa kamar untuk mereka yang ingin menginap di sini.

"Udah pada pulang kali. Jam 4 sore ngapain ke sekolah? Aneh! "

"Lo yang aneh, bzziiir! Biasanya lo nungguin yang lain kalo mau pulang. Mau kemana sih? "

Aksara menghela nafas perlahan. "Mau ke kantor Papa. "

Andhika melotot terkejut. "Lo mau ngapain ke sana anjir! Mau nyerahin nyawa lo? Gila aja. Sa, lo nggak boleh pergi. Kalo lo pergi ke sana, gue harus ikut. Bapak dakjal kek dia nggak bisa di ajak ngomong kalem. Lagian lo kesambet apa sih mau kesana. Nggak biasa banget, sumpah! " Seloroh Andhika panjang lebar.

"Bapak dakjal yang lo sebut itu bokap gue. Nggak usah sembarangan! Gitu juga dia Om lo. " Aksara menatap datar Andhika. Ia sedikit kesal saat Andhika menjuluki nama Arion seperti itu. Seburuk apapun perlakuan Arion padanya, dia tetaplah Ayah kandungnya.

AKSARAZIVA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang