17. Tinta Merah Dan Kotak Hitam

36 2 0
                                    


Happy Reading

*

*

*

****

"Hati hati, dia tersembunyi. Tidak terwujud dan tidak bisa ditebak. Namun sekalinya ada, akan membuatmu sulit dipercaya. "Anymous

"Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling berbahaya"—Andhika Danendra

****

Dua hari setelah menjenguk Aksara di apartemen nya bersama anggota inti Galaxy, sekarang Andhika disibukkan dengan buku buku mapelnya untuk persiapan Olimpiade bulan depan. Tahun ini, ia akan mewakili sekolahnya dengan mapel Fisika. Tentunya bukan hanya dirinya. Tapi juga Aksara, Nezza dan satu murid baru yang bernama Shaga.

Dalam Olimpiade kali ini, ia tidak satu tim dengan Aksara. Abangnya itu mewakili mapel Matematika, Nezza bagian Kimia, dan yang terakhir Shaga dengan mapel Biologi. Seperti yang sudah terbagi oleh kepala sekolah, keempatnya mewakili mapel masing-masing. Jika biasanya mereka mewakili mapel ke ahlian nya, namun sekarang di acak. Yang dulunya, Andhika mapel Kimia, Aksara mapel Fisika, Nezza mapel Matematika, dan ketambahan satu orang dengan tingkat kejeniusan nyaris mendekati Andhika. Ya, dia adalah Shaga dengan mapel Biologinya.

Pukul 10 malam, Andhika baru sampai dirumahnya. Setelah menemui Arron dan Devia, ia langsung pergi ke kamarnya untuk mandi. Tubuhnya terasa lengket karena belajar seharian di sebuah Cafe Hatari bersama Shaga dan Nezza. Walaupun masing-masing dengan mapel berbeda, tapi mereka saling sharing. Seharusnya ada Aksara juga, tapi cowok itu belum bisa keluar karena insiden kecelakaan waktu itu.

"Haduuhhh, capek juga belajar! Pantes aja banyak temen temen gue yang males buat sekedar buka buku. Terlalu membosankan. " Gerutu Andhika yang membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Kedua tangan terlentang melepas penat.

"Eh, bentar! Itu tadi Shaga murid baru kan? Tapi kenapa dia bisa ikut olim? Belum juga ada dua minggu dia di Exa. " Andhika bangkit mendudukkan bokongnya. Keningnya mengernyit pertanda cowok itu masih penasaran. Nezza bilang tadi, jika Shaga adalah murid baru dan dipilih oleh Pak Geo untuk mewakili sekolah mereka. Ditambah lagi gadis itu bilang, jika tingkat kecerdasan nya hampir sama seperti Andhika.

"Sepintar apa sih dia sampek di suruh Pak Geo. Nezza bilang, Shaga saingan terbaru gue. Ah nggak bisa dibiarin aja. Kalo bener Shaga sepinter itu, bisa aja dong dia ngegeser peringkat gue. Gue sih nggak masalah mau peringkat berapa pun juga nggak bakal dibawa mati. Cuman, Aksara gimana njir?! " Andhika nampak berfikir resah. Ia khawatir apa yang tidak ia ingin kan terjadi suatu hari nanti. Sebenarnya Andhika sudah melihat secara langsung bagaimana Shaga yang notabene nya anak baru itu menjawab pertanyaan pertanyaan dari guru pembimbing mereka di sekolah tadi. Skor yang di dapatkan pun, sepadan dengan dirinya.

"Kalo tuh cowok beneran bisa geser peringkat pertama paralel, gue bakal ada di nomor dua. Dan otomatis Aksa ada di peringkat ke tiga. Atau kalo enggak si Nezza bisa aja geser sama Aksara. Berakhir Aksara ada di nomer empat. " Andhika menggeleng kuat. "Nggak.... Nggak.... Ini nggak boleh dibiarin aja! Kalo sampek Aksara ada di posisi ke empat, Kakek pasti bakal tambah benci sama Aksara. Di tambah lagi nanti bapak dakjal satu itu, pasti bakalan ngamuk! Di peringkat dua aja masih kurang, terus gimana nanti kalo tiga atau empat?! Si anjir! "

Andhika berdecak sebal. "Arrrggghhh.... Kenapa sih ada anak murid baru itu?! Keadaan udah susah malah ditambah beban kek dia. Sial! " Seru Andhika  sembari meremas rambutnya frustasi. Cowok itu bingung jika itu sampai terjadi. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana nasib Aksara nantinya. Cowok itu takut jika keadaan Aksara kedepannya. Jika saja ia satu tim dengan Aksara, maka pasti ia akan mengalah agar Aksara bisa berada di posisi pertama. Tapi sialnya, mereka ditempatkan di mapel yang berbeda.

AKSARAZIVA (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang