Happy reading...
Valerie dan Marka sedang berada di supermarket berbelanja bulanan kegiatan seperti ini sudah mereka jalani sejak 1 tahun terakhir ini, lebih tepatnya sedari tinggal di apartemen.
"Udah Mark, 3 aja gak baik terlalu banyak mengonsumsi Frozen food." tegur Valerie saat melihat Marka dengan kalap memasuki semua merek Frozen food.
Marka menurut dan kembali mendorong troli mengikuti Valerie menuju buah-buahan, Valerie tidak terlalu suka buah tapi Marka sangat menyukai semangka.
"Udah semua saatnya ke kasir." ucap Marka, Valerie berjalan disamping Marka jangan lupakan tangan mereka saling bertautan itu Marka yang mau bukan Valerie.
Antrian di kasir tidak terlalu panjang dan lumayan sepi jadi mereka tidak perlu tunggu lama. Valerie merasa sedikit tidak nyaman dirinya ditatap secara intens oleh mbak-mbak kasir, tapi jika tatapan pada Marka mbak kasir itu seakan penuh cinta.
"Totalnya 1,5jt." ucap mbak kasir dengan suara dilembut-lembutkan membuat Valerie menatapnya jengah, Marka mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan nominal yang disebutkan oleh mbak kasir tadi.
Saat Marka memberikan uang itu Valerie tidak sengaja melihat Mbak kasir itu mengelus tangan Marka, pria itu juga terkejut tapi Langsung menarik tangannya saat uang itu sudah ditangan sang kasir.
"Terimakasih." ucap Marka dingin risih dengan sifat kasir ganjen, Valerie kembali menggenggam tangan Marka ia melihat kebelakang dan mengejek mbak kasir.
Mereka langsung pulang tidak kemana-mana lagi hanya ingin istirahat sampai lelah ditubuh mereka hilang.
°°°
"Apasih tuh orang centil banget. Kamu juga kenapa diem doang digituin sama si centil?!" Sesampainya di mobil Marka Langsung mendapatkan semburan amarah dari Valerie.
"Emang aku harus gimana? Dipost? Di viralin?" Tanya Marka tenang tapi ketenangan itulah yang Valerie takuti, Marka bukan orang yang mudah tersulut emosi tapi hanya dengan gertakan saja semua orang akan takut dan tunduk, kecuali Jevano.
"Di hempasin gitu, lah ini cuma ditarik pelan." entah karena apa Valerie sangat emosi seperti ini, tapi yang jelas ia sangat kesal dengan tatapan mbak kasir sialan itu!
"Gak bisa gitu, nanti aku dikira kekerasan." jelas Marka lembut, tangannya menggenggam tangan Valerie dan tangannya yang lain ia gunakan untuk menyetir.
"Bodo amat!" kesal valerie tangannya yang bebas bermain ponsel dengan satu tangan.
"Baru sembuh tapi udah galak." gumam Marka, tanpa rasa bersalah tangan Valerie menjitak dahi Marka ia mendengar gumaman Marka tadi karena suasana didalam mobil sangat sunyi.
Selama perjalanan valerie hanya diam tanpa membalas Marka yang sesekali membuka suara. Tangannya yang digenggam Marka ia tarik paksa.
Tanpa menunggu lama valerie Langsung keluar dari mobil dan membanting pintu mobil Marka keras, masuk kedalam apartemen tanpa menghiraukan teriakan Marka.
"BANTUIN VALERIE!" teriak Marka kesusahan membawa belanjaan.
"Bodoamat, gak peduli." balas Valerie juga ikut berteriak, Marka kesusahan membuka pintu apartemen karena kedua tangannya membawa paper bag belanjaan.
Marka berjalan menyusul Valerie yang sudah rebahan di depan televisi, sebelumnya ia sudah kedapur untuk meletakkan belanjaan.
"Jangan ngambek dong..." Melas Marka membuat valerie menatap julid kearahnya.
"Gak pantes ekspresi kamu gitu!"
"Kita harus bahagia dong, soalnya kita libur 2 hari ditambah Minggu jadi 3 hari." sorak Marka bahagia.
"Lebay!"
Tok...tok...tok...
"Buka sana, lagi males gerak" usir valerie kepada Marka yang memilih pasrah disuruh membukakan pintu untuk tamu.
Marka ke arah pintu masuk dan valerie sibuk menyamakan posisi rebahan nya. Tak lama Marka kembali dengan bayi gembul digendongannya. Membuat Valerie terkejut setengah mampus, ia cukup terkejut melihat bayi perempuan gembul yang tertidur digendongan Marka.
"Anak siapa?! Kamu ngehamilin siapa Marka?!" Pekik Valerie keras, Marka menutup telinga anak kecil yang digendongnya dan mendudukan diri disamping valerie yang sedang kebingungan.
"Anak pemilik apartemen sebelah. Dia nitip anaknya ke kita untuk hari ini besok dia ambil siang hari." jelas Marka mengelus punggung gadis kecil itu.
"Anak Tante Wendy?" Tanya Valerie memastikan.
"Iya."
"Emang om Chanyeol sama dia mau ke mana?" Lagi dan lagi Valerie terus bertanya.
"Buat adik Jolin." jawab Marka Santai seperti tidak ada beban.
"Ada anak kecil Marka..." Ucap Valerie penuh penekanan.
"Btw Jolin siapa?" Lanjut valerie.
"Ini Jolin namanya." tunjuk Marka pada anak kecil yang sedang tertidur pulas.
"Lucunya..." Gemas Valerie menoel-noel pipi bulat Jolin, anak itu tidak terganggu dengan keributan disekitarnya.
"Eunghh." Jolin membuka matanya pelan memperhatikan sekitarnya.
"Huaaaa!" Tersadar jika ia bukan di apartemennya, tangisnya melengking memenuhi ruangan itu membuat Marka dan Valerie panik.
"Eh, jangan nangis dong cup cup." panik Marka, ia mencoba menenangkan Jolin yang sedang menangis.
"Goblok! Cara nya dibujuk bukan kaya gitu, sini" tukas valerie mengambil Jolin dari gendongan Marka dengan hati-hati.
"Sayang.. ini kak valerie, kamu mau apa? Jolin hai." bujuk valerie dengan mengayunkan pelan gendongannya, Marka memperhatikan semua gerak-gerik Valerie.
"Mau melon... Boleh?" Jawab Jolin dengan suara bayinya, valerie mengangguk dan membawa anak itu menuju dapur di ikuti oleh Marka dibelakangnya.
Jolin sudah tenang di gendongan Marka dan Valerie sedang memotong melon agar bisa Jolin makan. Marka mengajak Jolin bermain tapi perhatian jolin hanya tertuju pada punggung sempit valerie.
"Hei jolin, ini manis." ucap Valerie memberikan melon potongan kecil kepada Jolin, Marka juga ikut menyerobot mengambil semangka yang juga berada di dalam piring.
TBC
Maaf kalau kurang memuaskan.
Aku usahain buat update tiap hari, tapi kayaknya Minggu depan agak macet soalnya banyak tugas sekolah.
Jangan lupa vomen guys ❗❗
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend? [END]
Teen FictionBersahabat lawan jenis. Bukan berarti tidak ada disalah satu dari mereka yang mempunyai rasa. Apa kalian percaya jika persahabatan lawan jenis tidak akan melibatkan perasaan? Itu tidak berlaku pada persahabatan Valerie dan Marka. Mereka bersahabat...