15

1.2K 39 2
                                    

Happy reading...

Saat ini Marka sedang berada di dapur karena valerie mengidam makan telor ceplok bikinan dirinya, Marka sekarang sedang merinding seperti ada hantu disekitarnya. Bagaimana tidak masa Valerie mengidam Marka memasak, jangankan memasak menghidupkan kompor saja ia tidak berani.

"Tenang Mark, kamu pasti bisa!" Ia memberi semangat pada dirinya sendiri, valerie yang mengawasinya di meja makan hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Marka yang semakin aneh.

"Apasih alay banget, gitu doang gabisa!" Valerie mendekati Marka yang sudah memakai helm full face karena takut terkena percikan minyak.

Valerie menghidupkan kompor gas lalu ia membantu Marka memasak telur ceplok, akhirnya setelah selesai Valerie menghela nafas panjang saat melihat dapur sudah seperti perang dunia semua barang berserakan akibat ulah Marka yang ketakutan hanya karena ingin memasak telor ceplok, serta panci kesayangan Valerie sudah ditangan kanan Marka untuk melindungi tubuhnya.

"Alay banget, masak aja telor aja udah kaya mau perang." cibir valerie menatap julid kearah Marka yang masih berlindung dibawah meja makan.

"Nanti kena minyak gimana?" Cicit Marka, akhirnya ia keluar dari persembunyiannya.

"Gitu doang takut!"

Marka ikut duduk disamping istrinya yang sedang sibuk menikmati telor ceplok gagal buatannya, Marka merasa tidak enak dengan Valerie yang memakan telor gosong.

"Kamu gapapa?" Tanya Marka sambil membersihkan sudut bibir Valerie yang sedikit ada noda.

"Gak masalah sama sekali! Malah enak, ini juga kemauan anak kamu." antusias Valerie, Marka merasa tidak nafsu melihat apa yang dimakan oleh Valerie.

"Aneh!"

"Ya emang aneh, tapi serius ini enak!"

"Gak enak!"

"Mau nyoba?"

"Gak! Makasih." ucap Marka dengan senyum paksa kepada Valerie yang mencoba menyuapkan sesuap telor kepada Marka tapi mencoba menghindar.

"Utututu, Daddy cobain ini enak tau!" Marka kabur saat Valerie mulai mendekatinya, Valerie ikut berlari mengejar Marka yang mengelilingi meja makan.

"Aaaaaa!" Valerie berteriak saat ia tak sengaja kepeleset, Marka terkejut saat mendengar teriakkan Valerie.

Dengan sigap Marka berlari kearah Valerie yang hampir jatuh, dan Valerie ditangkap oleh Marka tapi ia masih menutup matanya.

Mereka saling tatapan, saling tukar pandangan. Tatapan Marka Padanya sangat dalam membuat jantung Valerie berdegup 2x lebih cepat dari biasanya, tapi sesaat kemudian mereka tersadar.

"Kamu gapapa?" Tanya Marka sambil memeriksa bagian tubuh Valerie tidak ada yang terluka ataupun sakit.

"Aku gapapa, makasih udah nolongin aku tadi."

"Sama-sama, lain kali kamu hati-hati kalau kamu tadi jatuh gimana?"

"Maafin aku.." cicit Valerie dengan mata berkaca-kaca menatap kearah Marka, pria itu menghela nafas panjang kemudian memeluk tubuh mungil Valerie.

"Jangan tinggalin aku, kamu sama anak kita itu harta yang paling berharga sekarang." gumam Marka.

"Gak bakal, aku gak bakal ninggalin kamu. Kamu itu udah kaya rumah aku Semestaku sekarang." balas Valerie dengan menyembunyikan wajahnya didada bidang sang suami.

°°°

Valerie dan Marka sedang ke kebun teh dekat rumah mereka, itu kebun teh milik ayah Marka tapi sekarang sudah menjadi milik Marka sepenuhnya. Valerie sangat senang menghirup udara dipagi hari apalagi di jalanan desa banyak anak-anak bermain mainan tradisional membuat Valerie ingin kembali ke waktu kecil.

"Kamu cape?"

"Gak sama sekali! Malah aku seneng bisa jalan pagi sama kamu." jawab Valerie antusias ia yang awalnya melihat lurus kedepan kini kesamping menatap Marka yang sedang melihat dedaunan teh hijau.

"Kamu gak mau check-up kandungan?"

"Aku belum berani pergi kekota, besok aja kita ke bidan."

"Setuju!"

Kemudian mereka melanjutkan perjalanan menyusuri kebun teh, banyak orang yang berjalan santai dipagi Minggu ini, ini sudah 3 bulan mereka tinggal didesa ini.

"Hallo Tante!" Ucap anak kecil berkuncir dua, Valerie terkagum dengan mata bulat anak itu.

"Hallo." sapa Valerie, Marka berjongkok di depan anak itu memperlihatkan wajahnya yang seperti familiar.

"Tante cantik mau kemana?" Tanya anak itu dengan senyum yang mengembang di wajah imutnya.

"Tante mau keliling kebun teh, kamu mau kemana?"

"Aku awalnya mau jalan sama kayrin tapi gak jadi karena aku gak sengaja ngeliat Tante cantik."

"Kayrin?" Tanya Marka bingung karena tidak ada siapapun bersama anak itu.

"Iya kayrin, dia temen aku di panti!" Jelas anak itu antusias, tapi Valerie sedih saat mendengar kata panti.

"Nama kamu siapa, cantik?" Tanya Marka mencubit hidung anak itu gemas.

"Nama aku nazeera." jawabnya dengan cekikikan malu, Valerie terkekeh melihat tingkah lucu bocah yang bernama nazeera.

"Kamu sama siapa kesini? Gak baik sendiri nanti diculik."

"Kebun teh ini gak jauh dari panti aku, aku hapal jalan kok. Nazeera kesini sendiri soalnya ibu pengurus lagi sibuk."

"Mama kamu mana? Kok kamu sendiri?"

"Kata ibu ketua, mama titipin aku ke panti Karena mama sayang sama aku, aku juga dikasih kalung loh om, Tante." seru nazeera antusias ia memperlihatkan kalung yang diberikan orangtuanya saat ia masih bayi.

"Sayang kita pulang yuk, om anterin." ajak Marka tidak ingin melanjutkan ocehan nazeera yang baginya sangat menyedihkan.

TBC

Gimana bab kali ini? Apakah sesuai yang kalian inginkan atau sebaliknya?

Maaf kalau gak sesuai keinginan sekalian 😌

Kalau ada typo maaf ya soalnya ini aku usahain tetap Update walaupun tugas numpuk, btw ini aku lagi jamkos jadi mumpung jamkos aku up😌🤙

Jangan lupa vomen and follow men-temen ❤️❗

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang