Happy Reading....
Valerie menghela nafas lega saat mereka berhasil sampai dengan selamat dan kini sudah menginjakkan kakinya lagi di Jakarta setelah hampir dua tahun tinggal di Bandung. Mereka langsung menuju apartemen karena badannya sudah pegal. Alora? Gadis kecil itu sudah bersama pamannya, setelah berdiskusi akhirnya dewa ingin dipanggil wawa–nama masa kecilnya– awalnya Marka tidak paham tapi setelah dijelaskan ia mengerti.
"Ini alora udah tidur, mau di taro mana?" Tanya dewa.
"Dikamar, letakin aja dikasur kasih pengaman di kanan-kirinya." jawab Marka dan langsung diangguki oleh dewa.
Setelah dewa pergi dari sana Marka memperhatikan apartemen yang selama hampir dua tahun ini mereka tinggalkan, apartemen ini adalah pemberian kedua orangtuanya dan Valerie, apartemen ini juga saksi bagaimana ia dan Valerie sering melakukan hal intim, entah mengapa marka merasa apartemen ini banyak sekali kenangan.
Marka terkekeh saat melihat bingkai foto yang berisi Poto Valerie yang sedang mengecup pipinya, ia mengambil poto itu lalu terkekeh pelan seperti orang gila. Itu adalah Poto hari pertama mereka masuk smp, tiba-tiba sesuatu yang paling ia sesali terlintas di benaknya. Kejadian saat ia dan Valerie melakukan hubungan intim untuk pertama kali, saat pulang sekolah semasa SMA mereka melakukannya dengan dilingkupi oleh nafsu bagaimanapun juga Marka pria normal.
Mereka saat itu tidak akan mengira jika akan ada kehidupan baru Setelahnya, tapi apa peduli mereka saat itu masih belum mengerti. Dan terus melakukan hal itu walaupun mereka sama sekali tidak terikat pada status apapun hanya menyandang status sahabat. Valerie melepaskan status perawan nya saat ia SMA.
"Kak..."
"Hm.."
"Aku mau pulang kerumah dulu, jika terjadi sesuatu tinggal kabari aku."
Marka mengangguk kemudian mengantar dewa sampai depan pintu apartemen, setelah dewa hilang ditelan pintu lift yang tertutup Marka kembali masuk kedalam apartemen menuju kamar lamanya, ia menatap lemari pakaiannya yang masih ada poto Valerie dan dirinya siapa lagi yang menempelkannya jika bukan wanita yang menyandang nyonya aksara.
Setelah puas menatap Poto-poto itu dia beralih pada gitar yang terletak di sofa, itu gitar kesayangannya karena Valerie yang memberikannya saat ia berulang tahun yang ke-14.
"beautiful." monolog Marka memandang Poto gadis kecil yang sedang tersenyum ke kamera, Valerie yang berada di dalam Poto itu.
Kemudian beralih kepada Poto yang terpajang diatas dinding tempat tidurnya, Poto mereka bertiga dengan anak kecil ditengah yang sedang tersenyum lebar karena pipinya dikecup, Jolin gadis kecil yang dulu selalu di titipkan Padanya dan Valerie saat Wendy pergi.
Kalau Poto itu ia yang memajangnya Karena itu adalah Poto favoritnya setelah Poto Valerie.
"Mark..." Panggilan parau menyadarkannya dari lamunannya, saat ia hendak berbalik tiba-tiba tangan mungil melilit di pinggangnya tanpa melihat ia sudah tau siapa.
"Kenapa bangun?"
"Laper."
"Yaudah aku pesenin McD ya."
"Bosen McD terus."
"Terus mau apa?"
"Ayam geprek Deket bandara."
Valerie mengangguk pelan, Marka berbalik badan menatap Valerie yang sedang memeluknya erat.
"Dewa kemana?"
"Dewa pulang, dia mau pamitan sama kamu tapi kamu tidur."
Sekali lagi Valerie mengangguk.
°°°
Tok... tok... Tok...
Marka bingung siapa yang ingin bertamu malam-malam seperti ini, padahal ia tadi baru akan ingin istirahat tapi gagal karena ketukan pintu.
Klik...
Brakk
Tiba-tiba saja ada seseorang yang memeluknya erat, Marka tidak tau siapa yang memeluknya karena wanita itu menyembunyikan wajahnya.
"Maaf..." Ucap Marka mencoba melepaskan pelukan itu, karena ia mengecap wanita ini tidak sopan karena dengan lancang memeluknya apalagi ia sudah menikah.
Saat pelukan itu terlepas ia terkejut melihat siapa yang memeluknya, wanita ini, ia sangat membencinya.
"M-ma-rk, t-olo-ng ak-hku." ucapnya terbata-bata, Marka tidak tau apa yang terjadi tapi entah kenapa ia merasa tidak kasihan sama sekali pada wanita itu.
"Y-eri, tolong bersikap sopan saya sudah menikah." ucap Marka dengan penuh penekanan pada wanita didepannya ini.
"Mark, siapa?" Valerie datang dengan alora digendongannya, ia menyusul Marka yang belum juga masuk kedalam kamar.
"Mark.. sia– oh." Valerie berdiri dibelakang tubuh tegap Marka kepalanya menyumbul di sela lengan Marka, ia melihat wajah sembab Yeri.
"Sedang apa dia disini?" Tanya Yeri menunjuk kearah Valerie yang sedang berdiam diri.
"Jelas aku disini, karena ini apartemen ku." sombong Valerie, ia memutar bola matanya malas.
"Apartemen mu? Bukannya ini milik Marka..."
"Punya kami." ralat Valerie.
"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kenapa kau disini?" Tanya Valerie dengan mengayunkan-ngayunkan alora yang sedang tertidur pulas.
"Aku kesini untuk menjenguk Marka, kau siapa."
"Aku Valerie Christina hendricks, istri Marka Raden Aksara." jawab Valerie dengan lantang, Yeri menatap kearah Valerie dengan tidak percaya.
"Apa-apaan ini? Kau membual apa? Sangat tidak masuk akal." Yeri masih berusaha menyangkal.
"Untuk apa aku membual hal yang tidak penting?"
"Jangan berbicara omong kosong."
"Ck! Valerie tidak membual ataupun omong kosong, dia memang istriku." Marka menengahi pertengkaran kedua wanita itu.
Yeri dibuat terkejut dengan ucapan Marka tadi, ia menatap Marka tidak percaya. Tapi segera menetralkan wajahnya.
"Omong kosong, kalian hanya ingin menipuku?"
"Kau terlalu banyak basa-basi, Yeri.." geram marka dengan penuh penekanan disetiap katanya.
Prang....
Ia membanting pintu membuat alora yang sedang tertidur terkejut, Valerie juga terkejut dengan tindakan Marka yang membuatnya geleng-geleng kepala.
"Mark kau membuat Alora terkejut." tegur Valerie, Marka langsung meminta maaf.
Setelahnya mereka kembali masuk kedalam kamar untuk mengistirahatkan diri.
°°°
Seseorang tengah duduk di sofa single itu menyeringai.
"Marka Raden Aksara, ternyata kau mencoba bermain-main denganku."
TBC
Ceritanya makin lama makin gak jelas 😭😭.
Maaf kalau gak sesuai ekspektasi kalian, dan sekali lagi aku kasih tau kalau ini cerita aku murni dari pikiran aku.
Kalau ada yang sama cerita lain, mungkin hanya kebetulan semata.
Hallo temen-temen, maaf kalau kurang memuaskan. Pikiran lagi buntu.
Jangan lupa follow and vomen guys.
See you next chapter guyss ❤️
Aku lagi baik jadi aku up hari ini🥰
Ada yang kangen?
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend? [END]
Teen FictionBersahabat lawan jenis. Bukan berarti tidak ada disalah satu dari mereka yang mempunyai rasa. Apa kalian percaya jika persahabatan lawan jenis tidak akan melibatkan perasaan? Itu tidak berlaku pada persahabatan Valerie dan Marka. Mereka bersahabat...