24

659 31 0
                                    

Happy Reading...

Siang hari Valerie sedang bersantai di kolam ikan belakang rumahnya, itu kolam ikan milik Marka yang di rawat sebulan sebelum alora lahir. Valerie beralih pada bunga mawarnya yang beberapa hari ini terbengkalai karena alora yang rewel membuat Valerie kewalahan. Walaupun dewa cukup membantu tetap saja valerie tetap kewalahan. Bunda tidak jadi kesini karena urusan yang tidak dapat ditinggalkan.

"Kak.." panggilan dewa menghamburkan lamunan Valerie, ia tersadar dan mendongak menatap dewa yang sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

"Kenapa?"

"Gak mau balik Jakarta? Betah banget hampir dua tahun disini." ucap dewa mendudukan diri di kursi disamping Valerie.

"Kalau masalah itu kakak belum tau, kakak merasa lingkungan disini buat kakak nyaman."

"Nyaman? Kakak bilang nyaman? Kalau kakak bilang nyaman aku udah muak sama lingkungan disini."

"Dewa.. kenapa kamu bilang kaya gitu?"

"Aku muak kak, kakak selalu nutup telinga dari omongan mereka. Kakak harus belajar kalau omongan mereka gak bisa dianggap enteng, mereka udah keterlaluan banget sampe ngatain kakak murahan."

"Tapi itu emang fakta, dek."

"Kak erie itu segalanya buat aku, gak boleh ada yang ngatain kakak." ucap dewa dengan tatapan lurus kedepan, Valerie diam saat dewa memanggilnya dengan nama kesayangan anak itu saat kecil.

"Kak erie gak bisa kaya gini terus, coba tunjukkin ke mereka kalau kak erie gak kaya apa yang mereka bilang."

"Makasih dewa, gak nyangka adik kakak yang dulunya suka minta beliin lollipop sekarang udah gede. Makasih udah mau nasehati kakak tapi kalau kamu nyuruh kakak nunjukin sifat kakak Yang dulu ke mereka kakak gak bisa. Kamu harus hapus semua masa lalu kita karena sekarang kita tinggal dimasa kini."

"Kak erie, Wawa kangen sama kak erie yang dulu. Kak erie yang selalu jadi gardu terdepan saat Wawa di ejek karena dikatain adik tiri kakak."

"Kita saudara kandung, Wawa." ucap Valerie dengan menyebut nama kecil dewa yang selalu ia gunakan karena itu panggilan kesukaan dewa dan hanya orang tertentu yang boleh.

"Tapi kenapa temen Wawa dulu sering bilang kalau Wawa itu anak jalang?"

"Ish! Siapa yang bilang gitu sama Wawa?"

"Temen wawa." lirih dewa, Valerie memeluk adiknya yang sudah bergetar.

"Wawa anak baik, bunda itu bunda kita. Gak ada yang namanya jalang, kita cuma beda ibu tapi kita satu ayah dan ayah sayang sama kita ayah gak pernah beda-bedain kita."

"Tapi semenjak kakak pergi ayah suka ngebentak aku, suka bilang kalau aku anak sialan."

'Jonathan sialan!' umpat Valerie didalam hati, ia mengelus punggung bergetar dewa.

"Jangan nangis dong, bayi kakak sekarang udah dewasa masa masih suka nangis."

"Apa ada nih,  masa mellow disini? Harus bahagia karena hari ini udah masuk awal bulan!" Celetuk Marka datang dan langsung disuguhi pemandangan istrinya dan dewa sedang berpelukan sambil menangis.

"Marka..." Tegur Valerie Kepada Marka yang berdiri disampingnya.

Valerie melepaskan pelukannya kemudian menangkup pipi dewa, tangannya menghapus lelehan air mata di pipi dewa.

"Makasih kak, dewa masuk dulu." ucap dewa kemudian masuk kedalam meninggalkan kedua pasangan itu di taman belakang.

"Kenapa?" Tanya Marka ketika menangkap  Valerie sedang menatap dirinya lekat, ia bisa menebak ada sesuatu yang diinginkan oleh wanita itu.

"Duduk sini." valerie menepuk kursi disampingnya, Marka dengan pasrah duduk disamping istrinya.

"Kamu mau apa?" Tanya Marka to the poin.

"Mau balik Jakarta, boleh?" Seru Valerie antusias, setelah percakapannya dengan dewa tadi ia merasa keluarganya di Jakarta tidak baik-baik saja, ia akan mencoba untuk melawan traumanya, ia akan melawan rasa traumanya kepada ayahnya.

Marka yang mendengar itu dibuat terkejut oleh Valerie, dia menatap mata berbinar Valerie ada sedikit rasa takut di dalam tatapan itu tapi ia tidak bisa menolak apapun yang diminta oleh istrinya.

"Boleh, tapi kok tiba-tiba?"

"Aku mau coba lawan rasa takut aku, aku mau buka lembaran baru."

Marka juga ikut tersenyum melihat valerie tersenyum lebar, ia juga bahagia saat tau jika valerie mulai melawan rasa traumanya. Tapi jangan lupakan tentang fakta bahwa Jakarta itu banyak menyimpan kisah kelam mereka, termasuk melakukan intim hingga menciptakan alora tanpa status apapun dan Hanya menyandang status sebagai Sahabat.

"Minggu depan kita kembali ke Jakarta, apartemen yang lama juga belum aku jual dan aku juga sewa orang untuk bersihkan disana setiap sebulan sekali."

"Makasih mark... Maaf kalau sifat egois aku buat kamu gak nyaman."

"Gapapa..."

Cup

Cup

Cup

Valerie mencium bibir marka berkali-kali sebagai tanda berterimakasih, ia merasa sangat beruntung telah diberikan orang seperti marka kedalam hidupnya.

Tapi saat di Jakarta nanti ia akan menghindari Jonathan sialan, ingat itu! Dan dewa akan bersamanya karena hidup bersama orang tua lengkap tapi tertekan itu bisa membuat dewa terkena penyakit mental. Dan Valerie tidak akan membiarkan kejadian itu terjadi!

TBC

Semoga suka ya kalian❤️❤️

Jangan lupa vomen and follow me guys ❤️

Maaf kalau kurang memuaskan 😀🙏

Sekian terimakasih

See Next chapter❗😀👋

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang