17

868 41 4
                                    

Happy reading...

"MASIH BELUM KETEMU?!" teriak pria paruh baya kepada para bawahannya yang tertunduk didepannya.

"BUAT APA SAYA BAYAR KALIAN MAHAL-MAHAL KALAU KERJAAN KALIAN GAK BECUS!"

"Maafkan saya tuan, tapi selama 4 bulan ini kami sama sekali tidak berhasil menemukan putri anda." jawab salah satu dari bawahan pria paruh baya itu.

"PERGI KALIAN SEMUA!" Teriaknya lagi, dengan tergesa-gesa mereka semua pergi dari ruang kerja bosnya itu.

Pria paruh baya itu terduduk dilantai sambil meremat bingkai foto yang berisi Poto anaknya, ia ingin menangis tapi percuma ini adalah kesalahannya. Menyesal juga sudah terlambat karena tidak ada gunanya.

"Sayang, ayah kangen sama kamu..." Lirihnya memandang Poto putrinya yang sedang tersenyum manis di Poto tersebut.

°°°

Valerie dan Marka sedang berada di jalan pulang, sesuai apa yang dikatakan Valerie kemarin mereka hari ini akan check-up kandungan. Di bidan tentunya walaupun tidak selengkap seperti di kota tapi tidak terlalu buruk menurut Valerie, kandungannya sehat tapi tetap saja harus banyak beristirahat.

"Kita beli bakso disana yuk!" Seru Valerie menunjuk tukang bakso yang berada di dekat tempat bidan itu, Marka mengangguk kemudian mengandeng tangan mungil Valerie menuju tukang bakso itu.

Mereka duduk dikursi yang berada disana, memilih dibungkus daripada makan disana. Valerie sesekali melirik kearah Marka yang memperlihatkan sekitarnya.

Valerie memakai dress pink panjangnya  hingga dibawah lutut, dan dipadukan dengan jaket Marka. Sedangkan Marka hanya memakai celana hitam dan Hoodie warna hijau muda.

"Makasih ya, pak." ucap Marka dengan senyum ramah, setelah membayar mereka akhirnya pulang.

Jarak rumah bidan dan rumah mereka tidak jauh jadi tidak terlalu menguras tenaga. Valerie kedapur untuk menyiapkan makan mereka diikuti oleh Marka dibelakangnya.

"Ambil minum di kulkas dong." seru Valerie  yang langsung dilaksanakan oleh Marka, sekarang mereka duduk di meja makan berdampingan.

"Selamat makan!" Ucap Valerie dengan senyum manis hingga matanya berbentuk bulan sabit, bahagia itu sederhana tapi jika bersama orang yang tepat.

°°°

"MARKA!" Teriak Valerie sekian kalinya dari arah ruang tengah, pria itu sedari tadi ia panggil tapi tidak ada sahutan.

"Kenapa?!" Marka datang dengan tergesa-gesa, takut sang istri marah, padahal itu valerie sudah marah.

"Tolong aku bungkus ini, terus kita bagian ini ke tetangga." ucap valerie pelan.

Mereka sedang berada di ruang tengah sambil membungkus jajanan untuk dibagikan ke tetangga dan panti yang kemarin, Marka sesekali melirik Valerie yang memijit kakinya.

"Kamu cape?"

"Banget!"

"Sini." ucap Marka menepuk pahanya menyuruh Valerie kearahnya, tapi si lemot Valerie mana mengerti atas isyarat Marka.

"Jangan macem-macem!"

"Astaga, gak macem-macem cuma mau mijitin kaki kamu." ralat Marka masih bisa sabar, untuk sekarang.

"Oh." valerie dengan semangat Duduk dipangkuan Marka, tapi bukan itu yang dia inginkan melainkan ingin bermanja pada suaminya.

"Awas dulu, aku mau pijitin kaki kamu" seru Marka lembut, ia mengelus rambut panjang Valerie yang sedang memeluk lehernya.

"Biarin kaya gini bentar..." Suara valerie teredam di dada bidang sang suami, menghirup aroma dari tubuh itu.

"Aku gak pake baju, sayang... Bau keringet"

"Gak bau tapi wangi."

"Aneh!"

"Aku mau es krim!"

"Gak boleh!"

"Hm... Kok gak boleh." melas valerie mendongak menatap wajah Marka yang masih membungkus jajanan.

Marka juga menatap istrinya yang sedang menatapnya dengan tatapan berbinar, tapi untuk kali ini ia tidak akan tertipu karena valerie sudah makan es krim setelah makan bakso tadi.

"Gak boleh sayang nanti kamu sakit..."

"Sekali ini aja, bukan aku yang mau tapi baby." melas valerie dengan mempoutkan bibirnya.

Marka menyingkap pakaian Valerie hingga memperlihatkan perut bulatnya, mengelusnya pelan dan mengecup bibir plum Valerie berkali-kali.

"Baby gak boleh nyusahin mommy, untuk kali ini gak boleh makan es krim." ucap Marka dengan lembut tapi valerie semakin berkaca-kaca, entah kenapa ia sangat ingin memakan es krim saat ini.

"HUAAA!" Marka menghela nafas berat saat valerie menangis seperti anak kecil karena tidak diberi es krim, ia akhirnya menggendong Valerie ala koala menuju dapur untuk mengambil stok es krim didalam kulkas.

"Pilih tapi cuma 1!" Kalimat Marka penuh penekanan. Valerie dengan segera mengambil satu es krim tanpa melihat varian apa.

"Udah, makasih daddy." ucap Valerie, tak lupa ia mengecup pipi Marka.

Marka gemas melihat wajah polos Istrinya yang tersenyum gembira, ia selalu ingin melihat Valerie wajah gembira Valerie sampai kapanpun.

"Tetap pertahanin senyum cerah kamu..." Gumam Marka balas mencium bibir Valerie yang sedang mencoba membuka es krim.

TBC

Apakah kalian mencium aroma-aroma konflik?

Lebih suka marka sama Valerie moments sweet atau konflik?

Jangan lupa vomen guyss❤️

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang