20

829 36 0
                                    

Happy Reading...

"Kayrin? Ibu ini calon mama kayrin ya?" Tanya Nazeera dengan tatapan sendu-nya, valerie mengelus punggung sempit gadis kecil itu.

"Iya, kamu kenal sama kayrin?"

Nazeera mendongak menatap Valerie, wanita itu Panik saat melihat Nazeera siap menangis. "Kalau kayrin pergi aku sama siapa?" Lirih nazeera memeluk valerie.

"Sama Tante cantik dong, kata kayrin kemarin dia juga bakal sering kesini." ucap Valerie mencoba menenangkan nazeera, ia mencium puncak kepala mungil nazeera.

Kedua pasangan suami-istri yang akan mengadopsi kayrin tadi juga sudah pamit pergi karena masih ada yang perlu mereka urus lagi setelah ini.

"Mommy?" Gumam nazeera pelan, tapi masih bisa didengar oleh Valerie karena telinganya dekat dengan nazeera.

"Iya ini mommy, zeera jangan sedih ya." Valerie cukup terkejut tapi Setelahnya ia kembali tersenyum.

"Mommy not Tante, jadi sekarang zeera punya mommy?!" Seru nazeera antusias hingga bibirnya melengkung keatas membentuk senyum kelewat lebar.

"Iya sekarang zeera punya mommy, punya Daddy juga."

"Daddy?"

"Iya daddy, om Marka sekarang Daddy zeera."

"Kakak kok ngomong gitu?" Bisik dewa pada Samuel yang bermain ponsel di sampingnya.

"Mungkin ia coba ngehibur zeera." jawab Samuel acuh, jujur ia tidak terlalu menyukai anak-anak.

"Tapi kok disana ada seseorang yang terus merhatiin mereka." bisik dewa lagi, Samuel mendongak untuk memastikan apa yang dikatakan dewa barusan itu benar.

"Mungkin mereka takjub sama kekompakan Valerie dan zeera." ucap Samuel yang sudah kembali fokus pada ponselnya, Begitupun dewa.

"Zeera, kita pergi sekarang yok." ucap seseorang wanita yang datang menghampiri mereka, Valerie mendongak guna menatap kearah wanita yang terlihat elegan dan kaki jenjangnya yang mulus dan putih.

"Maaf, anda siapa ya?" Tanya Valerie kepada wanita didepannya ini, nazeera masih enggan menatap wanita didepannya.

"Saya orang yang mengadopsi nazeera, Jadi saya ingin membawa zeera pergi sebelum hari terlalu siang."

"Zeera gak mau ikut mama, zeera mau sama mommy!"

"Tapi dia bukan orang tua kamu!" Ucap wanita itu mulai tersulut emosi karena nazeera terus menolaknya.

"Sebaiknya Anda jaga bicara anda karena tidak baik membentak anak seperti tadi." ucap valerie mencoba memberikan pengertian kepada orang didepannya.

"Jadi kamu nganggep bicara saya salah?!"

"Bukan seperti itu tapi–"

"Ada apa ini?" Tanya ibu ketua menyela ucapan valerie tadi, ibu ketua itu nampak bingung di situasi sekarang.

"Anak ini tidak ingin aku ajak pulang." ujar wanita itu dengan menatap tajam kearah valerie.

Ibu ketua berjongkok disamping nazeera yang masih memeluk valerie. Bocah itu sungguh tidak ingin lepas dari valerie seperti ada lem ditubuh mereka.

"Zeera..."

"Iya?"

"Zeera harus ikut mama, zeera udah janji gak bakal nakal. Masa sekarang zeera gak mau?"

"Zeera mau sama mommy, ibu."

"Mommy akan selalu bertemu dengan zeera, sekarang zeera akan ikut mama kekota."

"Mommy..." Lirih nazeera menatap Valerie penuh harap tapi Valerie tidak tau harus membantu apa karena ia tidak bisa berbuat apa-apa untuk melindungi nazeera, niat awalnya ingin mengadopsi anak itu kini kandas karena wanita didepannya sudah lebih dulu.

"Zeera ikut sama mama ya, mommy disini sama daddy. Zeera gak boleh sedih." ucap Valerie dengan suara bergetar menahan tangisnya, jari lentiknya mengusap air mata yang jatuh, belum sempat valerie melanjutkan ucapannya nazeera sudah lebih dulu dibawah oleh wanita itu.

"Kamu yang kuat ya nak, ibu gak bisa nahan zeera karena wanita itu memaksa... Sekali lagi ibu minta maaf karena gagal menahan zeera tapi ini adalah permintaan terakhir zeera sebelum ia pergi dari panti." ucap ibu ketua mengelus punggung sempit valerie.

"Permintaan terakhir? Maksud ibu?" Tanya Valerie bingung.

"Zeera minta sebelum ia pergi dari sini ia ingin kamu menjenguknya... Dia juga ingin memanggil mu mommy sebelum ia pergi." jelas ibu ketua dengan tatapan sendu kepada valerie, Valerie? Jelas terkejut dengan penuturan ibu ketua, segitu inginnya nazeera mendapatkan mommy, tapi sayang takdirnya memberikan orang tua sambung yang diluar ekspektasi valerie.

"Maafin ibu ya nak, ibu benar-benar merasa bersalah karena telah melanggar janji ibu sendiri." lanjut ibu ketua, Valerie menggeleng karena disini menyesal tidak ada gunanya karena sudah terlambat.

"Kalau begitu aku pamit ya buk..." Seru Valerie dengan senyum terpaksa, ia ingin menangis tapi entah kenapa tidak ada air mata yang ingin keluar.

TBC


Kalau ada typo maaf ya, kurang fokus soalnya lagi pusing kurang enak badan.

Semoga kalian suka sama bab kali ini, kalau rada gak nyambung maaf.

Jangan lupa vomen guyss ❤️

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang