18

777 33 0
                                    

Happy reading...

Pandangan pertama yang Valerie lihat adalah suaminya yang sedang terlelap, wajahnya sangat tenang membuat hati Valerie menghangat.

"MARKA!" Teriak Valerie tepat di telinga Marka membuat pria itu terkesiap langsung dan terduduk sambil memegangi telinganya yang berdengung.

"Apasih?! Jangan teriak-teriak aku gak tuli!" Gerutu Marka memegangi telinganya yang sedikit sakit karena teriakan sang istri yang sangat nyaring.

"Aku mau bubur." ucap Valerie memelan, ia tadi hanya ingin menjahili Marka makanya ia berteriak didekat telinga suaminya.

Pria itu menghela nafas panjang dan kembali membanting dirinya disamping Valerie, ia frustasi dengan sifat Valerie yang diluar pemikirannya.

'sabar Marka, 2 bulan lagi anak itu akan lahir.' batin Marka berteriak untuk menyuruhnya bersabar.

"Boleh ya... Ya Ya Ya"

"Hm..." balas Marka dengan deheman, menutup matanya meredam amarah tidak mungkin ia melampiaskan amarahnya kepada Valerie.

°°°

Marka sedang bersantai di teras rumahnya, menikmati suasana pagi hari yang membuatnya nyaman, ditemani secangkir teh hangat.

"Assalamualaikum akang..." Sapa seorang gadis yang berdiri didepan rumah Marka.

"Hai, ada yang bisa saya bantu?" Mohon maaf Marka itu Kristen protestan, membuat gadis tadi menatapnya aneh.

"Saya disuruh ibu nganterin ini, diterima ya kang." ucap gadis itu lembut, menyodorkan semangkuk sup didepan Marka.

"Mar– oh ada tamu ternyata, hai." sapa Valerie datang dari balik pintu rumahnya, ia tersenyum menyapa gadis didepan marka.

"Hai..." Balas gadis didepannya, menatap kearah Valerie dengan pandangan meremehkan.

"Itu apa?" Tanya Valerie menunjuk kearah mangkuk yang ditangan Marka.

"Itu sup buatan ibu, buat akang. Dimakan ya, kang." jawab gadis itu, Valerie merasa dirinya tidak dianggap ada disana.

"Maaf kamu siapa nya akang ini?" Tanya gadis itu menunjuk Valerie.

"Valerie, istri Marka." ucap Valerie tegas, ia merasa tidak nyaman dengan pandangan gadis itu yang menatapnya meremehkan.

"Marka siapa?" Tanya gadis itu bingung, Valerie berdecih dalam hati.

"Saya, saya Marka ada apa ya?" Celetuk Marka yang sedari tadi diam.

"Akang Marka?"

"Iya, udah selesaikan? Silahkan pulang, MAKASIH." bukan marka tapi Valerie, bukan bermaksud untuk mengusir tapi ini memang harus karena tanda-tanda pelakor mulai terlihat.

"Saya permisi, akang."

Valerie menarik tangan Marka untuk masuk kedalam rumah, masih pagi tapi moodnya sudah dirusak oleh gadis itu.

"Itu siapa?" Tanya Valerie sedikit kesal dengan Marka yang kebingungan.

"Itu shenna anak buk Nurul." jawab Marka membernarkan anak rambut Valerie yang berantakan.

"Buk Nurul yang rumahnya diperempatan?!" Sungut Valerie sedikit berteriak, membuat Marka menutup telinganya.

"Astaga, jangan teriak-teriak terus sayang, telinga aku bisa budeg karena kamu teriak terus!" Gerutu Marka menangkup pipi chubby valerie.

"Emang ya, buah jatuh gak jauh dari pohonnya buktiknya anak sama emak gak beda jauh, sama-sama ganjen!"

"Sabar sabar, kasihan baby kalau kamu emosi terus."

"Bodoamat! Baby itu ada dipihak aku jadi kalau dia gak terima yaudah bodoamat!"

'sabar-sabar' batin Marka berteriak, ia mengelus dadanya untuk menghilangkan amarahnya.

°°°

Jika tadi pagi Valerie masih bisa berbahagia dan marah pada Marka sekarang tidak! Wanita itu menangis selama 3 jam ini karena Marka tidak menuruti keinginannya untuk kekota menemui bunda, bukan tanpa alasan tapi ia takut jika akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada Valerie.

"Sayang udah dong nangisnya, nanti kamu sesek napas loh." ucap Marka mengelus punggung Valerie yang berada di pelukannya.

"Mau ketemu bunda, Marka." lirih Valerie dengan suara parau khas orang menangis lama, Marka mengecup puncak kepala wanita itu.

"Iya nanti, kita bakal ketemu bunda habis baby lahir."

"Mau sekarang, Marka!"

"Nanti ya, kamu belum boleh kemana-mana apalagi kekota nanti terjadi sesuatu sama kamu."

Tok...tok...tok...

"Udah ya, aku mau buka pintu ada tamu."

"No!"

Dengan berat hati Marka menggendong Valerie menuju pintu utama rumah mereka, dengan tangan Valerie melingkar di lehernya, ala koala.

Klik...

"Hai..." Sapa wanita paru baya dengan senyum masam, Valerie merasa familiar dengan suara itu ia melihat wanita itu dan...

"BUNDA?!" Pekik Valerie keras, bunda mengangguk dengan mata berkaca-kaca siap menangis ketika melihat Valerie yang selama ini ia rindukan.

Dengan segera wanita itu turun dari gendongan Marka dan berjalan menuju bunda yang kini merentangkan kedua tangannya meminta Valerie untuk masuk kedalam pelukannya, dengan senang hati Valerie menerima pelukan hangat yang selama ini ia rindukan itu.

"Kamu kemana aja sayang, bunda kangen..." Lirih bunda yang masih terisak sambil memeluk Valerie erat seperti tidak ingin kehilangan.

"Ekhmm..." Deheman seseorang menyadarkan mereka jika masih ada orang lainnya bukan hanya mereka, bukan Marka tapi bocah disamping bunda.

"Bunda doang yang dipeluk? Aku gak? Padahal aku yang paling kerja keras untuk cari." cibir bocah lelaki itu kepada Valerie tersenyum kearahnya.

"Yakin dek?" Celetuk salah satu bocah lainnya, bunda tidak sendirian tapi bersama keluarga Marka.

"Sini aku peluk." Valerie merentangkan tangannya kepada kedua bocah yang sedang adu argumen itu. Dengan senang hati keduanya memeluk Valerie.

Samuel dan dewa melepaskan pelukannya dan mereka semua masuk kedalam rumah karena tidak enak dengan tetangga yang bisa saja meresa terganggu.

TBC

Karena aku baik jadi aku update hari ini❤️

Jangan lupa vomen guyss ❤️❗

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang