29

570 31 3
                                    

Happy Reading...

Pagi-pagi bunda mengabari Valerie jika bunda ingin bertemu dengannya, bukan di rumahnya ataupun dirumah bunda melainkan di cafe. Selama ia di Jakarta ia belum pernah berkomunikasi dengan bunda atau bertemu, semuanya terasa asing.

Valerie berpikir jika bunda ingin bertemu dengannya karena masalah dirinya dan ayah, Valerie sangat malas jika soal membahas ayahnya karena ia masih suka teringat kejadian saat ayahnya memarahinya karena, hamil.

Mata Valerie memerah saat mengingat kejadian saat ia dibentak oleh ayahnya, dan malam dimana ia dan Marka kabur bersama alora yang saat itu masih didalam kandungan.

Wanita itu terkesiap saat tangan kekar memeluk pinggangnya dari belakang. Tanpa melihat siapa yang memeluknya, siapa lagi jika bukan suaminya.

"Alora?"

"Dia main di ruang tengah."

"Kok kamu Tinggal?!"

"Tenang, dia gak bakal kenapa-kenapa."

"Hm..."

"Kamu mau ketemu bunda?"

"Iya, nanti siang."

"Sama siapa?"

"Mami dan bunda, aku juga bakal bawa alora."

"Oh, hati-hati ya."

"Kamu gak ke kantor?"

"Bentar lagi."

"Kena–"

"HUAAA!" suara tangis melengking membuat Valerie dan Marka terkejut, mereka langsung berlari kearah ruang tengah menuju alora.

"Mom... Hiks..." Lirih alora mendongak menatap Valerie dan Marka yang baru datang dengan napas tersengal-sengal.

"Kenapa sayang?" Tanya valerie lembut mengusap air mata alora, gadis kecil itu Diam sesaat sebelum memberontak mencoba menyingkap dress yang digunakan Valerie.

"Cucu lola mau cucu."

"Iya kita nenen tapi lora diem dulu nanti jelek kalau nangis terus"

"U'm!"

Valerie menghela nafas berat sebelum membawa alora menuju sofa dan menyingkap dress nya hingga memperlihatkan dua gundukan yang masih tertutup oleh bra, kalau kata Marka itu sih sekarang jadi minuman favorit. Dasar mesum!

Dengan segera alora menyambar salah satu payudara Valerie dengan bar-bar, tangan Marka dengan jahil meraup salah satu payudara Valerie yang menganggur membuat Valerie menahan desahannya. Sedangkan alora anak itu sudah mulai memejamkan matanya, kelelahan.

"Ma-arka ahh, Mark hmppph." Valerie berusaha menahan suara laknat yang ingin keluar dari mulutnya, tidak mungkin ia mendesah disini karena masih ada alora.

Marka tersenyum jahil kemudian mendekatkan wajahnya pada ceruk leher Valerie, meninggalkan tanda kemerahan disana.

"Nanti malam?" Tanya Marka dengan suara berat, niat menggoda.

"Iya..." Jawab Valerie pasrah daripada dirinya ditelanjangi disini oleh Marka si mesum. Marka senyum penuh kemenangan.

"Kalau gitu aku berangkat dulu, bye honey." ucap Marka tak lupa mencium pipi kedua Princess nya, tapi untuk Valerie beda karena wanita itu di seluruh wajah tidak lupa di bibir.

°°°

Sesuai apa yang dikatakan pagi tadi, siang ini Valerie menemui bunda dan mami di sebuah cafe yang berada di pusat kota. Cafe dream, cafe yang dulu menjadi tempat dimana dirinya dan kedua sahabatnya suka kesini saat pulang sekolah.

Mendudukan diri didepan kedua wanita paruh baya, Valerie tersenyum tipis dengan alora yang sibuk sendiri di pangkuannya. Anak itu tidak rewel karena  sebelum kesini Valerie sudah menidurkan alora lebih dulu dan anak itu juga sudah makan.

"Sampai kapan kamu sama ayah mau kaya gini terus, nak?" Ujar bunda to the poin, valerie diam sejenak sebelum menjawab.

"Sampai ayah sadar jika menyakiti aku dan dewa tidak akan membuahkan hasil!" Jawab Valerie lantang, ia menatap bunda lekat.

"Nak, tolong maafkan ayah kalian ini semua terjadi karena ayah tidak dapat mengendalikan emosinya, ayah kalian sekarang temperamental." ujar bunda dengan suara bergetar.

"Aku usahain ya, bunda. Tapi kalau kalian minta aku maafin ayah sekarang... Maaf aku gak bisa."

"Sayang... Mami tau ini semua berat untuk kamu memaafkan ayah kalian. Tapi ini semua demi dewa dan kamu nak, kalian tau dengan nazeera? Sekarang anak itu berada di tangan Jonathan karena ayahmu merasa jika anak itu Mirip dengan dirimu, menurut ayahmu itu adalah dirimu yang masih kecil." mami ikut dalam pembicaraan mereka, dan yang membuat Valerie terkejut dengan fakta yang baru ia tau. Nazeera? Anak yang  selama satu tahun tidak bertemu dengannya karena dia diadopsi, tiba-tiba momen dimana nazeera di tarik paksa oleh seorang wanita terlintas dipikirannya.

"Maksud mami? Zeera anak panti asuhan yang berada di Bandung?"

"Iya, kami baru mengetahuinya saat 2 bulan lalu Jonathan membawanya kerumah, dewa sudah menjelaskan semuanya pada kami jika bocah itu akrab denganmu, tapi nazeera di sembunyikan oleh Jonathan di ruang khusus."

"Ruang khusus?"

"Ruang khusus yaitu kamar kamu yang sudah dirombak menjadi ruang privat ayahmu." jawab bunda dengan senyum masam.

"Ini gak bisa dibiarkan bunda, mami."

"Anak itu setiap malam menangis, kami selalu mendengarnya setiap kami melalui jalan itu."

"Hanya kamu yang bisa menyelamatkannya, Valerie." mohon mami dengan menatap Valerie penuh harap.

"Maksud mami? Kenapa aku? Aku gak tau caranya mami."

"Hanya kamu Valerie, kunci kamar itu tidak dirubah sama sekali dan bunda punya kunci cadangan yaitu kunci kamu dulu, tapi kami tidak seberani itu untuk menyelamatkan nazeera karena ayahmu akan mengamuk dan melampiaskannya pada bocah kecil itu." jelas bunda.

"Kita kerumah bunda sekarang!" Seru Valerie tegas, alora sampai terkejut karena Valerie tiba-tiba berdiri dan tatapannya seperti penuh amarah.

"Bahaya Valerie!"

"Tapi ini demi zeera, mami bunda.."

"Jangan gegabah, nazeera bisa terluka."

Tanpa memperdulikan teguran mami dan bunda Valerie segera menuju mobilnya, mami dan bunda panik langsung mengejar Valerie yang sudah masuk kedalam mobil dengan gadis kecil di gendongannya.

Setelah perjalanan Lima belas menit mereka sampai dirumah yang dulu ia tempati bersama keluarganya, rumah yang penuh kehangatan dan kebahagiaan mengisinya kini sudah seperti rumah yang ditinggalkan Karena sunyi dan hening auranya nampak gelap dari rumah lainnya.

Alora ketakutan dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Valerie, dengan langkah ragu Valerie melangkah masuk kedalam rumah, rumah ini seperti tidak berpenghuni dan suasana sangat sunyi dan tenang tapi tidak setenang yang kalian pikirkan.

"Akhirnya kau datang... Ternyata penantian ku selama dua tahun tidak sia-sia." suara yang sangat ia kenal dan tidak ia dengar selama 2 tahun ini kembali.

Pria paruh baya datang dengan keadaan berantakan dan sebotol wine ditangannya.

TBC

Halo guys, i'm back!!!

Penasaran gak sama kelanjutannya?

Typo Tandain ya..

Jangan lupa vomen dan follow me😀

See you next chapter ❤️❗

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang