11

1.2K 53 4
                                    

Happy reading...

Bunda menatap kearah valerie yang masih memejamkan matanya, wajah pucat dan tangan terdapat selang infus.

"Permisi nyonya.." ucap suster yang datang untuk memeriksa keadaan Valerie.

"Iya?"

"Boleh saya memeriksa keadaan pasien?"

"Boleh suster... Silahkan."

"Oh iya, nyonya di panggil dokter Joy untuk keruangan nya." ujar suster sebelum izin memeriksa keadaan Valerie.

"Makasih suster, saya permisi dulu ya, suster." seru bunda pamit menuju keluar ruangan.

°°°

Bunda masuk kedalam ruangan dokter yang ia ketahui bernama tag Joy, sebelumnya ia sudah mengetuk terlebih dahulu. Bunda duduk didepan dokter Joy, yang menampilkan senyum yang sulit diartikan.

"Kalau boleh saya tau, anak saya kenapa ya dok?" Tanya bunda kepada wanita didepannya.

"Sebelumnya saya minta maaf nyonya. Saya harus memberi tau anda jika anak anda mengalami pendarahan yang cukup parah, tapi untungnya dia dibawa tepat waktu, jadi kami bisa menyelamatkan janin yang kandung oleh anak anda. Kandungannya lemah jadi sangat rawan akan mengalami keguguran." penjelasan Joy membuat bunda membeku dan merasa tidak percaya dengan yang dikatakan oleh joy.

"Maksud dokter..." Bunda menjeda ucapannya tapi Joy mengangguk mengiyakan.

"Iya anak anda mengandung dan usia kandungannya berjalan 2 bulan."

Setelah bertemu dengan dokter Joy bunda langsung pamit keluar menuju ke kamar inap Valerie. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia dengar barusan, ia menatap wajah pucat Valerie yang masih betah memejamkan matanya.

Bunda menggengam tangan valerie dan mengecupnya, ia tidak tau harus menyalakan siapa saat ini. Ia tidak menyangka Valerie sekarang sedang mengandung dan usia kandungannya sudah 2 bulan. Ia tidak tau siapa ayah dari janin itu yang jelas ia sangat kecewa saat tua jika Valerie sedang mengandung.

°°°

Valerie membuka matanya saat merasakan tangannya berat seperti ada sesuatu. Melihat sekelilingnya merasa asing dan aroma obat-obatan yang sangat mendominasi membuat Valerie pusing, ia melihat kesamping dan menemukan Marka yang tertidur dengan menggenggam tangannya.

Dengan perlahan ia menarik tangannya dari genggaman Marka. Menatap wajah pria itu saat tidur mirip seperti pangeran tidur, wajah tenangnya membuat Valerie tersenyum. Tangannya tergerak untuk mengelus rambut lebat Marka, kemudian hidung, pipi terakhir bibir Marka.

Tapi tiba-tiba tangannya dicengkeram pelan oleh tangan lainnya yang membuat Valerie terkejut, selanjutnya Marka membuka matanya dan tersenyum hangat pada Valerie.

"Kamu udah sadar... Ada yang sakit?"

Valerie menggeleng dan mencekal tangan Marka saat pria itu akan memencet tombol disamping bangkar nya. Mencoba tersenyum demi menyakinkan Marka ia akan baik-baik saja.

"Kamu beneran gak ada yang sakit?" Tanya Marka pelan tangannya terulur untuk mengelus rambut panjang Valerie.

"Gapapa, Mark." lirih Valerie dengan senyum tipis yang masih lekat di wajah pucat nya.

°°°

Valerie sedang berbincang dengan sahabat-sahabatnya, melihat senyum Valerie membuat bunda ikut tenang tapi ia masih belum berani bertanya hal 'itu' pada valerie karena takut valerie akan kembali diam seperti beberapa hari ini.

"Kok kamu bisa kepeleset dikamar mandi, gimana ceritanya?" Tanya Reina yang duduk di sisi ranjang Valerie, Nana yang duduk di kursi disamping valerie juga mengangguk.

"Lantainya licin terus aku juga gak hati-hati." jelas Valerie dengan pelan, Nana dan Reina mengangguk mengerti. Mereka belum tau jika Valerie mengalami pendarahan dan hampir keguguran, mereka hanya tau jika Valerie masuk kerumah sakit karena kepeleset didalam kamar mandi. Valerie saja tidak tau jika ia mengandung.

"Masih pusing?" Tanya bunda kepada valerie yang sedang berbincang dengan sahabatnya, ia mengelus bahu valerie yang menatapnya sendu.

"Udah berkurang, bunda..."

"Ini udah waktunya makan siang, kalian mau pesen apa?" Celetuk ayah Jonathan yang baru masuk kedalam ruang inap Valerie.

"Eh, gak usah om kita bentar lagi mau pulang kok." tolak Nana dengan lembut, bukan maksud menerima ajakan Jonathan tapi mereka sebentar lagi mereka harus segera pulang.

"Yakin?" Tanya Valerie Kepada kedua temannya itu, Nana dan Reina mengangguk pelan.

"Kalau gitu kita pamit pulang dulu ya om, Tante soalnya ada janji sama temen." ucap Reina dan Nana, bunda dan ayah mengangguk kemudian kedua teman anaknya itu pamit pulang.

Jonathan mendekati anaknya yang sedang duduk diatas bangkar sambil memakan melon yang dibelikan dewa tadi. Bunda pamit keluar untuk membeli makanan.

"Valerie..." Panggil Jonathan lembut, ia menggenggam lembut tangan Valerie yang sedang ingin menyuapkan melon kedalam mulutnya.

"Hm..." Valerie hanya membalas deheman lalu menyingkirkan tangan ayahnya yang menghalanginya untuk makan.

"Ayah mau nanya tapi Valerie harus jawab jujur." seru ayahnya yang membuat Valerie langsung mengangguk kaku.

"Kamu tau kalau kamu hamil?" Pertanyaan ayahnya membuat Valerie melotot terkejut,  ia tidak tau sama sekali mengenai hal tentang ia hamil. Valerie merasa ia tidak pernah berhubungan intim lagi sejak 3 bulan yang lalu.

"A-ayah gak bohong kan? Aku gak tau kalau aku hamil ayah..." Lirih Valerie dengan memainkan jari-jarinya.

"Kamu melakukannya dengan siapa Valerie?" Valerie menunduk tidak berani menatap mata setajam elang ayahnya, ia tidak akan mengira jika ini semua akan terjadi.

"Jawab Valerie!" Tegas ayahnya memegang dagu Valerie menyuruhnya untuk mendongkrak menatap dirinya.

"Valerie tidak bisa me-memberi t-au, ayah..." Gumam Valerie pelan, mencoba menahan tangisnya yang akan pecah.

"Beritahu ayah, Valerie." nada ayahnya masih tenang tapi penuh penekanan, Valerie semakin takut sekarang karena tidak ada yang menyelamatkannya dari amarah sang ayah.

"Le-lepasin a-ayah."

"Siapa ayah dari janin itu?!" Teriak Jonathan tepat di depan wajah Valerie, membuat Valerie menutup matanya ketakutan melihat wajah merah sang ayah yang sedang marah.

"Lepasin ayah..." Lirih Valerie berusaha melepaskan tangan ayahnya yang mencekram dagunya.

TBC

Gimana update kali ini? Maaf kalau alurnya gak sesuai ekspektasi kalian༎ຶ‿༎ຶ

Buat yang udah vote makasih semua, aku usahain buat gak ngecewain kalian ❤️❤️

Sejauh ini gimana menurut kalian? Aku harap gak ngecewain kalian ya😭😭

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang