28

594 31 4
                                    

Happy Reading...

7 bulan berlalu dan tidak ada yang berubah dari kehidupan Valerie dan Marka, tapi sekarang bedanya itu adalah rumah mereka selalu ramai dengan teriakan dan tawa dari alora yang sekarang sudah sangat aktif. Valerie sampai heran kenapa sampai bisa mempunyai suami yang jahil dan anak yang aktif tapi cengeng siapa lagi jika bukan Marka si pelaku.

"Alora mau cookies?" Tanya valerie Kepada alora yang berada dipangkuannya gadis kecil itu sakit jadi sedikit rewel, dan terus menempel pada Valerie membuat Marka iri.

"Kuki?" Tanya alora kepada Valerie yang sedang mengelus punggungnya, mata bulatnya menatap kearah sang ibu.

"Cookies not Kuki, cookies mau?"

"Mau!" Jawab alora dengan suara cempreng dan bibirnya mengerucut guna menyebutkan huruf 'u'.

"Ayo kita kedapur! Let's go."

"Let go!"

Marka yang baru turun dari tangga hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku anak dan istrinya, senyum tipis terpatri di wajahnya. Jika kalian bertanya apa Marka tidak menyesal? Marka akan menjawab bahwa dirinya tidak menyesal sama sekali, Valerie hanya miliknya dan hanya miliknya untuk selamanya. Ia sudah mencintai Valerie dari 1 SMP saat pertama kali ia mengenal apa itu cinta, tapi sayang ia juga yang telah merusak Valerie hingga dibenci keluarganya sendiri.

Ting... Ting... Ting...

"Marka bukain pintu!" Teriak Valerie dari arah dapur, marka yang ingin kedapur tidak jadi karena ada tamu.

"Iya!" Balas Marka sedikit berteriak.

Klik...

"Loh?! Kalian ngapain pake pakaian bocah alay gini?" Terkejut Marka dan hampir tertawa jika saja mulutnya tidak di bekap oleh Samuel selaku pelaku.

"Alay alay, kalau bukan mami yang suruh kita juga gak mau!" Sarkas Samuel, dewa hanya abai kemudian masuk kedalam rumah meninggalkan pemilik rumah yang sedang beradu argumen.

Marka menjitak dahi Samuel saat lelaki itu baru melepas bekapannya pada mulut marka dan berhasil menghasilkan ringisan keluar dari mulut Samuel.

"Kurang ajar banget lo sama gue!" Ketus Marka menarik kerah lengannya hingga sebatas siku, Samuel terkejut dengan kakaknya ini.

"Bacot Lo kak!" Tukas Samuel kemudian berlari masuk kedalam menyusul dewa yang sudah duduk santai di depan tv ruang tengah.

"Dasar alay!" Pekik Marka yang masih didepan pintu.

°°°

Samuel dan dewa sedang bersantai diruang tengah dengan memangku setoples cookies buatan Valerie, dan diatas meja juga berisi nampan berisi ayam geprek yang Marka beli untuk mereka. Mereka menonton tv dengan selonjoran di sofa.

"Weh! Weh! Tutup mata-mata mau adegan delapan belas plus." heboh Samuel ingin menutup mata dewa karena adegan film yang mereka tonton akan menayangkan adegan dewasa.

"Apasih! Udah dewasa!" Gerutu dewa menyingkirkan tangan Samuel yang kotor berminyak karena sedari tadi lelaki makan.

"Tangan lu berminyak!" Tambah dewa menatap kearah Samuel tajam, sedangkan Samuel hanya cengengesan.

"Bubub! Bubub! Bubub." mendengar pekikan familiar mereka sontak langsung kearah gadis kecil yang merangkak kearah mereka.

"Bubub apa, lora?" Tanya dewa mengambil alora kegendonganya tidak lupa mengecup pipi chubby alora yang seputih susu, mirip seperti warna kulit sang ayah.

"Bubub! Wawa bubub!" Pekik alora lagi tepat di depan wajah dewa, Samuel sontak tertawa melihat wajah memelas dewa.

"Mommy sama daddy mana?" Tanya Samuel dengan mencubit pipi alora pelan, takut membuat gadis kecil itu menangis.

"Mommy? Daddy?" Tanya alora dengan menatap Samuel dan dewa bergantian, matanya berkedip-kedip.

"Alora! Astaga dicariin kemana-mana taunya disini." celetuk Valerie datang dengan tatapan frustasi menatap kearah Alora yang sedang senyum manis kearahnya.

"Kak erie dari mana?"

"Habis mandi langsung panik Karena alora gak ada dikamar, kakak kira dia tidur sama Marka."

"Lora nakal?" Tanya dewa Kepada gadis kecil yang sedang digendongnya.

"Akal Icu apa?" Tanya alora dengan tatapan polos tapi suka menghipnotis.

"Goblok! Anak kecil malah ditanyain!" Sarkas Samuel kesal melihat ke tololan dewa.

"Samuel..." Tegur Valerie saat Samuel mengucapkan kata yang seharusnya tidak boleh didengar oleh alora.

"Maaf kak.." cicit Samuel menunduk.

"Iya gapapa."

"Kalian gak mau makan?" Lanjut valerie.

"Ini aku lagi makan... Dewa aja yang gak mau makan."

"Kenapa?" Tanya Valerie Kepada dewa yang sedang bercanda dengan alora, anak itu sontak menatap kearahnya.

"Belum laper, nanti kalau udah laper pasti dimakan."

"Harus makan dewa, duduk disamping Samuel biar kakak suapi." mutlak Valerie ia mengambil alora dari gendongan dewa kemudian duduk di meja lebih tepatnya di depan Samuel.

Valerie tidak memakai sendok karena memang disini tidak ada sendok jadi ia menyuapi dewa memakai tangannya sendiri, dewa juga tidak protes dan pasrah.

"Kalian mau beliin kakak nasi Padang?" Ujar valerie menatap adiknya kemudian beralih menatap adik iparnya.

"Lah? Bukannya kakak tadi masak?" Sahut Samuel dengan mata masih tertuju pada tv didepannya.

"Tadi masak ayam kecap sama udang goreng, kakak gak suka ayam kecap cuma Marka suka ayam kecap, terus udang rasanya liatin aja udah mau muntah."

Dewa menatap kearah Samuel yang juga menatapnya, seakan telepati mereka mengangguk.

"Kita sepemikiran?" Tanya Samuel dan langsung diangguki oleh dewa.

"Kakak gak mau periksa?"

"Periksa apa?"

"Siapa tau kan berisi."

"Matamu berisi! Orang aku lagi gak nafsu makan."

"Galak amat." celetuk pria yang baru datang dan memeluk Valerie dari samping dengan muka bantal, belum mencuci muka.

"Gimana gak galak, aku di tuduh hamil lagi!"

"Eh tapi kalau beneran pro juga kak Mark." bisik Samuel kepada dewa disampingnya.

"Bisikin apa kalian?" Tanya Valerie penuh selidik.

"Gak! Gak bisikin apapun!" Panik samuel.

"Daddy! Daddy!"

"Apa lora sayang?"

"ium ium!" alora memonyongkan bibirnya ingin mencium pipi marka, anak itu sedari tadi sibuk memainkan kancing kemeja Valerie dan tidak sengaja melihat Marka menempel pada Valerie.

"Kak udah dong, aku kenyang." melas dewa, Valerie menatap Dewa aneh karena ia baru menyuapkan dua kali kedalam mulut dewa tapi anak itu sudah bilang kenyang.

"Hah? Dua kali suapan udah kenyang?" Sahut Samuel menatap dewa tidak percaya.

"Iyalah kenyang, emang elu makan ayam doang tapi gak habis-habis." sewot dewa.

"Udah-udah jangan berantem, Samuel lanjut aja makannya. Dewa! Kamu masih harus makan!"

Lerai Valerie sebelum pertikaian itu semakin berlanjut, dewa dan samuel kicep saat macan sudah bersuara. Marka saja ikut diam dengan alora yang sudah pindah di pangkuannya.

TBC

Akhirnya bisa aku up juga!!

Apakah kalian happy?

Kalau ada typo Tandain ya.

Gimana chapter kali ini?

Sekian terimakasih ❤️

See you next chapter ❤️❗

Jangan lupa vomen dan follow me 😀

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang