Happy reading...
Valerie merasa kesepian sekarang, Bunda dan mami juga sudah pulang 3 hari yang lalu. Jika seperti ini biasanya Valerie akan ke panti menemani nazeera tapi sekarang gadis kecil itu sudah mempunyai keluarga. Ia sangat merindukan nazeera, apalagi senyum ceria nazeera dan mata bulat yang persis seperti miliknya.
"Hei, Kok ngelamun?" Ucap Marka menyadarkan Valerie dari lamunannya, ia baru pulang dari bekerja saat pukul 4 sore.
"Kamu kapan pulang?" Tanya balik Valerie.
"Baru, aku udah ketuk-ketuk pintu tetap aja gak ada sahutan."
"Terus ini bisa masuk, gimana?"
"Dibukain mbak Kunti." canda Marka yang langsung mendapatkan tamparan keras di lengannya.
"Serius, Mark!"
"Buka sendiri lah! Yakali hantu siang bolong."
"Eh? Oh iya, kok aku bisa lupa ya padahal aku yang kasih kunci cadangan." ucap Valerie dengan terkekeh diakhir kalimat.
"Istri ku yang cantik ini, lagi ngapain?"
"Lagi lahiran!"
"Gak boleh gitu, geulis."
"Gombal!"
"Wajib."
"Marka prik!"
"Bodoamat." ucap Marka kemudian berlari menuju kamar untuk membersihkan diri, tapi sebelum pergi ia menyempatkan diri untuk mengecup pipi chubby valerie.
°°°
Mereka berdua sedang berada dikamar dan saling memeluk, Marka sedang bermain ponsel dengan tangan satunya mengelus rambut panjang Valerie. Masih terjaga walaupun diluar sana sudah menggelap, larut malam.
"Mark..."
"Hm..."
"Baby mau cium."
"Baby yang mau cium atau mommy?" Goda maria marka mencolek pipi chubby valerie, membuat Valerie mendengus kesal.
"Baby, mark."
"Mending sekarang tidur, nanti aku kelepasan sayang..."
"Cium dulu marka!"
Cup
Marka mengecup bibir plum Valerie, ia sekarang sudah sangat mengantuk tapi ini semua demi bayi mereka.
"Sekarang tidur."
"Lagi..." Rengek Valerie dengan wajah melasnya.
Cup
Cup
Cup
"Sekarang tidur atau aku gak mau meluk kamu!" Ancam Marka memeluk istrinya erat, tidak lupa ia mengecup puncak.
"Itu kecupan marka..."
"Kamu mau aku tidurin paksa malem ini?"
"No!"
"Yaudah sekarang tidur"
Tapi lima menit kemudian terdengar suara dengkuran halus dan lembut teratur, Valerie tertidur pulas dengan wajah bersembunyi di dada bidang Marka.
Pria itu meletakkan ponselnya di atas nakas kemudian mengeratkan pelukannya, tak lama ia juga menyusul Valerie menuju alam mimpi.
°°°
"Marka...hiks"
"Marka...hiks...Marka"
Valerie terus memanggil nama suaminya karena saat dirinya bangun tidak menemukan pria itu, matanya sudah sembab karena terlalu lama menangis, dirinya tidak beranjak dari kamar itu ia terus saja memanggil nama suaminya dengan duduk ditepi ranjang.
Klik...
"Astaga, valerie kenapa nangis?!" Panik marka saat melihat wajah sembab Valerie.
"kau kemana saja?!" Pekik Valerie tepat didepan wajah Marka, pria itu menghela nafas panjang dengan mengelus dada, berusaha sabar.
"Tadi aku keluar untuk membeli bubur, aku tidak tega membangunkan kamu yang sedang tertidur pulas." jawab Marka lembut, tangannya dengan lembut mengelus perut bulat Valerie.
"Tapi aku takut kamu pergi, seharusnya kamu membangunkan ku karena aku tadu sangat takut sendirian." lirih Valerie dengan mata sembabnya terus menatap kearah Marka.
"Maafkan aku.." cicit Marka.
"Iya, Dimana buburnya?"
"Didapur, ayo kita keluar."
Mereka keluar kamar menuju dapur untuk memakan bubur yang telah Marka pindahkan ke dalam piring.
"Kamu membeli ini Dimana?" Tanya valerie dengan mulut penuh, marka yang Melihat itu khawatir jika valerie tersedak.
"Kunyah dulu nanti kesedak."
"Um!"
Setelah sarapan Marka dan valerie, hm.. mandi bersama. Kalau kata mereka agar tidak terlalu lama karena hari ini mereka akan pergi kekota untuk membeli peralatan baby yang satu bulan lagi lahir kedunia.
Sekarang mereka sedang berada dijalan menuju kota, Valerie tertidur pulas di samping Marka. Perjalanan tidak terlalu jauh karena mereka berbelanja di Bandung, Valerie belum berani ke Jakarta takut dengan ayahnya.
"Sayang..." Panggil marka pelan, ia sebenarnya tidak tega membangunkan Valerie tapi ini harus karena mereka sudah sampai di pusat perbelanjaan.
"Eunghh?" Valerie menggeliat, ia perlahan membuka matanya perlahan, mengerjap-ngerjap lucu.
"Ayo, kita sudah sampai."
"Sudah sampai?" Tanya Valerie dengan suara parau khas orang bangun tidur, marka mengangguk lalu menggandeng tangan mungil Valerie masuk kedalam.
Tanpa diduga Valerie seperti orang yang kalap ketika memasuki ruangan yang penuh dengan peralatan bayi, dari mulai memilih baju dan semua peralatan semacamnya. Marka sampai terkejut melihat istrinya memilih semua yang dilihat didepan matanya.
"Stroller sepertinya dibutuhkan." Marka memberi saran tapi Valerie masih betah memilih baju.
"Sepertinya begitu." jawab valerie setelah sekian lama terdiam.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriend? [END]
Teen FictionBersahabat lawan jenis. Bukan berarti tidak ada disalah satu dari mereka yang mempunyai rasa. Apa kalian percaya jika persahabatan lawan jenis tidak akan melibatkan perasaan? Itu tidak berlaku pada persahabatan Valerie dan Marka. Mereka bersahabat...