13

1.4K 49 3
                                    

Happy reading...

Setelah seminggu dirawat di rumah sakit akhirnya Valerie di izinkan pulang, tapi walaupun begitu valerie harus tetap istirahat karena kesehatannya belum pulih sepenuhnya.

Selama seminggu juga Marka tidak memperlihatkan batang hidungnya, valerie mulai gelisah karena takut Marka kabur dari tanggung jawabnya.

"Kamu istirahat aja, nanti kalau butuh sesuatu panggil dewa atau bunda, ya?" Ucap bunda kepada valerie yang sudah duduk diatas ranjang kamarnya, Valerie mengangguk kemudian bunda keluar dari kamar untuk menyelesaikan sesuatu yang sempat tertunda.

°°°

"Valerie... Valerie..." Wanita itu terbangun saat mendengar bisikan itu, ia merasa tidak asing dengan suara itu, saat ia membuka mata ternyata benar itu Marka.

Ia hampir saja berteriak saat melihat Marka menggunakan pakaian serba hitam, membuat Valerie takut tapi ia lebih takut ketika melihat wajah Marka penuh lebam.

"Ngapain kamu?!"

"Aku gak bisa ngejelasinnya sekarang, yang penting sekarang kita harus pergi dulu dari rumah ini."

"Tapi kenapa Marka?"

"Ini demi keselamatan anak kita valerie."

"Disini aman, Marka."

"Gak! Ayah kamu mau gugurin anak itu."

"Jangan bohong kamu! Ayah aku gak mungkin kaya gitu!"

"Yang penting sekarang kamu harus selamat, kita gak punya banyak waktu!"

"Kita mau kabur lewat mana?"

"Kamu ikutin aku jangan sampe ketahuan!"

"Tapi ini udah malem Marka..."

"Kita harus keluar dengan selamat Valerie... Diluar sana banyak penjaga ayah kamu!"

Disini lah Valerie sekarang, kabur bersama Marka entah kemana. Yang valerie tau ini semua adalah usulan dari mami Tavisha yang menyuruh Marka membawa valerie kabur sebelum Jonathan bertindak.

Mobil Marka melaju membelah jalanan Jakarta yang malam ini cukup padat. Mereka akan menuju bandung. Kenapa Bandung? Karena hanya disana tempat paling aman bagi mereka berdua, tinggal di desa yang berada di Bandung adalah usulan Marka. Pria itu juga sudah membeli rumah disana untuk mereka tempati, Marka menghilang selama seminggu karena di hajar oleh Jonathan, dan dia juga memanfaatkan saat itu untuk mempersiapkan diri membawa kabur Valerie.

"Kamu yakin disini aman?" Tanya valerie kurang yakin, ia tau jika tinggal di desa tidak mudah tapi hanya ini jalan satu-satunya agar dia selamat dari kejaran ayahnya.

"Cuma disini yang paling aman, warga disini juga ramah. Buang kartu ponsel kamu disini!"

"Kenapa?" Tanya valerie tidak terima Marka menyuruhnya membuang benda berharga itu.

"Buang valerie! Ayah kamu bisa melacak nomor ponselmu!"

Mau tidak mau Valerie membuang kartu ponselnya, setelah menempuh perjalanan 5 jam akhirnya mereka sampai di desa yang menurut Valerie asri. Mereka sampai saat waktu sudah menunjukkan pukul 4 subuh, dari Jakarta ke Bandung membuat Valerie kelelahan.

"Kalau cape istirahat aja." ucap Marka mengantar Valerie menuju kamar yang sudah ia siapkan, valerie menggenggam tangan Marka takut tidur sendiri.

"Jangan tinggalin aku." gumam Valerie, Marka mengangguk kemudian mengecup puncak kepala wanita di sampingnya.

Ia ikut merebahkan diri disamping Valerie dengan memeluk pinggang ramping valerie.

°°°

Valerie sedang duduk di teras rumahnya melihat Marka yang sedang membersihkan mobil, valerie mengelus perutnya yang sudah sedikit membulat.

Ia sudah sah menjadi istri Marka sejak 1 bulan yang lalu, walau mereka menikah siri, dan itupun hanya keluarga Marka yang datang. Valerie menikah tanpa ayah yang menjadi wali.

Valerie hidup tanpa berkomunikasi bersama teman-temannya ataupun keluarganya hanya berkomunikasi dengan keluarga Marka itupun hanya dengan mami Tavisha. Ia sangat bersyukur karena mendapatkan tetangga yang baik dan sangat ramah.

"Sayang..." Panggil marka, valerie tersadar dari lamunannya ia tersenyum kearah Marka yang sedang menatapnya.

"Eh, iya apa?" Balas Valerie.

"Kenapa ngelamun?"

"Kangen sama bunda..."

Marka mendekati istrinya yang sudah menatapnya sendu, Marka memeluk istrinya itu tapi tidak terlalu erat karena takut menggencet perut valerie.

"Aku juga kangen sama mami, tapi kita udah janji sama diri kita sendiri kalau kita harus bisa bahagia tanpa mereka. Suatu hari pasti kita bisa kumpul bareng mereka tapi bukan sekarang."

"Aku ngerti. Mulai sekarang kita harus bisa saling melengkapi." Marka terkekeh melihat wajah merah sang istri, ia mengecup pipi chubby valerie yang sedikit berair.

"Iya mommy."

"Oke daddy."

Mereka terkekeh dan saling melempar senyum, bayi mau punya bayi gimana ceritanya? Bisa-bisa Marka diabetes setiap hari ngeliat yang manis.

TBC

Kalau menurut kalian kurang maaf ya, ini udah berusaha semaksimal mungkin 😌🤙

Tandain kalau ada typoಠ︵ಠ

Seperti biasa jangan lupa vomen and follow.

Kalau ada kesalahan maaf ya, kalian mau alurnya cepat tapi banyak konflik atau lambat tapi sedikit konflik?

Bestfriend? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang