2

2.8K 301 27
                                    

Lisa







"Lari denganku, babe" Jisoo mendekat dan melihat wajah lesu ku di pagi ini.

"No. Aku sedang malas" Aku menekuk wajah.

Jisoo adalah sahabatku satu satunya di negara kangguru ini. Kami berteman sudah lima tahun.

"Apa kau masih memikirkan soal fotografer sialan yang memecat mu dadakan?" Tebak Jisoo.

"Yeah, selain itu aku juga tidak tahu harus mencari pekerjaan di mana lagi?"

Aku adalah seorang asisten fotografer di perusahaan ternama selama 4 tahun belakangan ini dan tiba-tiba di pecat karena alasan perusahaan bangkrut.

Bangkrut dadakan, lebih tepatnya. Fotografer itu hanya memberiku gaji terakhir sekaligus pesangon tanpa meminta maaf.

"Sepertinya negara ini terlalu kejam untukku!" Aku dramatis sekarang.

"Ayolah, dua putaran lagi" Jisoo menarik tanganku dengan paksa.

"Kau hanya perlu mencoba. Pikirkan apa yang ingin kau lakukan. Mungkin agen perumahan? Asisten toko? Atau yang lainnya?" Jisoo memberi ide sambil berlari-lari kecil.

"Aku tidak tahu. Bahkan hotel tempat mu bekerja saja tidak mau menerima ku" Ucapku malas.

Jisoo adalah seorang kepala divisi pernikahan sebuah hotel ternama di Australia.

"Aku minta maaf soal itu, bukan tidak mau membantu hanya saja..."

"Sudahlah tidak usah di bahas lagi" Aku memotong kalimatnya.

"Tapi kau tidak perlu terus menerus bermuram. Semua pengusaha sukses selalu menemukan jalan dari bawah terlebih dahulu"

"Seperti aku" Lanjutnya lagi.

Hanya Tuhan dan kami berdua yang tahu bagaimana susahnya Jisoo sampai ke tahap dimana ia di hargai di tempat pekerjaannya sekarang hingga sampai di posisi ini.

Jisoo adalah orang yang cerdas, cekatan dan selalu mau belajar walaupun wajahnya terlihat jutek dari luar.

"Tapi aku bukan kau. Aku hanya seorang asisten fotografer" Ucapku ngos-ngosan  karena berlari.

"Bisa lari lebih pelan? Aku memakai bra yang salah" Keringat ku di pagi hari yang dingin ini bercucuran.

"Tersenyum lah dan pergi ke pusat lowongan pekerjaan" Jisoo mengedipkan mata dan masih berlarian.

Aku berhenti dan menatap ia dari kejauhan. Walau Jisoo tidak keberatan aku menginap di apartemen nya sampai dapat pekerjaan baru tapi tetap saja tidak enak hati jika harus berlama-lama.

Aku harus dapat pekerjaan secepatnya.



°°°





Aku sekarang berada di kantor agency tenaga kerja.

"Dua Minggu ini kita sudah coba mencari pekerjaan yang cocok untukmu" Kata agen tersebut.

"Sir, please carikan aku pekerjaan apapun. Aku akan menerimanya" Ucapku memohon.

"Oh, ini baru masuk. Dan tidak jauh dari apartemen mu" Balasnya sambil memperhatikan komputer yang berada di depannya.

"Tapi kau perlu pakaian yang rapi untuk ini. Seorang perawat untuk wanita kaya raya yang cacat"

"Perawat seperti apa?" Tanyaku antusias.

"Menyopir, memberi makan dan membantu seluruh keperluannya. Kontrak nya selama enam bulan. Dan gajinya lumayan" Agen itu menatap ku.

"Sebenarnya gajinya sangat besar. Ini kelima kalinya mereka mencari" Lanjutnya

HER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang