17

2.2K 241 52
                                    

Lisa mondar-mandir di dalam apartemen mewah milik sahabatnya, Jisoo. Ia kelihatan sangat frustasinya dan kepalanya sangat penuh akan pemikiran buruk yang tidak berhenti datang.

Lisa memikirkan semua kemungkinan yang akan terjadi,lebih tepatnya tentang Rosie dan bagaimana keadaannya sekarang juga kedepannya nanti.

"Aku butuh kau, sekarang" Lisa menelepon seseorang.

"Aku tahu butuh uang tapi ini buruk. Aku sama saja menjaganya untuk bunuh diri " Lisa memeluk lututnya.

Lisa dan Jisoo sedang menikmati sore di taman kota.

"Aku tidak akan kembali "

"Yeah" sahut Jisoo dengan malas.

"What?ayo katakanlah " Lisa bisa tahu hanya dari suara sahabatnya.

"Aku memikirkan dia" Jisoo memasang ekspresi prihatin "Lisa,kau tak bisa meninggalkannya. Mereka punya uang dan tidak pernah telat membayar mu"

"Aku tak mau uang mereka!" Lisa menoleh pada sahabatnya.

"Bukan untuk mu,bodoh" Jisoo menjelaskan" dengar,jika itu yang ia inginkan gunakanlah sisa waktunya. Buatlah spesial "

"Minta orangtuanya dana dan jalan-jalan. Berenang bersama lumba-lumba,terjun payung. Menari bersama?" Jisoo memberikan semua idenya.

"Menari? really Jisoo?"

"Buatlah daftar keinginan. Tunjukkan betapa menyenangkannya hidup ini. Ajak dia jalan,buat ia tertawa" Jisoo mengakhiri kalimatnya.

"Astaga, bagaimana jika daftar keinginan itu bisa melakukan hal yang lebih besar? Bagaimana jika daftar itu bisa mengubah pemikirannya?"

Lisa sangat setuju dengan ide Jisoo. Bagaimana mungkin ia bisa sebodoh itu ingin menyerah tanpa melakukan apapun untuk mengubah pikiran Rosie yang terlalu pesimis?.

"Lagian... sudah saatnya kau mengutarakan isi hatimu padanya" Jisoo menunduk sembari memandangi rerumputan.

"Apa maksud mu?" Lisa menyentuh lengan sahabatnya.

"Aku tahu semuanya Lisa. Kau menyukainya dan mungkin mencintainya juga"

Percuma berkilah karena Jisoo dapat mengetahuinya hanya dengan tatapan apabila seseorang berbohong atau tidak.

"Aku belum yakin Jisoo dan juga masih butuh waktu"

"Jangan terlalu keras kepala, kurangi ego dan jangan membuang waktu lagi" Jisoo menyenggol bahu Lisa dengan main-main.

"Cara menghadapi orang yang keras kepala seperti Rosie adalah dengan bersikap yang sama. Tunjukkan padanya kalau kau sangat menginginkannya di hidupmu"

Lisa termenung memikirkan semua perkataan sahabatnya, seolah mendapat kekuatan untuk melangkah maju dalam mendapatkan hati seorang Roseanne Park.

Lisa tidak akan mau menunggu dan juga merasa menyesal. Setidaknya ia harus berusaha bukan?
Tidak,ia tidak akan membiarkan hal yang sama terulang lagi seperti yang terjadi padanya dengan Jisoo dulu.

Lisa tidak akan memendam perasaannya lagi pada Rosie. Di terima atau tidak,Lisa harus tetap mengutarakannya.

***

Disini lah Lisa berada di sebuah perpustakaan besar dan berbelanja beberapa buku tentang bagaimana cara memotivasi seseorang dalam menjalani kehidupan.

Lisa terlihat serius meneliti beberapa buku di rak. Ada begitu banyak buku yang bisa di jadikan sebagai panduan,Lisa membaca sekilas.

Sebuah seni untuk bersikap bodo amat.
Aku menang atas kanker .
Motivasi dirimu.
Trik hancurkan rasa malas.

Lisa membeli buku tersebut dan juga beberapa buah buku tebal lainnya. Ia bersemangat dan sudah tidak sabar untuk menunjukkannya pada wanita yang di sukainya, Rosie.

Selama di perjalanan menuju ke rumah wanita blonde tersebut,Lisa tersenyum bodoh dan juga pipinya merona akan semua kenangannya bersama Rosie.

Bagaimana pertama kali wanita tersebut menilai dan menatapnya. Sikap arogannya yang terlihat menggemaskan,cara berbicaranya tanpa filter, kasar dan juga semena-mena.

Bagaimana bisa Lisa jatuh cinta pada wanita dengan sifatnya yang begitu?.

Lisa mengakui sifat jeleknya di tutupi oleh parasnya yang cantik seperti bidadari,mata coklat yang terang,bibir pink penuh,alis mata yang tebal,kulit putih pucat pasi serta rambut berwarna blonde yang senada.

Jangan lupakan, wanita itu juga memiliki suara yang indah dan pandai memainkan alat musik seperti piano juga gitar. Mungkin, jika kakinya tidak mengalami cacat ia bisa melakukan hal yang lebih.

Rosie adalah manusia yang sempurna!.

Lalisa Manoban telah mencintai Roseanne Park secara tidak sadar selama ini.

"Kau harus tetap hidup untukku. Hanya untukku" Lisa melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah besar majikannya.

Tunggu? Ada apa ini? Lisa menjatuhkan barang bawaannya seketika dan langsung lari dengan tergesa.

Mengapa sangat ramai disini? Dan kenapa semua orang memakai pakaian hitam layaknya sedang berada di pemakaman.

Tidak. Tidak mungkin!. Wanita itu telah berjanji padanya bahwa ia tidak akan melakukan hal-hal yang aneh sebelum mendapat kepastian darinya.

Jennie? Mengapa ia menangis hebat dalam pelukan Alice? Bukankah ia sudah pulang ke Korea sebulan yang lalu? Mengapa berada di rumah ini dengan penampilan yang sangat kacau?.

"Jangan terus menangis seperti ini" Lisa mendengar sayup perkataan Alice yang menenangkan Jennie.

"Bagaimana bisa aku tidak menangis? Hanya dia yang ku miliki di dunia ini dan juga cinta pertamaku!" Isak Jennie dalam pelukannya.

"Aku juga merasakan hal yang sama,dia juga keluarga ku. Aku menyayangi nya. Sangat" Alice berkata lemah.

Sementara di sudut ruangan tuan Lee Park juga melakukan hal yang sama dengan cara memeluk istrinya guna menenangkannya.

"Tidak!!!" Lisa berteriak dan semua mata tertuju padanya.

Lisa tidak dapat menahan perasaan sesak di dadanya lagi dan langsung menangis sejadinya sambil memeluk tubuhnya sendiri di atas lantai.

Hanya air matanya yang dapat menjelaskan rasa sakit hati yang menggerogoti nya sekarang.

"Rosiee"

Air matanya semakin tumpah dan seakan tidak mau berhenti.

***

Apa yang kamu pikirkan, itulah yang terjadi.

Jisoo belike: seperti inilah hidup.

See y🥺🥺


Pstt gercepin 9k pembaca biar author update!

Semoga cerita ini semakin banyak peminatnya.

HER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang