Lisa POV.
"Lisa,wake up". Jisoo mengguncang bahuku pelan." Apa kau tidak bekerja?".
"Ahh Jisoo ya,kau mengganggu saja". Aku menutup wajah di balik bantal.
"Kau libur hari ini?". Tanyanya yang masih duduk di samping ku.
"Tidak".
"Terus apa alasanmu bermalas-malasan hari ini?".
"Aku lagi tidak mood untuk kerja hari ini". Sahutku malas.
"Sejak kapan seorang Lalisa Manoban enggan menolak uang?". Jisoo menyelidiki.
Jisoo sangat tahu betul watak ku seperti apa jika sudah menyangkut uang. Dan ingat, betapa susahnya aku mencari pekerjaan sebulan yang lalu?.
"Apa kau lagi ada masalah, Lisa?".
"Tidak. Aku hanya malas bertemu dengan Rosie ". Aku mengubah posisi tubuh dengan kepala yang berada di pangkuannya sekarang.
"Dia sering membentak mu lagi dan bersikap kasar?". Jisoo mengusap sayang poniku.
"Tidak ". Aku memejamkan mata.
"Lantas?".
Sebenarnya aku terlalu malu mengakui bahwa alasanku enggan bekerja di sebabkan kedekatan Rosie dengan Jennie. Aku sangat tidak menyukainya.
Sejak kedatangan wanita itu dua hari yang lalu, Rosie seperti tidak mengenalku. Waktunya habis untuk berduaan dengan Jennie, tertawa bersama dan juga terlihat menempel satu sama lain.
Rosie mengabaikan ku secara terang-terangan!.
Aku merindukan Rosie yang kasar, berucap tanpa filter daripada dia yang diam dengan ekspresi datar tanpa suara.
"Aku tidak tahu". Ucapku beranjak dari kasur dan langsung menuju bathroom.
"Dasar wanita aneh". Jisoo sedikit berteriak melihat tingkah ku.
"Cepatlah mandi,aku akan mengantarmu". Jisoo mengetuk pintu dengan pelan.
Bisa dibilang Jisoo sudah seperti keluarga ku disini. Dia bisa jadi kakak, ibu,ayah sahabat,musuh dan juga seorang adik untukku. Walaupun umurnya lebih tua kadang sifatnya bisa melebihi anak kecil di tambah dengan ukuran tubuhnya yang lebih pendek dariku.
Aku dulu sempat menyukainya dalam artian yang berbeda tapi karena aku tidak tahu secara pasti tentang seksualitasnya akhirnya aku lebih memilih diam. Dan sejauh ini tidak pernah melihatnya berhubungan dengan orang lain kecuali tentang pekerjaan.
Jisoo orang yang sangat fokus berkarir,salah satu alasan utama ku mengubur semua yang kurasakan padanya,di tambah aku tipe orang yang tidak percaya diri jika sudah menyangkut perasaan.
Pengecut bukan?.
"Kau terlihat cantik hari ini". Jisoo memuji penampilan ku dari balik pintu kamar."apa di tujukan untuk majikan mu, Rosie?".
"Hell no!. Lagian dia wanita". Aku meraih handbag dan juga memasang mantel di tubuhku.
"Kalau dia wanita, memangnya kenapa?. Bukankah dia cantik, seperti katamu?". Cerca Jisoo.
"Cukup membahas tentangnya. Apa kau berubah jadi lesbian sekarang?". Aku mengangkat kedua alis.
"Oke. Kita berangkat sekarang". Jisoo melangkahkan kaki dengan terburu dan juga gugup.
See, reaksi Jisoo saat ku tanya seperti itu?. Dia kelihatan tidak nyaman.
Lisa POV end.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
HER [CHAELISA] ☑️
RomanceSetelah kehilangan pekerjaannya, Lalisa Manoban terpaksa menerima pekerjaan untuk merawat Roseanne Park, seorang wanita kaya yang lumpuh. Seiring waktu, benih-benih cinta pun mulai tumbuh di hati mereka.