Lisa POV.
"Bisakah kau tidak memakai rok bodoh mu itu lagi di hadapan ku?". Rosie setengah berteriak padaku.
Maksudnya apa?. Aku harus membuka rok ini tepat di depan matanya?.
Aku sungguh tidak mengerti akan suasana hatinya yang cepat berubah seperti bunglon!.
"Aku membuka rok ku sekarang?". Aku menunduk mengambil pensil yang di lemparkannya.
"Apa kau emang sebodoh ini?". Rosie tertawa sangat keras.
Wajahnya langsung memerah,matanya menyipit dan juga gigi putih yang berderet rapi terpampang jelas.
Dia beribu kali lipat lebih cantik jika seperti ini.
Rosie bahkan menyeka cairan bening yang berada di sudut matanya. Aku senang melihatnya seperti ini walaupun kalimatnya masih sedikit kasar.
"Apa kau bersedia membukanya jika ku suruh?". Katanya sambil menahan senyum.
"Tentu saja tidak". Aku menutupi rok dengan sebelah tangan.
"Tapi aku penasaran, seperti apa bentuk di dalam rok mini skirt mu?". Dia bersmirk.
Menyebalkan!.
"Bukankah kau akan menuruti apapun yang ku perintahkan?". Rosie mendorong kursi rodanya semakin mendekat.
"Ayolah, bukankah kita sesama wanita?. Kau tidak mungkin jatuh cinta padaku kan?". Rosie tepat di hadapan ku sekarang.
Yang di katakan nya memang benar,kami sama-sama wanita. Tapi soal tidak jatuh cinta padanya, sepertinya mustahil.
Walaupun aku tidak memiliki pengalaman berkencan dengan wanita,tapi jika berhubungan dengannya,aku sangat rela mengubah haluan .
Seperti rela menjadi lesbian hanya untuknya!.
Ya ampun, hentikan pikiran burukmu Lalisa. Mana mungkin Rosie menyukai orang miskin dan anak yatim-piatu seperti ku.
Lagian sudah sangat jelas bukan?. Rosie memiliki mantan pacar bergender pria.
Sangat tidak mungkin Rosie pecinta wanita.
"Apa kau sangat menyukai memakai rok?" Rosie membuyarkan lamunanku.
"Tidak juga. Hanya saja aku tidak memiliki banyak uang jadi ya,harus berhemat". Aku berkata apa adanya.
"Oke. Temani aku berbelanja sekarang. Tapi kau harus mengganti pakaian ku". Rosie menyentuh kulit tanganku sambil lalu.
Kenapa jantungku berdebar?.
"Ambilkan dress warna hitam polos di dalam lemari dan juga sneaker putih". Rosie memerintah.
Aku sudah terbiasa dengannya yang tidak memakai kata" tolong dan terima kasih".
Dia bukan Rose blackpink yang berhati lemah lembut tapi hanya Roseanne Park arogan berasal dari Australia dan juga sangat menyebalkan.
"Sesuai permintaan mu". Aku menunjukkan barang yang di mintanya.
"Apa aku harus membantumu membuka pakaian mu yang sekarang?". Aku bertanya lagi dengan gugup.
"Kau tidak mau?". Rosie menatap ku tajam.
Tentu saja mau!. Batinku bersorak ria.
"Aku adalah"pelayan mu " dan sudah pasti akan menurut". Ucapku dengan tenang.
Well, sebenarnya aku ingin menyindirnya dan melihat reaksinya.
"Aku minta maaf". Rosie seperti berbisik.
"Apa?". Aku menunduk dan pura-pura tidak mendengarnya.
Rosie menarik leher belakang ku tiba-tiba dan mulutnya bersuara tepat di depan telingaku. "Aku minta maaf".
"Untuk apa?". Tanyaku dan wajah kami tidak berjarak sekarang.
Mata Rosie sangat cantik, berwarna coklat terang. Hidungnya juga mancung serta bibir pink alami tanpa polesan apapun.
Dan aku menelan ludah seperti orang yang sedang kehausan.
"Sudahlah, lupakan". Dia mendorong tubuhku menjauh.
Aku menahan senyum melihat tingkahnya yang sok jaga image.
Ternyata Roseanne Park bisa juga meminta maaf.
"Lakukan tugasmu". Dia merentangkan kedua tangannya ke samping.
Dan itu artinya aku harus membuka kancing piyamanya satu persatu.
"Oke". Aku menahan napas sebentar.
Semua kancing piyamanya sudah lepas satu persatu hingga pada bagian kancing terakhir, gelang yang ku pakai tersangkut di sana.
Dan sungguh aku sangat kesusahan melepasnya di tambah lagi pemandangan melihat pusar dan perut rata nan mulusnya sangat membuatku gelisah juga jantungku berdebar lagi.
"Ada apa?". Tanyanya.
"Gelang ku tersangkut". Aku tetap mencoba dengan gerakan perlahan.
"Tidak usah panik. Coba ku lihat". Kepalanya menunduk dan tangan kami bersentuhan sekarang.
Ya Tuhan! Mengapa aliran darah ku mengalir deras hanya dengan sentuhannya?.
Hanya butuh beberapa detik Rosie berhasil melepaskannya.
"Terima kasih. Oke tinggal kancing terakhir dan selan...".
"Lisa". Rosie meraih daguku untuk menatapnya.
Tatapan matanya sangat berbeda, terlihat lebih lembut.
"Apa kau pernah jatuh cinta pada wanita?".
Lisa POV end.
***
Medan panas banget Cok! Author jadi susah berimajinasi dan menulis 🥵.
Kita datangin Jennie ga nih 😉.
See y.
KAMU SEDANG MEMBACA
HER [CHAELISA] ☑️
RomansaSetelah kehilangan pekerjaannya, Lalisa Manoban terpaksa menerima pekerjaan untuk merawat Roseanne Park, seorang wanita kaya yang lumpuh. Seiring waktu, benih-benih cinta pun mulai tumbuh di hati mereka.