36

1.6K 204 25
                                    


Rosie POV.

Perjalanan ke rumah sakit selalu merupakan perjalanan mengerikan. Aku tidak pernah mempercayai tempat dengan lantai mengilap, bahkan aku sudah berjanji tidak akan pernah menginjakkan kaki ke tempat ini.

Tapi dunia menimpaku dan seakan mempermainkan ku lagi. Dulu aku menghindari nya tetapi sekarang aku terlindas dan merasakan sakit yang teramat dalam begitu mengetahui Lisa berada di tangan staf rumah sakit.

Kehidupan rumah sakit dengan rangkaian bagian bergerak Bizantium yang berlapis-lapis di atas ritme penyakit yang tidak dapat di prediksi oleh keadaan fluks yang permanen.

Koridor rumah sakit terbentang di depanku,tak berujung dan kosong, tetapi baunya memberitahuku segalanya. Darah, cinta dan ketakutan. Bau pemutih dan pembersih tajam yang palsu. Topeng yang terus tergelincir.

Beginilah kebanyakan cerita berakhir di rumah sakit. Bukan dengan kereta dorong, sirene dan kejutan listrik di dada tetapi dengan ruangan kosong, tempat tidur putih bersih dan keheningan.

"Jennie" aku membuka mulut begitu mendapatinya sedang memeluk Jisoo di depan kamar salah satu rumah sakit.

"Rosie, akhirnya kau datang juga" Jennie berdiri menyambut ku.

Jennie benar,jika aku memang masih sangat mencintai Lisa tidak seharusnya mengedepankan ego dan keras kepala yang tak berujung.

Setiap orang pernah melakukan kesalahan bukan?. Masa lalu biarlah di tempatnya tanpa harus menyalahkan siapapun.

"Bagaimana keadaannya?" Aku sangat khawatir pada Lisa dan juga sikapku terakhir kali yang sangat amat menyakiti hatinya.

Apakah Lisa akan memaafkan ku?

"Lisa masih lemah dan kabar baiknya dia hanya terlalu lelah hingga badannya drop" Jennie mengerti kecemasan yang ku rasakan.

"Bolehkah aku masuk?" Mataku beralih pada Jisoo yang sedari tadi diam dan sepertinya masih sangat tidak menyukai kehadiran ku.

"Boleh,asal kau bisa menjaga mulutmu" Jisoo berkata galak.

"Aku janji" aku meyakininya.

Aku menyentuh gagang pintu dengan hati dan jantung yang tidak berjalan normal. Aku gugup sekarang! Bagaimana cara menghadapi Lisa dalam keadaan marah? Mengingat terakhir kali wanita itu terlihat membenciku.

Oh,jangan lupakan dia bahkan menampar pipiku kemarin!.

"Hai, Lisa..." Aku terdiam begitu masuk dan sangat tidak menyukai pemandangan di kamar ini!

Seorang wanita sedang menyuapinya dengan mesra dan juga Lisa senang menanggapinya.

Siapa wanita ini! Sialan!

Oke, tahan Rosie! Kau tidak boleh marah dan bersikap lah seadanya!

Tapi bagaimana caranya? Aku sangat frustasi sekarang!

"Apa aku menganggu?" Tanyaku dan Lisa baru sadar akan kehadiran ku.

Cih dasar! Kalau tentang wanita cantik saja pasti lupa semuanya! Mata keranjang.

"Rosie?" Pandangan Lisa langsung redup, kemana mata teduh yang setiap melihatku?

"Hmm" aku berdehem sekuat mungkin agar wanita itu terganggu.

"Ya,ini aku. Bukan bayangan apalagi hantu tak jelas" ucapku setenang mungkin dan sangat berbanding terbalik dengan pikiran ku yang ingin menjauhkan wanita itu dari sisinya.

Sungguh, tangan ku sangat gatal sekarang!.

"Apa penyakit mu sangat serius? Hingga harus di suapi? Aku harap kedua tangan mu masih utuh di balik selimut" sindir ku dengan nada tenang.

Lisa hanya diam dan tetap menerima suapan dari tangan menyebalkan wanita itu. Shitt!!

"Aku sudah kenyang" Lisa tersenyum pada wanita itu! Lagi?

"Kenalin,ini Han so hee" Lisa memperkenalkannya padaku begitu wanita ini berdiri dan berhadapan dengan ku.

"Aku tidak perduli siapapun namanya" aku melipat kedua tangan dan tak mau membalas uluran tangannya.

Biarpun penampilannya rapi dan oke tapi aku sama sekali tidak tertarik untuk beramah tamah!

"Bisakah kau keluar sebentar? Aku ingin berbicara dengannya" Lisa menyentuh pergelangan tangan wanita itu dengan bersikap manis.

Haruskah kau seperti itu Lisa?

"Baiklah,aku menunggu di luar jika kau butuh sesuatu" wanita ini mengedipkan matanya.

Sialan! Sialan! Aku sangat ingin mengumpat sekarang di depan wajahnya!.

"Kau tidak perlu menunggunya. Sekarang,nanti atau kapan pun" aku menegaskan dan Han so hee berlalu tanpa merasa terusik.

"Sepertinya kesehatan mu semakin membaik setelah dapat suapan manis" aku menyindirnya dengan tetap berdiri di sisi ranjang.

"Untuk apa kau kemari?" Lisa malah bertanya balik dan tidak perduli tentang rasa cemburuku.

"Tentu saja ingin melihatmu, dasar bodoh"

Aishh! Yang benar saja,beginikah caramu meminta maaf dan juga mengatakan rindu padanya?

"Jika tidak ada yang penting,keluarlah" Lisa membenarkan posisi tidurnya dan memejamkan mata.

"Kau... Kau mengusirku?" Tanyaku tak percaya.

"Ya" matanya tetap terpejam.

"Lisa" kaki ku bergerak melangkah mendekatinya.

Jujur kalau Lisa lagi mode kulkas begini,aku kewalahan dan tidak tahu harus bersikap bagaimana. Aku tidak terbiasa dengan Lisa yang seperti ini!

"Lisa... Sarange" aku mengucapkannya perlahan dengan jantung yang berdetak kencang. Tolong aku ya Tuhan!

"Aku tidak mendengar mu" Lisa menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sialan kau Lalisa! Kau mempermainkan ku?

"Aku... Aku rindu padamu" ucapku lagi dengan lebih lembut.

"Apa? Aku tidak mendengarnya" Lisa enggan keluar dari dalam selimut.

"Aku tahu,kau mendengarnya!" Kataku sedikit keras.

"Tidak" Lisa masih tetap keras kepala.

"Iya!!" Sanggah ku cepat.

"Tidak"

"Iya!!"

"Tidak"

Oke,aku muak dengan segala tingkah kekonyolan darinya dan menyingkap selimut itu dari wajahnya secara kasar.

"Kau mendengarku" aku duduk dan menahan tangannya.

"Tidak" Lisa memalingkan wajahnya.

"Apa kau masih marah padaku?" Tanyaku menyentuh sisi wajahnya dan ia mengeram perlahan.

Aku tersenyum mendapati reaksi tubuh Lisa yang seperti ini dan meraih dagunya ke depan.

Aku mengikis jarak di antara kami dan semakin mendekatkan wajah padanya. Dengan segenap cinta dan kerinduan yang ku pendam selama ini, bibirku semakin berani menyentuh bibir tebalnya serta menciumnya secara perlahan.

"Rasanya tetap manis" aku mengusap sudut bibirnya yang sedikit basah.

Aku menelusuri seluruh wajahnya yang tampak pucat tapi tidak mengurangi kecantikannya. Jemari tanganku bermain-main di hidung mancungnya,juga mengecup dahinya sesekali.

"let's get married, Lisa"

***

Uhh Rosie gercep ye!🤣

Takut Lisa berpaling ya?😂😂

Makanya kalau emosi,di rem dong mulutnya 🥲😂

See y!.

HER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang