30

1.6K 179 29
                                    

"Halo Jennie, apa Lisa bersamamu?" Tanya Jisoo dengan gugup.

Setelah menjadi sepasang kekasih, Jennie memutuskan tinggal menetap di Australia bersama sang pujaan hati, jisoo.

"Tidak,apa kau sudah menghubunginya?" Suara Jennie dari seberang.

"Iya, handphonenya sama sekali tidak bisa di hubungi sejak ia pamit mau mengunjungi makam Roseanne" Jisoo semakin panik.

"Sayang, tenanglah. Apa kau sudah mencarinya di kantor?" Tanya Jennie dengan lembut.

"Sudah, bahkan asistennya sama sekali tidak mengetahui keberadaannya"

"Oke. Sekarang kau dimana?" Jennie bertanya lagi.

"Di apartemen" jawab Jisoo singkat.

"Aku akan ke sana kemudian kita akan mencarinya bersama-sama. Jangan panik,oke" Jennie memutuskan sambungan telepon.

***

Lisa melangkahkan kakinya dengan gontai dan tidak tahu harus menuju kemana. Semenjak dari pemakaman,ia menjadi emosional dan menangis sejadinya seperti orang gila. Rasa penyesalan yang menggerogoti relung hatinya sudah tidak dapat tertahankan lagi.

Setelah kepergian Rosie yang secara tiba-tiba tanpa meninggalkan pesan apapun kemudian ia di tinggalkan oleh Putri semata wayangnya, Roseanne Park.

Ya,dia menamakan anak kesayangannya dengan nama yang sama dengan wanita pujaan hatinya.

Kalau saja Lisa tidak menuruti keinginan egoisnya membawa Roseanne berlibur jauh,ia mungkin tidak akan kehilangan gadis kecil tersebut. Bukankah ia sudah tahu, sejak lahir Roseanne memiliki tubuh yang lemah di banding bayi normal?.

Tequilla, please" Lisa memperhatikan bartender cantik yang sedari tadi menatapnya tanpa berkedip.

"Baik nona" wanita itu tersenyum manis.

Lisa berada di salah satu bar terkenal Australia. Sepertinya minuman bisa menghilangkan semua rasa penyesalannya.

Lisa tidak tahu sudah berapa banyak gelas yang ia minum tapi dadanya masih sesak memikirkan semua yang terjadi padanya. Ia bahkan merasakan kepalanya sangat pusing dan tetap tidak mau berhenti.

"Satu gelas lagi" pinta Lisa.

"Tapi nona,kau sudah sangat mabuk" jawab bartender itu cemas.

"Jangan membantah!" Suara Lisa ketus dengan mata yang memerah akibat pengaruh alkohol.

"Hei,berikan saja" seru wanita lain yang memperhatikan Lisa sejak awal ia masuk ke dalam bar.

"Mau ku temani?" Wanita itu bertanya.

"Enyahlah" Lisa mengusirnya dengan jari tengah yang mengacung.

Seorang Lalisa Manoban yang terkenal ramah dan manis bisa bersikap seperti itu!

"Kau sangat kasar" wanita itu mendengus pergi.

"Rosie, dimana kau sebenarnya?" Lisa bergumam sambil menyesap minuman dengan sekali teguk.

"Aku sangat merindukanmu, Rosie" Lisa menangis.

"Aku minta maaf tidak dapat menjaga Roseanne dengan baik" Lisa menunduk dengan wajah yang tergeletak di atas meja.

Sebelum si bartender cantik itu menghampirinya, sebuah tangan mencegahnya dengan tatapan tajam mematikan.

"Pergi!" Usir nya.

"Lisa, sayang" wanita yang baru datang menyentuh pipinya dengan pelan. Namun tak ada pergerakan sama sekali.

"Hey, kemari lah" wanita itu memerintah pada bodyguard yang mengikutinya dari tadi.

"Bawa Lisa pergi dari sini" titahnya tegas.

Bodyguard bertubuh tegap dan tinggi mengangkat tubuh Lisa dengan perlahan dan di ikuti si wanita.

Apa kau sering ke bar seperti ini, Lisa?

Wanita itu mengelus wajah damai Lisa yang berada di dalam rengkuhannya dan mengecup pipi Lisa yang terlihat pucat.

Selama di perjalanan dalam mobil, wanita itu menyentuh sisi wajah Lisa dengan lemah lembut dan juga berhati-hati agar tidak membangunkannya.

"Rosie" Lisa mengigau dalam tidurnya.

"Aku disini, sayang" wanita itu berbisik di telinganya sambil mengecup pipinya lagi.

"Rosie, aku minta maaf" Lisa masih mengigau dengan menangis.

Tanpa bersuara wanita itu menghapus air mata Lisa dengan sapuan halus.

"Aku yang minta maaf karena belum bisa kembali padamu" wanita itu bergumam kecil.

"Kau sangat menyakiti ku , Lisa"

***

Loh loh?😱😱

Author kan udah bilang, story ini akan menjadi story terpanjang.

Rasa penasaran kalian akan terjawab jika author sering update!

Kejutan? Maybe.

See y.

HER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang