27

1.8K 212 18
                                    

Rosie POV.

Aku memandangi wajah damai wanita yang berada di sisi ranjang dengan posisi tertidur sambil tangannya seolah tidak mau lepas dari jemariku.

Kapan dia sampai di sini? Aku tidak ingat apa-apa setelah melakukan check up dan juga latihan menggerakkan kaki yang lumpuh ini. Aku sangat berusaha keras dalam proses kesembuhan kali ini tapi yang ku dapatkan hanyalah pergerakan kecil dari ibu jari kakiku. Tubuhku semakin melemah dalam menerima semua obat yang masuk.

Apa yang harus ku lakukan sekarang di depan wanita ini? Sama sekali tidak ada perubahan pada tubuhku. Berbagai jenis terapi juga sudah ku lakukan berulang kali tapi tidak dapat merasakan apapun seolah-olah aku tidak memiliki kaki.

Wajahnya begitu damai dan juga terlihat seperti bayi polos. Lihatlah bibir tebal itu juga sangat seksi meskipun dalam keadaan diam.

"Rosie,tidak!" Aku mendengar ia berteriak.

Apa dia bermimpi? Ada apa sayang? Aku mencoba mengusap surai rambut indahnya dengan pelan, bahkan dalam mimpi pun tetap namaku yang di sebut.

Ya Tuhan, berikanlah kesembuhan pada kedua kakiku. Sungguh aku sangat ingin membahagiakan orang-orang di sekitar ku, terutama terhadap wanita yang ku cintai.

"Lisa, sayang?" Aku menunduk melihat matanya yang tertutup dengan di iringi suara tangisan.

Apakah Lisa bermimpi buruk?.

"Rosie?" Lisa membuka matanya dengan wajah yang sembab.

"Iya sayang,ada apa?" Tanyaku dengan suara yang lemah.

"Aku bermimpi... Kau meninggalkanku" Lisa masih terisak kemudian memeluk tubuh ku dari samping.

"Aku tidak akan pernah melakukannya" ucapku.

"Tadi Jennie bilang kau sempat pingsan. Dan aku sangat takut terjadi apa-apa padamu"

"Berkat kau disini,aku sudah merasa lebih baik" aku mencoba tersenyum.

"Bohong. Buktinya tubuh mu masih banyak tertempel kabel" Lisa menengadah dan memperhatikan ku dengan wajah sedih.

"Aku tidak suka kau memasang wajah seperti itu. Kemana Lisa ku yang penuh dengan senyuman?" Tanyaku.

"I Miss you so much" Lisa memeluk ku kembali.

"Berbaringlah di sampingku" titah ku dengan cepat.

"Apa tidak masalah?"

"Bukankah kau rindu padaku?"

Lisa tersenyum sambil menyeka air matanya kemudian tubuhnya ikut berbaring di sebelahku. Kepalanya bersandar di dadaku dengan tangan yang mengusap pelan di sekitar area perutku dan aku harus berusaha menahan nafas akibat sikap manjanya.

"Bagaimana perjalananmu ke sini?" Aku sedikit menunduk untuk melihat wajahnya mengingat sebelah tangan ku yang masih di infus.

"Tidak terlalu menyenangkan karena selalu memikirkan mu. Setelah menunggu 2 tahun,kau baru mengabari ku. Kau keterlaluan!" Lisa mencubit perutku pelan.

"Aww,nona Lisa Manoban itu sakit" aku berpura-pura.

"Aku membencimu" katanya dengan sedikit berbisik di telinga ku.

"I know. Tapi asal kau tahu,aku tetap mencintaimu" aku terkekeh.

"Aku membencimu, Rosie"

"Aku mencintaimu, Lisa"

"Aku ... sangat... membencimu"

"Aku... sangat... mencintaimu"

"Aku membencimu" Lisa mengecup kedua pipiku secara bergantian.

HER [CHAELISA] ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang