Derap langkah kaki, terdenger samar , sang pemilik langkah berusaha menyusun skenario untuk memulai permainan yang ia katakan barusan.
Dengan segenap hati dan tekad yang kuat, setiap derap langkah itu di kuasai dengan kabut kebencian dan dendam, sumpah dan janji yang ia ucapan kepada orang yang sudah merawat nya selama ini, akan ia tepati walaupun harus menjadi orang jahat sekali pun.
Tawan tersenyum melihat target nya berdiri di ujung anak tangga, dengan keahlian acting nya pria itu membuat mimik wajah nya sesedih mungkin , ia langkah kan kaki nya menuruni anak tangga dengan sedikit berlari, air mata itu juga ikut turun mengikuti langkah kaki nya .
Sang target pun termasuk dalam perangkap .
." Loh , kamu kenapa nak? Kok nangis? Pete mana? "Tanya prilly, setelah berhasil menghalau Tawan.
" Kena kau penyihir " Batin tawan bersorak.
Tawan hanya menggeleng sebagai jawaban .
" Ta–tawan pulang dulu, permisi " Ucap tawan langsung melewati tubuh prilly begitu saja , bahkan pria itu tersenyum simpul, karna ia yakin pasti setelah ini akan ada drama kembali.Prilly menatap punggung calon menantu nya hilang di balik pintu, wajah prilly memerah, bukan karna malu, aah benar malu ya sudah pasti di rasa, rasa malu itu menjadi satu dengan kemarahan nya.
dengan langkah pasti wanita itu menaiki anak tangga menuju kamar putra kedua nya.
Brakkk......
Suara bantingan pintu itu berhasil membuat si empunya kamar terperanjat kaget.
"Mom!! " Lirih Pete pelan, bingung kenapa sang mommy terlihat marah,.
"KAMU YAA, BUKAN NYA MASALAH ITU DI SELESAI'IN MALAH DI TAMBAHIN , KAMU APA IN SAMPE ANAK ORANG NANGIS² HAH?? " omel prilly nyaring, Pete yang mendengar pun menautkan kening nya.
" Nangis, siapa yang nangis mom? " Tanya pete ambigu, karna memang ia tak tau siapa yang di maksud mommy nya.
" Kamu ngomong apa sama tawan HAH??.. Ngomong APA?? ." Bentak prilly seraya mendorong dorong tubuh Pete, sampai pria manis itu tersudut di pojok lemari.
"Pete gak ngomong apa apa mom ! " Sahut Pete yang masih kebingungan.
" Tawan nangis?? emang gue ngomong apa? " Batin Pete mengingat2 percakapan mereka tadi.
Pete mencoba mengingat apa saja yang ia katakan pada tawan.
" Permainan di mulai ." Tiga kata yang bisa di ingat oleh pete.
Pete pun tersenyum ia paham kenapa sekarang sang nyonya rumah tengah mengamuk.
"Mom, Pete gak ngomong apaapa mom, dan mom percaya gitu aja sama Tawan?. " Tanya Pete berusaha membela diri.
"BOHONG !!! , Saya lebih percaya dengan nya dari pada dengan kamu .!! " Sahut prily angkuh.
"Kalo kamu gak ngomong apa apa, kenapa anak orang sampe nangis sesegukan gitu? " Tanya prilly.
"Astaga mom, mana pete tau mom, pete gak ngomong apa apa ." Jujur pete, ia tak peduli percaya atau tidak ibu nya itu yang penting ia sudah jujur.
"Kam–" Suara prilly mengudara kala pria manis itu menyela ucapan sang ibu..
"Percayai apa yang menurut mom benar, walapun itu salah sekali pun, bagaimana pun pete menjelaskan jika menurut mommy itu kebohongan, maka kebenaran pun akan tetap menjadi kebohongan. Karna pete memang selalu salah di mata mommy." Kata pria manis itu, membuat sang mommy terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness story (Biblebuild) (Tamat)
CasualePete : Porsche apa Lo percaya setelah menerima kemalangan kita akan mendapat kebahagiaan?? Porsche: entah lah Pete ,satu hal yang harus Lo tau ,lo gak sendiri , gue selalu ada buat Lo , dalam keadaan apa pun ,ingat itu ,. Vegas : Persetan dengan ka...