🌻05🌻

14 2 0
                                    

"Cih."

Selena berdecih pelan dan seutas senyum sinis terukir di bibir gadis itu manakala ia telah selesai menonton video viral yang dimaksud awak media tadi siang. Sebenarnya Selena sudah lupa dengan rasa penasarannya tentang video viral yang dikatakan para wartawan itu selama proses syuting di stasiun televisi berlangsung. Namun, sesaat setelah tiba di apartemen, Okta justru menyodorkan ponselnya untuk menunjukkan pada Selena tentang video viral itu.

"Bisa-bisanya orang itu mengaku sebagai ayah kandungku. Orang itu pasti sudah nggak waras," maki Selena seraya melemparkan ponselnya ke atas sofa di samping tempat duduknya. Gadis itu merasa kesal bukan kepalang. "Jangan-jangan setelah ini ada orang yang mengaku sebagai ibu kandungku."

"Orang seperti itu cuma ingin terkenal, Sel. Dia sengaja memanfaatkan situasi kamu yang sudah nggak punya orang tua. Hanya demi uang, orang akan melakukan apa saja. Nggak usah dimasukkan ke dalam hati," sahut Okta berusaha meredam percikan amarah yang mulai timbul dalam dada Selena.

"Tapi ini sangat keterlaluan, Ta. Apa dia pikir ini lucu?" kesal Selena. "Apa hanya karena ingin terkenal, seseorang bisa menyebarkan fitnah sekeji itu?"

"Terkadang seseorang akan melakukan hal-hal di luar nalar hanya demi sebuah konten, Sel. Bahkan ada yang sampai mempertaruhkan nyawa untuk sebuah konten. Tujuannya cuma uang dan ketenaran. Miris memang, tapi seperti itulah cara kerja dunia zaman sekarang," ucap Okta turut mengutarakan komentar negatif.

"Kurasa kita harus melaporkan orang itu ke polisi, Ta. Bagaimana kalau masyarakat memercayai ucapan orang itu? Rating dramaku sedang bagus-bagusnya dan aku juga sedang membangun karir. Image baikku sedang dipertaruhkan di sini. Aku nggak mau nama baikku tercemar hanya gara-gara ada orang yang mengaku-ngaku sebagai ayah kandungku," ujar Selena.

"Kamu yakin?" Okta justru berpendapat sebaliknya. Ia belum berpikir ke arah sana.

"Ya. Kenapa nggak?"

"Hmm," Okta bergumam tak jelas. Gadis itu tampak sedang berpikir. "Memangnya kamu punya waktu untuk mengurusi masalah semacam ini? Belum lagi wartawan. Mereka pasti akan terus mengejar klarifikasi kamu. Urusan gosip kamu pacaran dengan Alvaro saja belum kelar, kan?"

Tiba-tiba Selena terdiam. Ucapan Okta tidak salah. Tadi Selena sempat dikuasai api amarah hingga timbul niat ingin melaporkan pria pemilik video viral itu ke polisi. Tapi, setelah diingatkan Okta, Selena berpikir ulang tentang niatnya.

"Kurasa itu hanya akan membuang tenaga dan pikiran, Sel. Apalagi jadwal kamu sangat padat bulan ini. Bulan depan kamu juga harus syuting. Kamu akan kecapekan kalau harus mengurusi hal lain. Sebaiknya kamu fokus pada karir dan kesehatan. Kamu tahu, berita seviral apapun akan basi pada waktunya. Lama kelamaan masyarakat juga akan lupa pada video itu dan hanya menganggapnya sebagai kabar hoaks. Aku menyarankan sebaiknya kamu abaikan berita itu. Kalau kamu menyangkal berita itu, publik justru akan menduga jika kamu sedang berusaha menyembunyikan identitas kamu yang sebenarnya," urai Okta menyampaikan saran terbaiknya.

Selena menyimak penuturan Okta baik-baik dan membenarkan ucapan gadis itu. Apa yang dikatakan Okta cukup masuk akal. 

"Oke. Aku akan mengikuti saranmu," ucap Selena akhirnya. Untung saja Okta memberikan saran untuknya. Jika tidak, mungkin sekarang Selena sedang bersiap-siap meluncur ke kantor polisi."Semoga papa dan mama beristirahat dengan tenang di sana," bisik Selena berusaha menenangkan perasaannya sendiri. Ia tak ingin berlarut-larut menghadapi masalah sepele semacam ini. Seperti kata Okta semua hal yang viral akan tenggelam dan habis pada waktunya.

Okta mengamini doa Selena.

"Aku mau mandi dulu, Ta. Oh ya, kamu jadi menginap di sini, kan?"

"Ya, Sel. Di luar masih hujan juga, kan?"

"Oke."

"Eh, Sel. Aku mau masak mi instan. Kamu mau?" tawar Okta tanpa merasa canggung. Meskipun ia berstatus sebagai asisten Selena, ia juga merupakan teman terdekat Selena semenjak dua tahun silam.

"Nggak, Ta. Aku nggak mau jadi gemuk gara-gara makan mi instan sebelum tidur," tolak Selena mentah-mentah. Gadis itu melenggang dengan anggun menuju ke kamarnya.

"Oke. Aku mengerti." Sementara Okta memilih berjalan ke arah dapur. Meskipun hanya berupa sebuah dapur mini, tapi peralatan memasak milik Selena cukup lengkap. Namun, sayangnya dapur itu nyaris tidak pernah disentuh Selena. Malah Okta yang cukup sering menggunakannya. Sedang Oma, ia jarang berkunjung ke apartemen itu. Justru Selena yang kerap mengunjungi Oma.

Sebagai seorang aktris, Selena sangat memerhatikan penampilan fisiknya. Demi menjaga berat badannya, Selena melakukan diet ketat. Ia tak bisa sembarang makan seperti yang dilakukan kebanyakan orang. Saat malam hari seperti sekarang, Selena hanya akan mengganjal perutnya dengan buah-buahan.

Selain diet, Selena juga rajin menjaga kebugaran fisiknya. Di sudut kamarnya telah disediakan sebuah treadmill yang bisa Selena gunakan kapan saja. Sebenarnya Selena bisa joging di taman yang berada di area gedung apartemen, tapi itu tidak akan membuatnya nyaman. Orang-orang akan mengenalinya dan mungkin akan memintanya untuk foto bersama. Sekali waktu Selena ingin menikmati privasinya tanpa diganggu penggemar.

Okta meninggalkan ponselnya di atas meja ruang tamu sementara ia memasak mi instan di dapur. Beberapa notifikasi masuk bertubi-tubi ke dalam ponsel itu tanpa diketahui pemiliknya. Semua orang ingin tahu kebenaran video viral itu. Dan sekarang mereka sedang menyerang ponsel Okta dengan pertanyaan-pertanyaan menginterogasi.

***

Popularity 🌻#tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang