"Pria itu benar-benar gila," umpat Okta seusai menonton video terbaru pria Subang yang mengaku sebagai ayah kandung Selena. Sedang Selena yang duduk di sebelahnya masih terdiam. Belum ada tanggapan yang keluar dari bibir sang aktris. "Ini masalah serius, Sel. Kurasa saatnya kita harus melaporkan kasus ini ke polisi." Okta terlihat berapi-api, tapi Selena justru masih tampak tenang di tempat duduknya.
"Biarkan saja."
Okta bengong mendengar tanggapan Selena.
"Lho? Tapi pria itu sudah keterlaluan, Sel. Masa dia berani menantang kamu untuk tes DNA segala? Ini nggak bisa dibiarkan, Sel."
Selena melepaskan napas berat. Gadis itu membuang tatapan ke samping. Di luar jendela sana yang tampak hanya pemandangan pinggir jalan dan segala kesibukannya. Nyaris tidak ada yang menarik perhatian.
"Bukannya kamu yang pernah bilang supaya aku fokus pada karir dan kesehatan? Kamu lupa, Ta?" Selena ganti mengalihkan perhatian ke arah Okta yang duduk dengan tegang di joknya.
"Nggak. Aku nggak pernah lupa. Aku memang pernah memberi kamu saran supaya fokus pada karir karena jadwal kamu sangat padat. Semua hal yang viral akan basi pada waktunya. Tapi ini sudah keterlaluan, Sel. Kita nggak bisa diam saja. Biar aku hubungi pengacara. Ya?"
Okta berusaha meraih ponsel di dalam saku, tapi tangan Selena justru lebih dulu mencegahnya.
"Ta." Raut wajah Selena berubah serius. "Kalau aku bertindak sekarang, itu artinya aku terpancing. Memang, sebelumnya aku sempat emosi saat mengetahui ada orang yang mengaku sebagai ayah kandungku, tapi sekarang sudah nggak lagi. Kupikir kalau aku menanggapi orang itu, artinya keinginan orang itu untuk mengusik hidupku telah berhasil. Dia mencapai keinginannya untuk terkenal dan menjadi viral. Aku nggak mau seperti itu, Ta. Jadi lebih baik aku diam saja."
Okta tertegun menatap sepasang mata Selena. Pasalnya sepasang telaga itu terlihat tenang dan tak beriak. Selena sama sekali tidak terpancing oleh tantangan pria itu untuk melakukan tes DNA. Menurut Okta sikap Selena cenderung aneh. Kalau sebelumnya Selena begitu mudah terpancing, tapi sekarang ia justru terlihat sebaliknya. Malah Okta yang terpicu emosinya.
"Apa kamu takut, Sel?" Suara yang lolos dari bibir Okta terdengar lirih. Bahkan Pak Wawan yang sedang sibuk mengemudi di jok depan pun tak bisa mendengar suara Okta.
Seandainya Selena memenuhi tantangan pria itu untuk melakukan tes DNA dan hasilnya cocok, bagaimana? Bukankah itu merupakan sesuatu yang sangat mengecewakan? Bukan saja Selena, tapi semua penggemarnya pasti akan kecewa. Akan tetapi, Okta sendiri meragukan hal itu. Pasalnya Selena memiliki kedua orang tua meskipun mereka telah meninggal dunia. Oma Rosa juga tak memberikan informasi nyeleneh tentang asal usul Selena. Oma Rosa tak sekalipun menyinggung masalah anak adopsi atau anak tiri.
Sejenak Selena tercekat. Namun, sejurus kemudian gadis cantik yang berprofesi sebagai aktris itu mengembangkan seulas senyum di bibirnya yang dipoles dengan lipstik berwarna merah pekat.
"Takut?" Selena tergelak. "Untuk apa aku takut, Ta? Aku punya Papa. Meskipun aku sama sekali nggak bisa mengingat kenangannya, itu nggak akan merubah kenyataan kalau dia adalah ayah kandungku. Seperti yang kamu tahu, sayangnya dia sudah nggak ada di dunia ini lagi."
"Tapi nggak ada yang bisa menjamin kamu adalah putri kandungnya, kan?"
"Ta!"
Okta kaget mendapat teriakan cukup kencang dari Selena. Gara-gara ucapannya, Okta berhasil memancing amarah Selena.
"Maaf, Sel." Merasa dirinya bersalah, Okta segera meminta maaf pada Selena. "Aku nggak bermaksud seperti itu."
Selena merebahkan kepalanya ke sandaran jok tanpa mengatakan apapun. Gadis itu masih menyimpan amarah di dadanya, tapi memilih untuk tidak melampiaskannya.
"Jalan ke rumah Oma, Pak," seru Selena setelah beberapa saat.
Pak Wawan tergagap begitu mendengar perintah majikannya yang tiba-tiba dan pria itu langsung memutar arah mobil yang ia kemudikan menuju ke rumah Oma Rosa. Padahal apartemen Selena sudah tampak dari kejauhan dan hanya butuh sekitar lima menit untuk sampai di sana.
"Baik, Mbak Sel."
"Setelah sampai di sana, kamu pulang saja, Ta. Aku mau menginap di rumah Oma malam ini," tandas Selena. Nada suaranya terkesan datar.
"Ya," sahut Okta singkat. Padahal sebelum ini Selena tak punya rencana pergi ke rumah Oma apalagi menginap di sana. Mungkin karena ucapan Okta tadi, suasana hati Selena langsung memburuk dan membuat gadis itu berubah pikiran. Setelah bermalam di rumah Oma, Okta berharap perasaan Selena akan jauh lebih baik.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity 🌻#tamat
ChickLitDitulis 8 Mei - 4 Juli 2023 Selena adalah aktris yang sedang menanjak karirnya. Namun, tiba-tiba muncul video dari seseorang yang mengaku sebagai ayah kandung Selena. Padahal ia tahu kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat Selena masih kecil...