🌻32🌻#end

36 2 0
                                    

SUNFLOWER CAFE setahun kemudian

"Es cappucino satu dan es cokelat satu!"

"Baik."

Seorang gadis berambut panjang yang diikat di belakang kepala sembari tersenyum ramah segera membuatkan minuman yang dipesan pelanggan siang ini. Sepasang remaja yang masih berseragam abu-abu putih terlihat antusias dengan suasana kafe yang didominasi oleh warna kuning. Diam-diam salah satu dari mereka mengambil beberapa gambar untuk sekadar di-posting di media sosial. Lukisan dan aksesoris yang terpasang di dalam ruangan itu sarat dengan nuansa bunga matahari. Di teras depan kafe ditanami beberapa tanaman bunga matahari dan sedang mekar sekarang. Celemek yang dikenakan gadis pelayan kafe itu juga bergambar bunga matahari. Pantaslah jika kafe itu diberi nama Sunflower Cafe.

"Silakan." Sang gadis pelayan kafe telah selesai membuat pesanan pelanggan. Satu es cappucino dan satu es cokelat.

Setelah keduanya membayar, sang gadis pelayan mengucapkan terima kasih dengan sopan.

"Kafe kita mulai banyak dikunjungi pelanggan, Sel. Apa nggak sebaiknya kita menambah pegawai baru?"

Gadis pelayan kafe itu membalik tubuh mendengar suara temannya. Ia mengembangkan senyum tipis.

"Kamu pasang saja info lowongan pekerjaan di depan. Nanti pasti ada yang melamar," sahut Selena santai.

"Ya, nanti aku akan memasangnya. Kita butuh berapa orang?"

"Satu."

"Oke, siap" Okta menyahut penuh semangat dengan mengacungkan jempolnya ke udara.

Dengan senyum terkembang di bibir, Okta bergegas berlari ke belakang untuk melaksanakan perintah Selena. Okta hanya butuh selembar kertas putih dan spidol besar untuk menuliskan papan iklan lowongan pekerjaan. 

Semenjak kematian Oma Rosa, perlahan-lahan Selena mengundurkan diri dari dunia akting. Awalnya memang sulit untuk menolak berbagai tawaran film dan drama, tapi Selena telah bertekad untuk berhenti. Ia memilih hengkang dari dunia perfilman atas inisiatifnya sendiri. Toh, selama ini yang menginginkan dirinya agar menjadi seorang aktris papan atas adalah Oma. Sementara Selena tidak diberi pilihan untuk melakukan apa yang ia inginkan. Oma Rosa seperti nahkoda yang mengendalikan laju kapal kehidupan Selena. Dan ketika nahkoda kapal itu telah tiada, Selena mengambil alih kendali laju kehidupannya. Selena bertekad akan melakukan apa saja yang ia inginkan.

Setelah berhenti dari menjadi selebritas, Selena memutuskan untuk membuka sebuah kafe kecil-kecilan bersama Okta. Dengan dibantu Pak Wawan, Selena memulai usaha bisnisnya sendiri. Meski ada dua toko roti milik Oma yang secara otomatis jatuh ke tangan Selena, ia tidak tertarik untuk mengelolanya. Selena menyerahkan semua kendali atas toko-toko roti itu pada pegawai Oma yang bisa dipercaya. Kalaupun toko itu bangkrut atau omset penjualannya dikorupsi, Selena tidak peduli.

"Aku mau pesan jus stroberi."

"Ah, iya. Sebentar... "

Selena tergagap begitu ia mendengar suara seseorang yang memesan jus stroberi dan ketika ia mengalihkan perhatian dari layar komputer untuk menatap wajah pelanggannya, gadis itu seketika tercekat.

Alvaro?

"Hai, Sel." Alvaro mengurai senyum hangat pada Selena yang masih terpaku di hadapannya.

"Oh, hai Alvaro." Akhirnya Selena bisa menguasai diri dan balas menyapa Alvaro.

Sebenarnya Selena tidak pernah menyangka Alvaro akan datang berkunjung ke kafenya dan gadis itu belum siap untuk bertemu dengan orang-orang yang dulu ia anggap sebagai prioritas. Ia terbiasa memasang wajah ramah di depan semua orang dan menyembunyikan emosi dalam dirinya, tapi kini Selena telah menjadi dirinya sendiri.

"Lama nggak jumpa, Sel. Bagaimana kabar kamu?"

"Yeah, seperti yang kamu lihat, aku baik. Kamu?"

"Aku juga baik."

"Masih sibuk syuting?"

"Uhm, sekarang nggak." Alvaro kelihatan berpikir terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Selena.

"Kok nggak? Kenapa? Lagi sepi job?"

"Nggak, sih. Aku cuma mengurangi jadwal kegiatan."

Selena paham. Ia pernah berada di posisi Alvaro dengan seabrek jadwal dan rutinitas yang seolah tak ada habisnya. Momen-momen seperti itu terasa menyesakkan baginya. Selena lebih menikmati hidupnya sekarang.

"Kok kamu bisa sampai di sini? Kebetulan lewat?" Selena beralih topik. Ia tak ingin menyentuh tema percakapan tentang dunia hiburan.

"Nggak. Aku buka usaha di sekitar sini."

Selena membelalakkan mata.

"Oh, ya? Benarkah?" Gadis itu terkesan bersemangat merespon ucapan Alvaro. "Di mana? Apa dekat dari sini?"

"Ya, begitulah. Aku membeli ruko di sebelah kafe ini. Rencananya aku mau buka usaha laundry."

"Laundry?" Rasanya aneh mendengar rencana Alvaro yang ingin membuka usaha laundry. Ia kan seorang artis, masa buka laundry?

"Ya. Dari dulu mamaku ingin sekali punya bisnis sendiri dan kebetulan uangku sudah cukup untuk mewujudkan impian mama. Jadi, nanti setiap hari kamu akan ketemu mamaku. Jangan bosan ketemu mamaku, ya?" Alvaro menggelakkan tawa renyah.

Selena ikut merekahkan senyum.

"Apa kamu nggak ingin kembali menjadi aktris?" Setelah tawa mereka reda, Alvaro melontarkan sebuah pertanyaan serius.

Kepala Selena membuat gelengan samar.

"Untuk sekarang ini nggak, Al. Aku cukup menikmati hidupku yang sekarang. Tapi, aku nggak tahu nanti seperti apa ke depannya. Nggak ada yang tahu masa depan, bukan? Bisa saja aku berubah pikiran." Selena mengedikkan bahunya pelan.

"Yang terpenting kamu bahagia, Sel. Menjalani profesi apapun, asalkan kamu bahagia, itu sudah cukup," imbuh Alvaro bersungguh-sungguh.

"Ya, kamu benar, Al."

Dan yang jauh lebih penting adalah menjadi diri sendiri, batin Selena.

"Oh ya, mana jus stroberi-ku?"

Selena tergagap.

"Tadi kamu serius memesan? Kupikir kamu bercanda, Al."

"Hei, mana pernah aku bercanda, Sel."

"Oke, oke. Aku buatkan."

Beberapa meter di belakang punggung Selena, sepasang mata milik Okta terus mengawasi keduanya. Namun, kali ini Okta tidak akan melakukan apapun. Ia tidak akan mencegah seandainya Selena benar-benar jatuh cinta pada Alvaro. Tugas dari Oma Rosa untuk menjaga karir Selena sebagai aktris telah selesai. Sekarang Selena boleh jatuh cinta pada siapa saja yang disukainya.

++++++++++++Tamat+++++++++++

O40723

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Popularity 🌻#tamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang