Keesokan harinya Okta datang berkunjung ke rumah Oma Rosa. Gadis itu ingin mengetahui kondisi Selena secara langsung. Kalaupun hanya bertanya lewat telepon rasanya kurang memuaskan bagi Okta. Kebetulan Selena mendapat jatah libur sebelum syuting perdana dimulai.
"Bagaimana perasaanmu, Sel?" Okta mengawali pembicaraan di antara mereka dengan hati-hati. Jangan sampai ucapannya memicu kemarahan Selena seperti kemarin.
"Aku baik, Ta."
Mendengar jawaban Selena, Okta langsung menarik napas lega.
"Oh ya, Ta." Selena melanjutkan ucapan. "Aku sudah bertanya pada Oma dan Oma bilang pria itu adalah kerabat jauh kami. Mungkin dugaan kita benar selama ini kalau orang itu hanya ingin mengincar uang dan kepopuleran."
"Benarkah?" Okta merasa cukup terkejut mendengar pemberitahuan Selena.
"Ya, tapi anehnya orang itu sama sekali belum pernah datang kemari. Kalau dia memang kerabat, semestinya dia datang kemari meskipun cuma sekali seumur hidup, kan?"
"Apa dia terlalu miskin sampai-sampai nggak punya biaya untuk datang ke Jakarta?" Okta menebak.
Selena mengembangkan senyum pahit.
"Bisa jadi. Karena dia terlalu miskin, makanya dia mencari cara instan untuk mendapatkan uang," sambung Selena dengan nada mengejek.
"Tapi sekarang aku merasa lega karena semuanya sudah jelas. Nggak ada yang perlu kamu cemaskan lagi, Sel. Lusa kamu juga harus mulai syuting, kan? Kamu cuma perlu fokus pada drama terbaru kamu dan jangan berpikir hal lain selain pekerjaan."
"Ya, kamu benar, Ta." Senyum di bibir Selena berganti senyum riang. Beban yang beberapa waktu terakhir memberati kepalanya kini telah lepas. Tidak ada lagi yang perlu ia pikirkan selain karir dan kesehatan.
"Sel."
"Ya?"
"Sebenarnya aku dapat tawaran... Bukan. Maksudku kamu dapat tawaran wawancara untuk podcast. Tapi, aku belum menyetujuinya. Aku mau tanya dulu sama kamu sebelum memberi keputusan."
"Podcast?"
"Ya."
"Siapa?"
"Podcast-nya Deni Sumargo."
Selena terdiam, sementara Okta hanya bisa menunggu.
"Aku nggak bisa, Ta. Kamu tahu sebentar lagi aku syuting dan aku pasti nggak akan punya waktu." Setelah menimbang sebentar, Selena akhirnya memberi penolakan. "Lagipula aku diundang wawancara karena mencuatnya video itu, bukan karena hal lain, semisal prestasiku di dalam drama atau film. Itu hanya akan membuang waktuku."
"Tapi orang akan lebih mengenal kamu... "
"Karena Deni Sumargo punya banyak pengikut?" tukas Selena. Seolah suaranya yang mulai meningkat volumenya itu merupakan awal dari sebuah perdebatan.
"Iya," jawab Okta lirih dan penuh keraguan.
"Dengar, Ta. Aku terjun di dunia akting bukan agar orang mengenal jauh ke dalam kehidupan pribadiku. Aku ingin orang mengenalku sebagai aktris berbakat yang bisa memerankan berbagai macam karakter."
"Tapi dengan tampil di acara-acara seperti itu kamu juga bisa mempromosikan drama terbaru kamu, Sel."
"Kamu benar, Ta. Aku tahu itu. Tapi, pertanyaan tentang kehidupan pribadiku akan jauh lebih banyak ketimbang pertanyaan tentang drama atau filmku. Pada intinya aku nggak suka orang mengetahui kehidupan pribadiku. Oma juga nggak akan pernah mengizinkan aku untuk tampil di acara-acara seperti itu. Oma nggak suka aku mengumbar kehidupan pribadi kami di depan publik," tandas Selena tegas.
Jadi, semua ini karena Oma? batin Okta tercengang. Prinsip yang ditanamkan Oma Rosa ke dalam pikiran Selena tertancap begitu kuat seolah tak tergoyahkan oleh apapun.
"Ya sudah kalau begitu. Itu hak kamu," ucap Okta pasrah. Semua keputusan ada di tangan Selena, meskipun yang memegang kendali sebenarnya adalah Oma Rosa. Okta tak bisa memaksa atau berbuat hal lain. Mungkin saja Oma Rosa tak ingin mengungkit kisah kelam yang menimpa kedua orang tua Selena dan membangkitkan kenangan buruk tentang mereka. Atau Oma Rosa tak ingin orang-orang mengasihani Selena. Sejauh ini Okta hanya berusaha untuk berpikir positif.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity 🌻#tamat
ChickLitDitulis 8 Mei - 4 Juli 2023 Selena adalah aktris yang sedang menanjak karirnya. Namun, tiba-tiba muncul video dari seseorang yang mengaku sebagai ayah kandung Selena. Padahal ia tahu kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat Selena masih kecil...