"Untuk kamu."
Selena yang sedang duduk santai seketika mendongakkan kepalanya saat sebatang cokelat terulur ke hadapannya. Dari Alvaro.
"Kamu mau membuatku gendut?" kelakar Selena tak berusaha segera meraih cokelat itu dari tangan Alvaro. "Kemarin kamu sudah memberiku cokelat, kan?"
"Sebatang cokelat nggak akan berpengaruh pada berat badan kamu, kok. Tenang saja, Sel. Ini cokelat terakhir. Setelah ini aku nggak akan memberimu cokelat lagi," balas Alvaro. Ia menarik sebuah kursi lipat dan duduk di sebelah tubuh Selena setelah gadis itu menerima cokelat batang dari tangannya.
Selena mengurai tawa kecil. Alvaro mungkin tidak pernah tahu betapa Selena mati-matian menjaga berat badannya.
Syuting sedang break sekarang. Mas Rindra memberi jeda untuk istirahat pada para krunya selama beberapa menit sembari menyiapkan properti yang akan mereka gunakan nanti saat syuting.
"Aku senang kamu baik-baik saja sekarang," ucap Alvaro tanpa menoleh ke arah Selena.
Selena langsung paham arti kata-kata Alvaro. Berkat ucapan Okta semalam, Selena bisa kembali bangkit dan bersikap profesional seperti biasa.
"Ya. Aku banyak membuat kesalahan kemarin."
"Nggak ada orang yang nggak pernah membuat kesalahan."
Tapi Selena tidak suka membuat begitu banyak kesalahan, terlebih lagi dalam berakting. Sebisa mungkin ia tidak mengulang adegan yang sama untuk beberapa kali. Kecuali untuk adegan tertentu, semisal jatuh atau semacamnya.
"Sel!"
Okta mendadak muncul dengan setengah berlari. Di tangannya terdapat sebotol air mineral dingin yang baru saja ia beli dari minimarket terdekat dari lokasi syuting. Selena yang memintanya beberapa saat setelah syuting break.
"Ini minumnya." Okta mengangsurkan botol ditangannya ke depan Selena yang masih menggenggam cokelat pemberian Alvaro.
Tepat di saat bersamaan Mas Rindra memanggil Alvaro. Ini seperti sebuah keuntungan bagi Okta karena gadis itu tidak suka jika Alvaro dekat-dekat dengan Selena.
"Aku pergi dulu, Sel," pamit Alvaro buru-buru mengangkat tubuh dari atas kursi lipat.
"Oke."
Setelah Alvaro meninggalkan Selena, Okta mendekat dan berbicara di dekat telinga gadis itu.
"Sepertinya dugaanku nggak meleset," ucap Okta yang tidak mampu dicerna Selena dengan baik.
"Dugaan apa?"
"Memangnya apa lagi, Sel? Alvaro itu menyukaimu. Apa kamu nggak merasa, hah?" Okta merasa gemas dengan Selena yang tak langsung memahami ucapannya. Tatapan Okta mengarah jauh pada Alvaro yang sedang mendapat pengarahan dari Mas Rindra untuk adegan berikutnya. Pasalnya Alvaro harus melakukan adegan berkelahi dengan dua orang sekaligus setelah ini. "Kalau dia nggak naksir kamu, nggak bakalan dia memberi cokelat segala," sungut Okta sebal.
"Kamu mau cokelatnya?" Selena malah menawarkan cokelat pemberian Alvaro pada asistennya. Jika Alvaro tahu hal ini, mungkin ia akan kecewa berat.
"Nggak. Itu kan dari Alvaro untuk kamu," ucap Okta masih dengan wajah bersungut-sungut.
Selena menarik kembali tangannya dan batal memberikan cokelat dari Alvaro pada Okta.
"Kamu tahu sendiri Alvaro memberiku cokelat karena suasana hatiku sangat buruk kemarin dan berimbas pada aktingku. Kalau aktingku bagus, pastinya dia nggak akan memberikan cokelat itu, Ta. Dia memberiku cokelat itu supaya aku merasa lebih baik," tandas Selena memberi pengertian pada asistennya. Entah Okta nantinya bisa memahami situasi Selena atau tidak.
Okta hendak membuka mulut, tapi urung karena tiba-tiba saja Devina muncul di hadapan Selena. Ia merupakan pemeran antagonis di drama yang dibintangi Selena. Devina dan Selena sebenarnya seumuran, tapi jika dilihat dari penampilan, Selena terlihat lebih dewasa.
"Untungnya akting kamu bagus hari ini. Padahal aku sudah takut duluan tadi. Jangan-jangan akting kamu masih seburuk yang kemarin. Bisa-bisa kita semua pulang telat lagi," ujar Devina terang-terangan bersikap nyinyir pada Selena. "Eh, tapi apa benar orang itu ayah kandung kamu, Sel? Kok agak mirip ya? Sepertinya kamu harus melakukan tes DNA, deh. Siapa tahu orang itu benar-benar ayah kandung kamu," lanjut Devina sengaja ingin membakar emosi Selena dengan kata-kata lancangnya. Meskipun semua anggota kru mengetahui perihal video viral itu, tidak ada satu orang pun yang menyinggung masalah video viral itu di depan Selena. Mas Rindra sekalipun juga tidak mengungkitnya. Mereka semua menghormati masalah pribadi Selena, tapi Devina tidak.
Selena mengepalkan kedua tangannya begitu mendengar kalimat demi kalimat yang meluncur tanpa kontrol dari bibir Devina. Gadis itu tahu betul siapa Devina. Ia merupakan saingan Selena semenjak mereka berdua debut menjadi aktris. Devina mengincar posisi pemeran utama dalam drama yang Selena bintangi sekarang. Tapi, agaknya Mas Rindra lebih menyukai Selena ketimbang Devina. Itulah sebabnya Devina selalu mengambil kesempatan untuk memojokkan Selena.
"Sel." Okta setengah berbisik di telinga Selena. Sementara tangannya meremas bahu gadis itu. Okta hanya tak ingin Selena berbuat sesuatu yang kurang menyenangkan karena mulut Devina yang tidak bisa dijaga dengan baik. Berkat kode yang diberikan Okta juga, Selena berhasil menguasai emosi sehingga ia tidak melontarkan kalimat balasan yang lebih buruk dari yang dikatakan Devina.
"Kenapa kamu nggak menghafal skrip daripada bicara yang nggak jelas seperti itu, Dev? Kamu sering lupa dialog, kan?" Selena membalas dengan suara rendah, tapi cukup mengena di hati Devina.
Devina berdecih mendengar ejekan Selena. Gadis itu buru-buru kabur dari hadapan Selena karena tidak mau mendengar kata-kata yang lebih menyakitkan hatinya. Agaknya kali ini Devina telah salah mengusik ketenangan Selena.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity 🌻#tamat
ChickLitDitulis 8 Mei - 4 Juli 2023 Selena adalah aktris yang sedang menanjak karirnya. Namun, tiba-tiba muncul video dari seseorang yang mengaku sebagai ayah kandung Selena. Padahal ia tahu kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat Selena masih kecil...