Syuting hari kedua berjalan kurang lancar. Selena mesti mengulang beberapa adegan yang biasanya sekali take jadi. Mas Rindra juga merasa heran pada Selena. Padahal sebelumnya Selena baik-baik saja. Aktingnya bagus dan ia tidak perlu mengulang beberapa adegan. Tapi kali ini berbeda. Kemunculan pria itu benar-benar mengacaukan pikiran dan konsentrasi Selena. Bukan keinginan Selena untuk terus memikirkan pria itu, tapi benaknya yang tak mau lepas dari pria itu.
Bukan hanya Mas Rindra, seluruh pemain termasuk Alvaro, Okta, dan segenap kru, merasakan hal yang sama. Mereka bisa melihat perbedaan dalam diri Selena. Beberapa orang bisa memaklumi karena mereka telah mengetahui rumor yang beredar di dunia maya, tentang video viral yang berisi sebuah pengakuan dari seorang pria yang menyebutkan jika Selena adalah putri kandungnya. Bagaimana Selena tidak syok coba?
Alvaro bahkan rela kabur dari lokasi syuting hanya untuk membelikan Selena sebatang cokelat. Sebenarnya Alvaro ingin membeli semua cokelat yang dijual di minimarket, tapi ia takut Selena justru akan menolaknya. Jadi, ia memutuskan untuk membeli sebatang saja dan berharap cokelat itu bisa menjadi penyemangat bagi Selena.
Selena menyambut hangat cokelat pemberian Alvaro, tapi Okta malah memberikan tatapan penuh curiga pada cowok itu. Okta hanya tidak ingin Selena jatuh hati pada Alvaro. Oma Rosa tidak akan suka jika ia mendengar kabar kedekatan Selena dan Alvaro.
"Apa kamu masih memikirkan pria itu?" Dalam perjalanan kembali ke apartemen malam ini, Okta membuka obrolan dengan Selena. Pasalnya gadis itu masih memasang wajah murung semenjak syuting selesai. Selena berpura-pura memasang wajah ramah hanya pada saat ia berada di lokasi syuting. Dan Selena akan kembali pada dirinya sendiri saat sudah tidak ada orang lain di sekitarnya.
Selena yang kelihatan lelah dan menyandarkan kepala pada punggung jok hanya menggumam pelan. Tak jelas.
"Aku kan sudah bilang nggak usah dipikirkan, Sel. Pria itu cuma ingin memanfaatkan kepopuleran dan kekayaan kamu. Kalau kamu menanggapinya kamu sendiri yang rugi nanti," oceh Okta yang tiba-tiba merasa kesal saat mengingat peristiwa pagi tadi. Selena melarangnya menelepon pengacara tanpa alasan yang pasti. Padahal sebelumnya Selena menyuruhnya untuk melaporkan pria itu ke pihak kepolisian.
"Aku juga mau seperti itu, Ta." Selena menegakkan punggung dan sedikit memutar tubuh hingga menghadap wajah Okta. "Aku juga nggak mau kepikiran orang itu terus. Tapi kamu lihat sendiri kan? Aku nggak bisa. Bahkan aku nggak bisa fokus pada peranku dan harus mengulang-ulang adegan tadi. Aku malu pada Mas Rindra dan yang lain, Ta."
Okta menelan saliva. Selena tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kehadiran pria yang mengaku sebagai ayah kandungnya cukup mengusik pikiran Selena.
"Apa aku harus menelepon pengacara sekarang?" tawar Okta yang tak punya solusi untuk menenangkan pikiran Selena. Ia berharap Selena akan berubah pikiran dan mau menerima sarannya. Mungkin dengan menghubungi seorang pengacara Selena bisa merasa sedikit lebih tenang.
"Jangan, Ta," cegah Selena seraya menyentuh lengan Okta. Padahal Okta belum menggerakkan tangannya untuk meraih ponsel. "Aku nggak mau Oma tahu tentang masalah ini."
"Tapi Oma sudah mengetahui video viral itu, Sel."
"Iya. Tapi Oma belum tahu kalau pria itu datang menemuiku, Ta. Kamu nggak bilang pada Oma, kan?"
"Tentu saja nggak, Sel."
Selena berucap syukur dalam hati. Ia hanya tak ingin membuat Oma cemas.
Begitu mobil yang mereka kendarai hampir tiba di depan gedung apartemen, seketika rasa was-was menggerogoti perasaan Selena dan Okta. Bagaimana jika pria itu muncul lagi malam ini?
"Apa kamu melihat pria itu, Ta?" Saat mobil yang dikemudikan Pak Wawan berhenti, Selena berbisik di dekat telinga Okta. Kedua matanya menyisir area sekitar, tapi tak menemukan siapapun kecuali seorang satpam yang sedang berjaga di depan pintu masuk gedung.
"Nggak. Apa Pak Wawan melihat orang itu?" Okta malah bertanya pada Pak Wawan.
"Nggak, Mbak."
"Apa jangan-jangan dia bersembunyi di suatu tempat dan baru keluar saat kita turun dari mobil?"
"Jangan menakuti, Ta," seru Selena tersendat di tenggorokan. Tangannya terlanjur melayang menepuk pundak Okta karena kesal.
"Aku nggak menakuti, Sel. Kamu juga berpikiran sama denganku, kan?"
Sejujurnya iya, batin Selena. Tapi ia tak ingin terang-terangan menunjukkan kecemasannya di depan asisten dan supir pribadinya. Biasanya pemikiran buruk akan menjadi kenyataan.
"Kita turun saja, Sel. Kan ada Pak Wawan yang badannya besar dan kuat. Selama ini kamu selalu mengandalkan Pak Wawan kalau butuh pengamanan, kan?"
Selena membenarkan ucapan Okta. Itulah gunanya Pak Wawan. Pria itu adalah pengawal pribadinya. Kenapa mesti secemas itu? Jika Okta tak bisa menjadi tameng Selena, Pak Wawan lah yang akan melindungi Selena dengan tubuhnya yang berisi dan kuat.
Pak Wawan memutuskan untuk turun terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil bagi Selena. Pria itu akan mengawal Selena sampai di depan pintu apartemennya seperti yang ia lakukan kemarin malam.
Aman. Hingga langkah Selena menapaki lantai teras gedung, pria itu tidak muncul. Perlahan perasaan was-was yang tadi sempat menggerogoti dadanya mulai memudar.
"Mbak Selena?"
Seorang satpam yang berjaga di depan pintu gedung mengagetkan Selena. Pasalnya tiba-tiba saja ia memanggil nama Selena dan berjalan menghampirinya.
"Pak Satpam, mengagetkan saja," keluh Okta mewakili perasaan Selena.
"Maaf," ucap satpam itu dengan perasaan canggung. Tadi ia tidak bermaksud mengagetkan.
"Ada apa, Pak?"
"Tadi ada orang yang menitipkan sesuatu untuk Mbak Selena," beritahu satpam itu sekaligus menyodorkan sebuah amplop besar berwarna cokelat ke hadapan Selena.
Kening Selena mengerut ketika tangan kanannya meraih amplop cokelat itu. Gadis itu membalik amplop, tapi tidak menemukan tulisan apapun. Artinya tak ada nama pengirim di sana.
"Dari siapa, Pak?"
"Nggak tahu, Mbak. Orang itu nggak menyebutkan nama."
"Ya sudah. Terimakasih, Pak."
"Sama-sama, Mbak."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Popularity 🌻#tamat
ChickLitDitulis 8 Mei - 4 Juli 2023 Selena adalah aktris yang sedang menanjak karirnya. Namun, tiba-tiba muncul video dari seseorang yang mengaku sebagai ayah kandung Selena. Padahal ia tahu kedua orang tuanya telah meninggal dunia saat Selena masih kecil...