bab 17

2.8K 163 7
                                    

   Di pagi hari yg dimana langit masih terlihat gelap, terdapat 2 manusia yg sedang berdiri tegak dengan ekspresi mengintimidasi seseorang yg sedang duduk di sofa.

"Abis darimana aja kamu jam segini baru pulang?" Suara dingin menerpa di telinga elena yg saat ini dia hanya menundukan kepalanya.

"Ta-tadi kerja lembur,, terus ke-kemaleman jadinya aku nginep di rumah temen" gugup elena yg sedang di mintai jawaban oleh paman nya.

"Sejak kapan lu punya temen?" Celetuk Alan dengan tangan yg bersedikap dada.

"Brisik anying! Diem aja lu! Gk gue kasih duit jajan mampus lu!" Elena memukul Alan menggunakan tas nya.

"Eh iya ampun suhu" dengan cepat Alan duduk di lantai di depan elena seperti seorang pelayan yg tunduk kepada majikan nya.

"Kenapa tidak bilang dari awal?"

"Lupa" elena kembali menundukan pandangan nya.

"Terus yg mengantarmu pulang di pagi hari seperti ini siapa?"

Pertanyaan yongbin membuat elena jadi berpikir keras untuk mencari jawaban. Sebenarnya dia di antar oleh ratu, tapi tidak mungkin dia bilang kalo di antar oleh nya. Bisa-bisa Alan langsung ribut setengah mati. Karna setau Alan ratu dan elena tidak pernah akur sedikit pun.

"Di anter temen" jawab elena berharap yongbin percaya.

"Oke bagus. Tapi ingett!! Lain kali kalo tidak pulang. Kamu harus menghubungi kami terlebih dahulu!"  Tegas yongbin.

"I-iyaa" sahut elena lemas.

Setelah itu yongbin pun meninggal kan elena dan berjalan menuju ke kamar nya.

Saat itu juga elena bisa bernafas lega.

"Selamet gue" ucap elena sambil mengelus dadanya lega.

"Bohong lu ya"

Elena kaget karna ia  baru sadar masih ada Alan yg masih duduk di depan nya.

"Apasi lu"

"Bohong kan lu! Jujur lu sama gue!"

"Apasi anjing! Diem gk lu! Gk gue kasih duit nih ya kalo gk mau diem" ancam elena.

"Oke sip" Alan langsung mengunci mulutnya.

Setelah itu mereka pun kembali ke kamar masing-masing. Dan Alan tidak melanjutkan tidurnya dia langsung mandi dan bersiap siap untuk ke sekolah.

Sebenarnya dia sangat mengantuk. Karna semaleman Alan tidak tidur sama sekali karna menghawatirkan elena.

Setelah mandi Alan langsung memakai bajunya. Dia melirik ke arah satria yg sedang duduk di sofa sembari membaca buku.

"Rajin amat jam segini baca buku?"

"Bosen"

"Mau ikut ke sekolah gk?"

"Malesss, tapi di rumah terus bosen"

"Ikut aja"

"Ah males ah"

"Yaudah di rumah aja"

"Bosen tapi"

Pakkk.

"MAU LU APA BANGSAT?!" Alan melempar bantal ke arah satria.

"Mau ke kuburan aja deh, siapa tau nanti sore pacar gue Dateng. Soalnya biasanya dia setiap hari jumaat selalu Dateng" satria memeluk bantal yg Alan lempar tadi sambil tersenyum senyum seperti setan kesurupan.

"Ya udh terserah lu"

Alan sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Dia pun keluar kamar dan turun ke lantai 1. Dia sarapan roti yg berada di atas meja makan.

Alan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang