bab 44

1.1K 78 5
                                    

author pov.

ting tong....

suara bell rumah Alan berbunyi, yongbin pun berjalan untuk membuka gerbang. saat ia buka terlihat ada Akbar yg berdiri di depan pintu gerbang.

"mau ngapain ke sini?" ketus yongbin.

"gue mau ketemu Alan" Akbar hendak masuk tapi langsung di tahan oleh yongbin.

"ga ada" celetuk yongbin.

"maksud lu??"

"Alan nya ga ada di rumah"

"ga usah boong lu, gue tau dia pulang ke rumah. minggir akh" Akbar berusaha untuk menerobos masuk tapi yongbin tetap menahan nya.

"ini pasti ulah lu kan?!"

raut wajah Akbar kebingungan karna tidak mengerti apa yg di maksud yongbin.

"ga usah gelegat kek orang tolol. lu abis  nangisin Alan terus sekarang mau nemuin dia gitu??"

"cihh. ga bakal gue izinin." lanjut yongbin sambil mendorong Akbar untuk mundur.

Akbar pun terdiam, ia berpikir apa perilaku nya akhir akhir ini keterlaluan sampai membuat Alan menangis.

"mending lu pergi aja, jangan harap bisa ketemu Alan!"  yongbin menutup pintu gerbang nya dengan kasar.

Akbar tak bisa berbuat apa-apa ia menjadi merasa bersalah akan hal ini. ia melirik ke arah jendela kamar Alan yg masih tertutup gorden.

ia pun berbalik dan menaiki motornya, ia mengambil ponsel dan menelfon Alan. tapi telfon tersebut tak kunjung di angkat.

Akbar menghela nafas panjang dan mengusap wajah nya kasar. setelah itu ia memakai helem dan menyalakan mesin motornya, ia pergi dari area rumah Alan dan kembali ke sekolah.

di sisi lain Alan sedang menangis di dalam selimut, pintu kamar nya pun ia kunci.

"padahal sepele tapi ko nyesek banget hikss..." gerutu Alan.

tiba-tiba ia terdiam saat mengingat sesuatu.

"oh iya tas gue ketinggalan ya" Alan keluar dari dalam selimut dan langsung mencari ponsel nya.

"eh hp gue mana??" Alan merogoh semua kantong seragam nya.

"mampuss,, hp gue ketinggalan di mobil lagi ,,,, huwaaaaa,,,," tangisan Alan pun semakin menjadi.

ia pun berjalan menuruni tangga dan menghampiri yongbin yg sedang berada di dapur.

"kamu mau makan??" tanya Yongbin yg sedang membuat teh hangat.

"minjem kunci mobil nya sebentar" ucap Alan.

"mau buat apa??"

"mau ambil hp, hp gue ketinggalan di mobil lu"

"ohhh,, yaudahh ni" yongbin pun memberikan kunci mobil nya.

Alan pun membuka pintu mobil dan ia menemukan ponsel nya yg tergeletak di kursi mobil.

setelah itu ia kembali masuk ke dalam rumah dan duduk di atas sofa. ia mengecek ponsel nya tapi ternyata ponselnya mati karna kehabisan daya.

ponsel nya pun ia cas di dekat tv, dan ia mengambil remot tv dan menonton kartun kesukaan nya.

walaupun ia masih merasa sedih tapi ia tidak ingin terus memikirkan hal ini, ia berusaha sebisa mungkin untuk menyibukan diri agar tidak terus memikirkan Akbar.

"kamu mauu??" yongbin duduk di sebelah Alan.

Alan hanya menggeleng kan kepala saat yongbin menyondorkan teh hangat.

Alan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang