bab 49

1.4K 69 11
                                    

author pov.

"lu ambil jurusan apa?"

"hukum. kalo lu?"

"ga tau"

"lah??"

"gue bingung"

"lah emang cita-cita lu apaan??"

"membangkitkan orang yg udah mati"

"jadi Dajjal ae lu sono"

"kalo bisa mah, gue pengen"

"dih stres"

"permisi"

kericuhan Akbar dan atta terhenti saat kedatang seorang wanita cantik berambut kiriting yg membuatnya terlihat menggemaskan.

Akbar dan atta menatap wanita tersebut dengan kebingungan. wanita yg berada di hadapan mereka tengah menunduk sambil sesekali menggigit bibir bawah nya.

"ya, kenapaa??" tanya Akbar saat wanita tersebut hanya diam tak mau berbicara.

"emm anuu,,, mo-motor yg di sana punya mas nya bukan??" dengan ragu wanita tersebut menunjuk ke arah motor Akbar yg sedang terparkir.

"iya, itu motor saya. kenapa??"

"ma-maaf mas, ta-tadi motornya ga sengaja ketumpahan minuman saya" dengan ketakutan wanita tersebut berusaha untuk jujur.

"ohh,,, yaudah mba gpp" Akbar hanya ber oh ria dan tak ingin mempermasalahkan.

"seriusan mas, gpp??" seketika wanita tersebut mendongak untuk melihat wajah Akbar.

"iya mba gpp" Akbar tersenyum untuk meyakinkan wanita tersebut.

mendapatkan senyuman tersebut wanita itu tersipu malu karna melihat ketampanan Akbar.

"sekali lagi ma-maaf ya mas"

"iya gpp,, yaudah duluan ya" Akbar merangkul atta untuk pergi dari hadapan wanita tersebut.

"eh tapi mas-" sebelum wanita tersebut menyelesaikan kalimatnya, Akbar sudah lebih dulu pergi menjauh.

kini Akbar dan atta berjalan santai  menyusuri lorong kampus yg terlihat cukup ramai. mereka kuliah di kampus yg sama, di karena kan atta yg tidak ingin berbaur dengan orang tak di kenal alhasil ia mendaftar di kampus yg sama seperti Akbar.

dan syukurnya atta dan Akbar bisa di terima di kampus tersebut.

akan tetapi mereka berdua menjadi terpisah dengan Hanan dan juga Zidan. Hanan yg tidak ingin terpisah dengan Zidan pun alhasil dirinya harus mendaftar di kampus yg sama seperti Zidan.

5 bulan pun berlalu.

setelah Akbar mulai berkuliah, Akbar menjadi jarang untuk berkunjung ke rumah Alan.

Alan yg berusaha untuk mengerti kesibukan Akbar pun semakin lama ia mulai merasa rindu dengan kehadiran nya.

di jam 10 malam, Alan tidak bisa tertidur. ia pun mengambil ponselnya yg berada di atas nakas, kemudian ia mencari nomer Akbar dan menelfon nya.

ddrrrrrtttttt... drrttttt..

suara ponsel bergetar membuat pandangan Akbar teralihkan. Akbar mengambil ponsel tersebut yg berada di atas meja dan mengecek siapa yg telah menelfon nya.

saat melihat bahwa alan yg menelfon, dengan cepat Akbar pun langsung mengangkat telfon tersebut.

"hallo??" Akbar menempelkan ponselnya di telinga.

"hallo, lu lagi ngapain?? sibuk ga??"

"gue lagi ngerjain skripsi al. kenapa?? "

"ohh sibuk  dong berarti??"

Alan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang