bab 21

2.6K 147 6
                                    


happy reading❤️

"Al pelan-pelan bawa motorny bego!"

"Alan!!"

Alan tidak menggubris teriakan Akbar, dia terus menarik gas nya lebih cepat. Akbar yg ketakutan setengah mati karna di bawa ngebut oleh Alan pun hanya pasrah sambil berdoa kepada tuhan agar tidak mati hari ini.

tak lupa atta, Hanan dan Zidan mengikuti mereka dari belkng dengan kecepatan yg sama dengan Alan.

sampai akhirnya Alan berhenti di depan bangunan tua yg terlihat seperti markas. lokasi yg lumayan jauh dari keramaian jadi terlihat sepi dari luar. Akbar melihat ke sekeliling bangunan tersebut sambil turun dari motor.

Alan ikut turun dan berjalan cepat menuju pintu bangunan tersebut.

"Al tunggu" Akbar bergegas menyusul Alan. ia khawatir kalo Alan kenapa napa.

sedangkan atta,Zidan, dan Hanan baru sampai di tempat tersebut.

"Alan ngapain ke sini?" bingung Zidan turun dari motor Hanan.

"serem amat tmpt nya" Hanan menatap takut ke sekeliling.

tanpa babibu atta berlari  menyusul Alan dan Akbar.

BRAKKKK!!

"WULAN!!!" Alan mendobrak pintu menggunakan kaki nya.

tapi seketika Alan terdiam saat melihat kondisi di dlm bangunan tersebut berantakan. banyak percikan darah di mana mana, meja, kursi dan semua barang terlihat patah dan rusak.

"al, lu yakin mereka di sini?" tanya Akbar.

"gue yakin dia di sini,,"

"tapi ko tmpt nya berantakan gini"

Alan pun berpikir dan berjalan menuju percikan darah di lantai. dia menyentuh darah tersebut dan mencium nya.

"kaya nya ini darah baru deh" Alan menoleh ke arah Akbar dan atta.

"jangan-jangan mereka abis nyiksa orang lagi?!"

"gk mungkin" celetuk atta. Alan dan Akbar pun menoleh ke arah nya.

"kalo nyiksa orang gk mungkin sampe berantakan kaya gini"

"atau jangan-jangan mereka abis di grebek?! trs gelut kaya yg di pilem pilem gitu" ucap Akbar.

"ngaco aja lu! kebanyakan nonton pilem lu ya" atta menjitak Akbar.

"lah,, siapa tau anjir"

"hustt diem! mending kita cari petunjuk" ajak atta.

"petunjuk apaan?"

"petunjuk buat ngubur lu idup idup." kesal atta.

"dih parah bener"

Akbar dan atta pun mulai berjalan sekeliling ruangan untuk mencari petunjuk. sedangkan Alan berpikir keras tentang darah yg berada di lantai.

"Alan!!" Zidan dan Hanan berlari masuk menghampiri Alan.

"gue nemuin ini" Hanan menyondorkan dompet kulit yg dia temukan di halaman bangunan tersebut.

dengan penasaran Alan mengambil dompet nya, atta dan Akbar menghampiri Alan dan ikut melihat isi dompet tersebut.

tanpa menunggu lama Alan langsung membuka dompet tersebut dan terlihat ada beberapa lembar uang dan juga KTP.

"itu duit apaan?" bingung Zidan.

Alan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang