bab 40

1.2K 80 13
                                    

alan pov.

"ALAN!!!"

BRAKKKK.

"AAAAAA!!!!"

Alan terkejut saat Akbar mendobrak pintu kamar nya.

"apaansii!!!" kesal Alan.

"kita main yu" terlihat wajah Akbar yg berbinar binar.

"ga mau akh, panas anjir di luar"

"ihhh ayoo,, gue ada tempat yg cocok buat kita pergi ke sana" Akbar menarik tangan Alan agar sang empun beranjak dari tempat tidurnya.

"mau kemanasiii,,, maless barr,, gue lagi pengen santai santai di hari Minggu"

"udahh ayo ih. gue jamin lu pasti suka"

Akbar terus menarik tangan Alan, mau tak mau Alan pun turun dri tempat tidur.

"yaudahh bentar! gue ganti baju dulu" kesal Alan.

"yesss!! dandan yg cantik yaa honey"

blukkkk.

Alan melemparkan bantal tepat di wajah Akbar.

singkat cerita kini mereka sedang di perjalanan menuju tempat yg Akbar maksud.

"masih jauh gasi bar??" ucap Alan yg sedikit teriak karena brisik suara motor.

"sabar,, sebentar lagi kita sampe"

Alan pun hanya mendecih kesal, karna yg Akbar ucapkan selalu sama seperti itu. ucapnya sebentar lagi tapi sudah setengah jam belum sampai juga.

"kitaa sampeee" ucap Akbar.

Alan tercengang karna Akbar membawa nya ke tempat wisata bermain. Akbar memarkirkan motornya, kemudian Alan turun dari motor.

"lu serius panas panas ngajak gue ke sini??" tanya Alan yg masih tercengang.

"iyaa hehehe,,, ayoo masukk" Akbar langsung menarik tangan Alan untuk masuk ke tmpt wisatawan tersebut.

saat mereka masuk terlihat banyak permainan yg sudah lama Alan tidak memainkan nya, terakhir ia ke tempat seperti ini saat ia masih SD bersama keluarganya.

"main sepatu roda ayo??" ajak Akbar dengan girang.

tanpa mendengar persetujuan dari Alan ia langsung menarik Alan untuk bermain sepatu roda. pertama ia membeli tiket kemudian ia mengambil 2 pasang sepatu roda.

saat ia sudah selesai memakainya Akbar beralih ke Alan.

"duduk Al" perintah Akbar.

"gue ga mau bar. gue ga bisa"

"udah gpp, nanti gue ajarin"  Akbar mulai memakaikan sepatu roda ke kaki Alan.

setelah sudah terpakai semua, ia mengulurkan tangan nya untuk Alan berpegangan pada dirinya.

Alan menatap Akbar sejanak, kemudian dengan ragu ia meraih tangan Akbar. Akbar tersenyum lebar kemudian langsung membantu Alan berdiri.

"barr gue ga bisa cok!!"

"bisaa,, tenang aja nanti gue pegangin"

Alan mulai memasuki arena sepatu roda, dengan sangat berhati hati ia menggerakkan kakinya. berbeda dengan Akbar yg terlihat sudah mahir memakai sepatu tersebut.

"AKBAR!!!" teriak Alan saat dirinya hampir jatuh.

"HAHAHA udh tenang aja,, ada gue yg megangin Al" Akbar hanya tertawa puas.

perlahan lahan mereka sudah berada di tengah tengah arena. Akbar mengubah posisinya yg tadinya di belkng Alan kini berada di hadapan Alan.

"pegang lengan gue yg kuat"  perintah Akbar.

Alan [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang