Our_Baby_12

46 13 2
                                    


PLAKKKK!!!!!

Lubi menampar Zeyu. Sangat keras. Zeyu juga merasakan sakit selain terkejut. Ada apa dengan titisan Hua Mulan ini?

"Pergi Lo dari sini."
Pinta Lubi menekankan dengan matanya yang memerah.

"Gw, gw mau ketemu Ai, sekali aja, gw mohon"
Pinta Zeyu memelas dengan perasaan paniknya.

"Gak. Mulai sekarang, Lo gak boleh temuin Ai, apalagi deketin dia lagi. Pergi Lo."
Usirnya lalu mendorong Zeyu keluar.

"Lubi, Ai cerita soal Jinha? G-gw bisa jelasin, Lo Jan marah dulu."
Ucap Zeyu meyakinkan sembari menahan pintu yang hendak ditutup oleh Lubi.

"Gak ada penjelasan. Lo pergi dari sini."
Sarkasnya lalu membanting pintu dan menguncinya dari dalam membuat Zeyu mengumpat dalam hati.

"Lubi plis, izinin gw ketemu sama Ai. Gw janji bakalan jelasin yang sebenarnya tentang Jinha-"

"CEPET PERGI SEBELUM GW TENDANG SAMPE KE ICU!"
Sentak Lubi membuat Zeyu terdiam. Pria itu tak ada habisnya mengutuk dirinya sendiri.

Kesialan apa lagi sekarang? Kemarin dia harus memilih satu cewek, tapi sekarang dua-duanya nggak ada.
Ia pun pergi dengan perasaan kecewa.

Setelah mengusir Zeyu, Lubi kembali menghampiri Ai.

Ternyata Ai sedang terduduk dilantai kamar mandi sambil memeluk lututnya. Dia ketakutan. Bibir pucatnya bergetar. Sorot matanya terlihat panik. Seluruh tubuhnya menggigil. Dia menangis. Beginilah Ai ketika merasakan traumanya. Ketika phobya menghantuinya. Dia akan terlihat kacau. Perasaannya goyah. Pikirannya plin plan. Dia akan terlihat seperti orang gila.

"Ai, lo tenang yah? Jangan khawatir? Oke? Brengsek sialan itu udah pergi,"
Ucap Lubi mencoba menenangkan.

"Haihai, Haihai Dimana?"
Tanya AI panik. Suaranya serak dan bergetar. Takut Zeyu akan mengambil Haihai darinya.

"Haihai lagi istirahat di kamarnya,"
Jawab Lubi sembari memegang tangan Ai erat agar tangan itu tidak terus gemetaran.

Setelah mendapat jawaban, Ai berlari kekamar Haihai. Disana, Haihai sedang tertidur dengan nyenyak. Melihat wajah anaknya yang tampak lugu, polos dan menenangkan, seketika membuat AI menangis.

"Haihai, kamu gak boleh tinggalin buna yah? Jangan pergi. Kamu harus tetep sama buna. Gak bakal buna biarin dia ngambil kamu dari buna. Haihai gak boleh deket-deket lagi sama dia, dia jahat. Dia udah nyakitin buna. Dia gak boleh nyakitin kamu. Pokoknya buna bakal pastiin kamu ngelupain dia."
Ai terus berceloteh sambil memeluk Haihai. Tangisnya sudah pecah sedari tadi. Lubi juga merasa sedih melihat sahabatnya menderita seperti ini.

"Bun-na.... Kenapa, nangis?"
Tanya Haihai pelan yang terbangun dari tidurnya.

"Buna sayang banget sama Haihai, Haihai janji yah bakalan nurut sama buna?"
Pinta Ai mendapatkan anggukan lemah dari Haihai. Sejenak Ai tersenyum lalu mengecup kening anak itu.

Our Baby

Hari ini di sekolah, Zeyu berangkat pagi-pagi sekali. Karena ia sangat ingin bertemu Ai. Saat baru saja duduk ditempatnya, orang yang ia Incar pun datang.

Ai yang datang dengan lesu dan tidak bersemangat, saat melihat Zeyu, seketika rasa paniknya kembali membuatnya berlari keluar.

"AI TUNGGU!"
Teriak Zeyu lalu berlari mengikutinya.

Ai terus berlari sampai ke lantai kebawah, namun pria itu masih mengikutinya. Ai tak punya pilihan selain berlari ke belakang sekolah karena ia pikir itu tempat aman untuk bersembunyi.

Our Baby 2!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang