Our_Baby_15

48 13 1
                                    











Pagi ini, Ai tengah membantu Haihai berjalan. Setelah berbaring beberapa hari, anak itu jadi agak kesulitan untuk berjalan. Jadi Ai memapahnya walau hanya berkeliling kamar.

"Buna sekolah?"
Tanya Haihai setelah duduk beristirahat di pangkuan Ai.

"Iya"
Jawab Ai sembari mengusap kepala Haihai. Terasa lembut walau Haihai sudah agak lama gak keramas.

"Kenapa nggak belangkat?"
Tanya Haihai bingung.

"Nungguin aunty Lubi selesai sarapan"

"Buna kenapa nggak suka Salapan? Nanti Dede bayinya lapall"
Ucap Haihai kasihan sembari mengusap perut Ai dengan lembut. Ah, sepertinya anak itu tidak tahu bahwa Ai sebenarnya tidak hamil.

"Haihai, buna lupa ngasih tau kamu, diperut buna nggak ada bayi"
Jelas Ai apa adanya membuat Haihai bingung.

"Tapi kemalin buna sama papah bilang adaaa"

"Itu boong. Buna salah"

"Hmm, jadi, Haihai nggak ada adek? Ntal Haihai main sendili lagi?"

"Ada Yushan. Mau buna panggil?"
Tawar Ai supaya anak itu tidak sedih.

"Iya Bun. Haihai bosan"
Jawab Haihai sambil tersenyum.

Setelah Ai menghubungi Zhixin, Haihai tiba-tiba teringat sesuatu.

"Buna?"
Panggil Haihai pelan.

"Hmm?"
Gumam Ai.

"Haihai benel yah? Kalo Haihai mau papah temenin Haihai, Haihai halus sakit duluu. Kemalin di lumah sakit papah ada. Sekalang Haihai udah sembuh papah sibuk"
Ada rasa sedih menohok hati Ai saat mendengar penuturan sederhana dari Haihai.

Anak itu pandai berbicara. Dan setiap perkataannya logiss. Bagaimana Ai akan menjelaskan pada Haihai kalau Zeyu itu ayah kandungnya yang sangat dibenci Ai?

Walau Ai membenci Zeyu, tapi terkadang ia selalu ingin berterimakasih pada ayahnya Haihai. Karena ia telah memberikan anak sebaik Haihai untuk menemani kehidupan Ai yang nampak kesepian dan tak punya tujuan.

"Haihai? Mau denger buna cerita gak?"
Tanya AI membuat Haihai mengangguk antusias.

"Dulu, papah Zeyu itu pernah nyakitin seorang perempuan. Jadi buna takut, dia bakalan nyakitin kita juga, makanya buna ngelarang dia buat deketin kita,"
Jelas Ai membuat Haihai terdiam.

"Papah Zeyu jahat?"
Tanya Haihai tak percaya.

"Iya. Haihai tau? Perempuan yang pernah disakitin Zeyu itu sampai nangis, sakit, dia hilang entah kemana. Makanya buna nggak pengen Haihai Deket sama Zeyu. Zeyu itu jahat. Buna juga sering nangis gara-gara dia"
Ucap Ai mencoba mengintimidasi, dan tentu saja berhasil walau Haihai loading beberapa saat.

"Papahnya ultamen ob juga jahat. Papah Zeyu juga?"
Tanya Haihai lagi membuat AI mengangguk.

"Buna Haihai takuut,"
Yap. Berhasil. Sepertinya Haihai terpengaruh oleh perkataan Ai. Haihai pikir, ia tidak punya kekuatan seperti ultaraman untuk menghentikan kejahatan ayahnya. Haihai pun memeluk Ai dengan erat, membuat AI tersenyum miring.

"Good boy"
Ucap Ai sembari mengusap kepala Haihai.

"AI!"
Teriak Lubi dari bawah. Sepertinya ia sudah selesai sarapan.

"Apa?!"
Ai balas berteriak tapi tidak terlalu keras.

"ADA YANG NUNGGUIN LO DILUAR!!!"

"Siapa?!"

Our Baby 2!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang