Our_Baby_19

50 13 5
                                    


Sekarang Jinha, Ai dan Haihai berada di rumah sakit tempat pak Xue dirawat.

"Ini Chu-Ling."
Ucap Ai dingin sambil menghampiri ayahnya lalu berdiri disamping brangkar.

Mendengar suara yang sudah lama tak terdengar, ayahnya Ai pun membuka matanya. Ia lihat seorang gadis cantik dengan wajah datar berdiri disampingnya.

"Chu....Ling....."
Panggil ayahnya lemah. Haihai yang berdiri dibawah kini mencoba mendongak ingin melihat sang kakek.

"Apa?"
Tanya AI malas. Bahkan ia tak kasihan melihat ayahnya terbaring lemah. Sorot matanya saja sudah memancarkan dendam dan kebencian pada ayahnya.

"Ay-ah..... Ka-ngen...... Ka-mu....."

"Sekarang udah ketemu. Udah yah? Chu-Ling sibuk harus pulang"

"Buna buna Haihai mau lihat kakek!"
Seru Haihai ngambek. Ia diacuhkan.

Ai pun memangku Haihai lalu mendudukkan Haihai di brangkar.

"Ini kakek. Ucapin salam."
Titah Ai dingin, sementara Haihai hanya melongo mencoba mengenali wajah kakeknya yang nampak asing.

"Hallo kakek, ini Xiaohai, kakek halus panggil Haihai. Haihai mau peluk kakek boleh Ndak?"

Belum juga dijawab, namun bocah itu sudah memeluk tubuh kakeknya dengan penuh kasih sayang.

"Kakek kenapa gak pelnah ketemu Haihai? Kakek sibuk yah kayak papah?"
Tanya Haihai sambil menghadapkan wajahnya ke wajah sang kakek.

"Dia....siap-pa?"
Tanya pak Xue pada Ai, Dan gadis itu hanya tersenyum menyeramkan.

"Dia anak Chu-Ling yah. Anak haram, umurnya tiga tahun, namanya Haihai, Haihai ini hasil hubungan Chu-Ling sama cowok yang gak Chu-Ling kenal,"
Jelas Ai sembari mengusap kepala Haihai dan tersenyum bangga.

Haihai yang tidak mengerti hanya diam saja sambil tersenyum kepada sang kakek.

"Jang-an, boh-hong...."

"Chu-Ling nggak bohong yah. Dulu waktu Chu-Ling di fitnah ayah percaya, sekarang Chu-Ling emang beneran dan ngaku ayah nggak percaya. Isi otak ayah apa? Oh iya lupa, Chu-Ling Dateng kesini bawa hadiah buat ayah. Yaitu cucu pertama ayah....."

"Chu-Ling....."

"Apa? Ayah marah? Chu-Ling gak peduli. Lagian sekarang Chu-Ling udah sukses. Bisa hidupin Haihai, jangan takut Chu-Ling minta nafkah. Ayah istirahat aja dengan tenang. Oke? Soal harta warisan kasih aja semuanya ke Jinha anak kesayangan ayah. Chu-Ling gak butuh."
Jelas Ai panjang lalu memangku Haihai.

"Karena sekarang ayah dah ketemu Chu-Ling, ayah bisa mati dengan tenang, selamat beristirahat...."
Ucap Ai lagi lalu pergi keluar.

Jinha yang sedari tadi menunggu diluar pun bertanya
"Gimana?"

"Gak gimana-gimana. Maaf gw Dateng kesini gak bawa bingkisan, hadiahnya biaya pengobatan aja yah?"
Tawar Ai sambil memangku Haihai lalu pergi.

Haihai yang merasa sedih akan meninggalkan kakek dan aunty asing pun melambaikan tangannya.

"Dadah kakek.... Dadah uti......"
Ucapnya lalu dicium oleh Ai.

"Maaf tadi buna ngomong kasar tentang Haihai,"
Ucap Ai, tapi karena Haihai tidak mengerti jadi dia mengangguk saja.

Dan pak Xue yang mendadak ditinggal Ai itupun mencoba meraba nakas dengan panik guna mengambil handphone nya.

Setelah berhasil menghubungi detektif, pak Xue mengatakan
"Chu-Ling-ada, di-rumah, s-sakit. T-tah-han, d-dia, pergi."
Ucap pak Xue lalu mendadak pingsan.

Sang detektif yang kebetulan sedang bersama Zeyu itu kini bergegas kerumah sakit. Mereka tadinya membahas kasus tentang Chu-Ling.

Sambil membawa mobil dengan kecepatan diatas rata-rata, Zeyu harap ia akan bertemu dengan Chu-Ling. Dan pokoknya banyak yang akan Zeyu lakukan dan katakan pada Chu-Ling.

Setelah sampai kerumah sakit dengan sangat sangat cepat,
Pria itu berlari keruangan pak Xue.

"DIMANA CHU-LING?!"
Tanya Zeyu setelah mendobrak pintu. Ternyata didalam ruangan terdapat banyak dokter dan suster yang menghadapi pak Xue yang pingsan.

Zeyu pun kembali keluar, dan ia melihat Jinha yang tengah ketakutan.

"DIMANA CHU-LING?!"
Sentaknya sembari menarik kerah baju Jinha membuat gadis itu ketakutan.

"D-dia, dia ditempat pembayaran,"
Jawab Jinha jujur membuat Zeyu berlari sekencang-kencangnya kesana.

Saat sampai, dengan nafas terengah-engah pria itu memperhatikan orang yang sedang membayar disana.

Gadis itu berambut pendek dengan rok merah selutut dengan sweater hitam polos. Apakah itu orangnya?

"CHU-LING!!!!!!"
Teriaknya senang, lalu memeluk orang itu dari belakang tanpa berpikir dua kali.

Ai yang merasa tercekik, ia pun memukul lengan Zeyu supaya lepas dari lehernya.

"Lep-ohhok! Ohhok!"

"Eh sorry-Ai?"
Gumam Zeyu heran setelah membalikkan badan gadis itu.

"Iya ini gw."
Ujar Ai dingin.

"Terus Chu-Ling mana?"
Tanya nya membuat AI deg-degan.

"Chu-Ling siapa?"
Tanya AI pura-pura tak tahu.

"Lo tumben pake rok? Pake sweater juga? Gw kira Lo itu Chu-Ling"
Jelas Zeyu membuat AI mengulum bibirnya karena grogi untuk menjawab.

"Gw gak tahu. Gw gak kenal Chu-Ling. Dah gw mau pulang. Haihai nungguin gw di mobil."
Ujar Ai lalu mendorong Zeyu. Setelah itu pergi meninggalkan Zeyu karena proses pembayarannya sudah selesai.

Zeyu dengan perasaan marah mendatangi Jinha lalu menarik kerah bajunya lagi.

"Gw tanya dimana Chu-Ling?. Hah?. Gw tanya dimana adek Lo?!"
Sentak Zeyu yang sudah tak dapat menahan emosinya.

"T-tadi gw bilang dia ditempat pembayaran, dia bayar biaya perawatan ayah"
Jawab Jinha. Siapa yang bisa berbohong kalo sedang ketakutan? Melihat wajah murka Zeyu saja Jinha sudah ciut.

"Barusan gw samperin gak ada. Lo bohong?"
Tanya Zeyu ragu. Namun melihat manik mata Jinha sepertinya ia tidak berbohong.

"B-beneran, tadi dia tiba-tiba Dateng nemuin ayah, terus bicara sebentar, dan katanya mau bayar biaya pengobatan ayah, mungkin dia pergi, gw gak tahu kemana"
Jelas Jinha lagi membuat Zeyu memukul tembok karena kegagalannya menemukan Chu-Ling.

Padahal barusan Chu-Ling menampakan diri, kenapa Zeyu tetap saja tidak bisa menemukannya?

Saat Ai hendak memasuki mobil, dia melihat sekelompok orang-orang aneh sedang berlarian masuk kedalam.

Karena tak peduli, Ai memilih masuk kemobil lalu pulang.
Ternyata, yang barusan berlarian adalah para detektif.

Mereka kalah cepat dengan Zeyu dalam mengendarai mobil, ya iyalah, Zeyu kan nerobos jalan, gak kayak detektif-detektif itu.

"Gimana? Ada gak Chu-Ling nya?!"
Seru para detektif setelah sampai didepan Zeyu yang terduduk lesu di kursi tunggu.

"Gak. Dia keburu pergi. Kita kalah cepet."
Jawab Zeyu sembari menahan kesalnya pada dirinya sendiri.

"Berarti Zeyu emang gak tau kalau AI itu sebenernya Chu-Ling"
Ucap Jinha dalam batin.

"Chu-Ling Lo dimana? Plis gw pengen ketemu sama Lo. Kenapa tadi malah ada Qing-Ai bukannya elo? Sebenci itu Lo sama gw sampai-sampai gak mau ketemu Ama gw?"_batin Zeyu.

Kini semua orang terdiam, sampai tiba-tiba dokter keluar dari ruangan pak Xue.

"Mohon maaf, pasien yang kalian tunggu tidak dapat kami selamatkan."






Hayolooo deg degan gak? Kesel yah karena Chu-Ling masih ngumpet?

Hadeuh.... Meresahkan.

Voment! 

Our Baby 2!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang