Our Baby_31

32 7 3
                                    

Hari ini hari Senin. Waktu menunjukkan pukul 07.00 pagi, namun semua anak-anak SMA sudah datang ke sekolah. Walaupun satu kelas penuh dengan para remaja, namun kelas itu terasa hening. Seperti tak ada siapa-siapa. Bahkan suara jarum jam dinding yang bergerak terdengar sangat jelas.

Iya, ini adalah tahun terakhir mereka di SMA, semuanya sibuk bersiap untuk ujian kelulusan mereka beberapa jam lagi, itu sebabnya mereka datang lebih awal. Ada yang belajar, membaca, menghafal, semuanya tampak ambisius. Tak ada yang berani mencontek di sekolah bergengsi ini, hukuman yang diberikan jika ketahuan mencontek tidak main-main. Suasana terasa panas walau AC menyala, entahlah, semua terlihat fokus, kecuali Ai yang tengah mendengarkan musik dari earphone bluetooth sambil menutup matanya, dan Zeyu yang asyik bermain game online di ponselnya.

Kedua manusia kul bet itu sempat bertubruk netra beberapa kali, namun kemudian mereka mengalihkan pandangan masing-masing. Zeyu yang sudah mengangkat bendera putih, tidak akan mengejar Ai atau Chu-Ling lagi, dan Ai yang sudah memantapkan keputusannya untuk menjauhi Zeyu. Ego yang tinggi dan rasa trauma yang melekat dalam dirinya membuat Ai enggan untuk memaafkan Zeyu.

"Rui, Lo liat si Ai ma Zeyu. Yang lain fokus belajar dengan jantung deg-degan dan negative thinking takut gak lulus, tapi bisa-bisanya mereka santai-santai kayak gak punya beban hidup anjir,"
Bisik Shuyang. Dia dan mingrui tengah membaca buku. Iya, untuk pertama kali dalam sejarah, duo sinting yang kerjaannya nyontek itu mau belajar. Alasannya, tentu karena mereka mau lulus√

"Mereka gak belajar juga udah pinter, gak kayak elo. Mau belajar seumur hidup Lo juga, Lo bakalan tetep bego. Karena dari kodratnya Lo emang bego."
Semprot Mingrui membuat Shuyang menempeleng kepalanya sedikit keras hingga membuat kepala Mingrui sedikit oleng, seperti ada burung-burung kecil terbang mengelilingi kepalanya.

"Sembarangan Lo."
Balas Shuyang pelan.

Mingrui tak membalas, matanya tiba-tiba tertuju pada seseorang yang tengah tertidur lelap dengan kedua lengan bertumpu pada meja yang dijadikan sebagai bantalan. Mingrui tersenyum setan, lalu mendekati harimau betina yang sedang tidur, ya, Lubi.

Melihat Mingrui menghampiri Lubi, semua atensi tiba-tiba tertuju pada Mingrui. Orang-orang menjeda aktifitas belajar mereka, kecuali Ai dan Zeyu yang cuek dengan keadaan sekitar.

"Woy, mau ngapain Lo?"
Tanya Shuyang sedikit berbisik, agar Lubi tidak terbangun.

"Hehe, mau bangunin mayat."
Jawab Mingrui sambil menunjuk Lubi, yang ilernya sudah membentuk kepulauan kecil diatas meja.

"Jir, cari mati Lo Rui. Lo tahu kan, Lubi itu kalo ngamuk kayak setan yang kesurupan setan lainnya, dia tidur-tidur gitu juga kayak gunung berapi aktif. Kalo Lo macem-macem Lubi bisa ngamuk terus meletus terus mengeluarkan lava. Iiiiii serem,"
Ujar Shuyang bergidik ngeri, dia membayangkan Lubi mengamuk, Lubi kalo mengamuk terlihat lebih menyeramkan dari kingkong. Bisa jadi Lubi akan meraung keras seperti harimau Pajajaran, memukul dadanya dengan dua kepalan tangannya seperti gorila, lalu menghancurkan bumi dan seisinya.

Mingrui tidak peduli, lagi pula saat Lubi tidur dia sudah mengeluarkan lava, lahar bening yang terus mengalir dari sudut bibirnya, iler maksudnya. Mingrui senyum-senyum tidak jelas seperti orang kerasukan, dia mendekatkan bibirnya ke telinga Lubi, lalu berteriak kencang.

"WOOOYYYY!! BANGUN BABI! WAKTUNYA NGEPET!!!"

"ANJING NGEPET! MONYET MONYET AYAM!!"
Lubi terperanjat kaget dan reflek terbangun, dia berteriak tidak jelas membalas Mingrui.

Semua orang tertawa menyaksikan mereka, kecuali Lubi yang masih linglung, nyawanya belum terkumpul sepenuhnya, separuhnya masih mengambang di langit ketujuh.

Our Baby 2!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang