Sore ini, Lubi datang ke sebuah cafe yang telah di share loc Zeyu. Saat Lubi datang, ternyata Zeyu sudah ada di sana. Lubi pun duduk di hadapan Zeyu, dan Zeyu yang menatap melas kearahnya.
"Lo kenapa Zey? Kasian banget, kayak gembel minta duit, tapi Lo kaya"
Celetuk Lubi, melihat wajah Zeyu yang kusut dan menyedihkan. Zeyu langsung melempengkan wajahnya begitu mendengar perkataan Lubi."Lo mau pesen apa? Makanan? Minuman? Biar gue yang bayar."
Tawar Zeyu membuat mata Lubi berbinar, sepertinya Lubi lupa jika dia juga orang kaya."Tumben banget Lo baik ma gue. Ada maunya ya Lo? Tapi gak papa sih, btw gue pengen menu terenak di cafe ini."
Mendengar request Lubi, Zeyu pun memanggil pelayan dan memesan menu yang di inginkan Lubi. Tak lama kemudian, Zeyu menatap Lubi serius."Gue mau tanya sesuatu sama lo."
Ujar Zeyu serius membuat Lubi mengangkat sebelah alisnya."Apaan?"
Tanya nya."Lo barengan sama Ai udah berapa lama?"
Tanya Zeyu membuat Lubi melebarkan jarinya untuk menghitung."10... 11... 12... Kayaknya, sekitar 4 tahun."
Jawab Lubi membuat Zeyu menatapnya malas. Untuk apa menghitung jauh-jauh jika jawabannya saja hanya empat.Tiba-tiba para pelayan datang membawakan pesanan Lubi. Mata Lubi berbinar melihat banyak pelayan datang dan menghidangkan berbagai macam makanan dan minuman di hadapannya. Dengan semangat 45, Lubi meminum kopi susu dengan krim kocok diatasnya sementara Zeyu melotot, dia sangat syok melihat ada banyak makanan dan minuman di meja.
"Biasa aja dong Zey, Jan melotot kek gitu, mata Lo udah kayak mau keluar dari kantongnya,"
Perkataan Lubi tak didengarkan Zeyu. Dia masih bingung mengapa pelayan membawa banyak makanan kemari."Ini, makanannya kenapa banyak banget?"
Tanya Zeyu tak habis pikir."Kakak pesennya menu paling enak, tapi di cafe ini semuanya enak. Kalo gak enak ya tidak kami jual. Jadi, karena semuanya enak, kami buatkan semua. Oh iya kak, bayarnya kredit atau tunai?"
Ingin sekali Zeyu mencakar pelayan di hadapannya ini. Untung Zeyu kaya dan sanggup membayar semua menunya, jika tidak dia pasti akan berakhir ngutang dan disuruh nyuci panci gosong.Zeyu berusaha menahan amarahnya, dia membuka dompet dan menyodorkan black card nya pada pelayan, membuat pelayan lainnya berdecak kagum. Mereka jarang sekali menemukan pelanggan yang membayar dengan black card.
Pelayan itu memakai sarung tangan karet berwarna putih seperti bidan yang akan membantu persalinan, dia memegang kartu hitam itu dengan tangan gemetaran, dia sangat gugup, pembantu lain menahan lengannya agar berhenti bergetar, dan pembantu lain mengelap keringat di dahi yang memegang black card, berlebihan.
Melihat kelakuan random pelayan di cafe ini, Zeyu menggeleng. Kemudian dia kembali menatap Lubi yang saat ini tengah asyik menyantap banyak hidangan dimeja. Dia terlihat rakus ketika melahap makanannya, seperti belum makan selama 3 hari.
Tak lama kemudian, pelayan mengembalikan black card Zeyu dengan sopan dan hati-hati, mereka menghela nafas lega dan mengusap keringat didahi mereka setelah berhasil mengembalikan barang berharga dan jarang mereka lihat itu ke tempatnya.
"Bi, sebenernya... Gue udah tahu, Chu-Ling adalah Ai. Dan gue yakin, Lo tau kalo gue merkosa Ai empat tahun lalu. Dan Haihai adalah anak kandung gue. Benerkan?"
Mendengar ucapan Zeyu zecara tiba-tiba, membuat Lubi tersedak makanan dan terbatuk, Zeyu yang panik lantas memberi minum dan mengusap tengkuk Lubi."Lo... Udah tahu semuanya? Sejak kapan?"
Tanya Lubi setelah tenggorokannya membaik. Ekspresi nya terlihat serius kali ini, walau dagu dan pipinya belepotan oleh makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby 2!!!
Teen FictionCerita berjudul "Our Baby" karangan nonamizhu5 dilanjutkan disini. Buat yang tanya atau mau tau kenapa lanjutannya ada disini, saya sudah jawab di chapter pertama. Jadi kalian check aja ya part awalnya. Ayo semangat baca everyone! Yang plagiat kuran...