Sudah sejak 3 hari yang lalu Ai pulang dari rumah sakit. Kini keadaannya membaik, luka tembak di punggungnya juga mulai mengering.
Gadis itu merenggangkan tubuhnya setelah mengeloni Haihai yang rewel. Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 pagi. Haihai terus menangis dan susah untuk tidur, saat ditanya mengapa ia menangis, Haihai tidak menjawab dan malah menangis semakin kencang.
Melihat putra kecilnya yang akhirnya tertidur dengan mata sembab, Ai akhirnya bernafas lega. Dia mengusap keringat Haihai dengan tisu, sesaat kemudian Ai mendengar Haihai mengigau.
"Haihai kangen Papa... "Ai tiba-tiba terdiam. Gerakannya terhenti. Ada rasa sakit yang muncul ketika mendengar gumaman Haihai. Jadi, inikah yang membuat Haihai menangis sejak kemarin?
Akhirnya Ai pergi kekamarnya. Dia sangat lelah hari ini. Saat gadis itu berbaring dan menutup matanya, tiba-tiba dia mengingat perkataan terakhir Zeyu beberapa hari yang lalu. Mata yang sudah memerah itu kembali terbuka. Kenapa Ai terus mengingat pria bajingan itu?
Ia berusaha untuk tidur, namun gumaman Haihai tadi terus terngiang di telinganya, semua ini membuat Ai berpikir kembali, apakah keputusannya benar dengan memisahkan Zeyu dan Haihai? Atau.... Ai salah karena sudah memisahkan ayah dengan anaknya?
Ai mengerang pelan memikirkan semua ini. Kepalanya terasa nyeri. Dia tak ingin memikirkan ini terlalu lama, ini bisa membuatnya gila. Ai lihat jam sudah menunjukkan pukul 02.30 pagi, iapun memaksakan matanya untuk tidur.
Our Baby
"AAAAAI!"
Teriakan menggelegar itu berhasil membuat seorang gadis terperanjat kaget lalu terbangun dari tidurnya. Tubuhnya sampai-sampai terpental dari kasur ke lantai saking kagetnya. Gadis itu adalah Ai. Mendengar teriakan Lubi yang amat kencang bak Toa membuat Ai melek 100%.
Gadis itu mengucek matanya yang memerah, lalu menyeka ilernya dengan punggung tangan."Ieeeeww... Cantik-cantik ngiler,"
Ujar Lubi lalu membuka gorden kamar Ai."Haihai demam, dia juga ngigau gak jelas, gue khawatir"
Ucap Lubi lesu setelah membuka gorden, subuh-subuh tadi Haihai sudah terbangun dan menangis, suhu tubuhnya meningkat, Lubi sudah mencoba menenangkan Haihai namun hasilnya nihil. Lubi tadinya tidak ingin membangunkan Ai karena tidak tega melihat wajah gadis itu yang kelelahan, namun karena tidak dapat meng-handle Haihai, akhirnya Lubi membangunkan Ai tepat jam delapan pagi."Haihai dimana sekarang?"
Mendengar Haihai demam membuat Ai panik, dia segera bangkit dari lantai."Di kamarnya, udah di kompresin sama bi Ina, tapi masih rewel,"
Jawab Lubi, lalu mereka berdua pergi ke kamar Haihai.Our Baby
"Kok mama nggak liat Haihai beberapa hari ini, dia kemana?"
Tanya Mama-nya Zeyu. Kini Zeyu dan kedua orang tuanya tengah duduk santai sambil memakan sarapan mereka.Saat Ai masih koma, biasanya Haihai numpang sarapan disini. Tapi beberapa hari terakhir Mama Zeyu tidak melihat bocil menggemaskan itu.
"Di ambil emaknya."
Jawab Zeyu, ia menutup matanya, kepalanya terasa berat memikirkan perkataan Ai dirumah sakit."Oh... Yang cantik itu yah? Mama liat dia di tv, hebat banget. Masih muda, cantik, karirnya luarbiasa, sukses gak ada yang ngalahin, kamu aja ketinggalan Zey,"
Ujar Mama-nya tak berperasaan membuat Zeyu mengusap dadanya bersabar. Namun sedetik kemudian pertanyaan dari Mama-nya membuat Zeyu gugup dan kebingugan.
"Haihai anak kandung gadis cantik itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby 2!!!
Teen FictionCerita berjudul "Our Baby" karangan nonamizhu5 dilanjutkan disini. Buat yang tanya atau mau tau kenapa lanjutannya ada disini, saya sudah jawab di chapter pertama. Jadi kalian check aja ya part awalnya. Ayo semangat baca everyone! Yang plagiat kuran...