"Kenapa bukan suamiku yang mengantar?"
Suara Taehyung terdengar parau, menunduk mengusap perut sendiri dengan perasaan murung. Jaehyun dari kursi kemudi melirik sekilas, menghela napas beserta setir mobil yang dia remat. Mendengar ucapan tuannya tidak bohong Jaehyun merasakan kasihan pada pemuda tersebut, pasti berat baginya untuk menjalani semua ini sendirian
Terlebih tuannya tidak berada di sisinya
"Apa nanti saat aku melahirkan pun tuanku tidak akan menemaniku Jae?"
Kini, Taehyung berbalik mewajahi Jaehyun, yang terlihat canggung dengan bibir di gigit. Ada apa sebenarnya dengan Jeongguk? kenapa seolah ada yang disembunyikan darinya selama ini?
"Jae—"
"Sir dipanggil tuan Jimin tuan..sebab itu sir tidak bisa menemani"
Bohong
Kalaupun benar kenyataannya, apakah saudara nya lebih penting dibanding Taehyung? bukankah Jeongguk mengatakan jika dirinya mencintai Taehyung?
Lelucon apa ini
Selama kehamilannya berlangsung dia selalu termakan oleh pikiran sendiri mengenai suaminya, dia selalu meyakinkan dirinya jika Jeongguk mencintai Taehyung. Tulus dengan segala apapun yang dia miliki, Jeongguk mencintai Taehyung teramat sayang
"Itu bahkan tidak masuk akal" balas Taehyung memalingkan wajah ke jendela luar
Dia seharusnya bahagia kala dokter mengatakan kondisi janin miliknya sehat dan baik baik saja. Namun kenapa dia seolah tak bahagia, hatinya merasa nyeri memikirkan Jeongguk yang bahkan tidak berpamitan saat pergi bekerja. Tidak mencium keningnya, tidak berpesan untuk berhati hati ataupun menitipkan dirinya beserta sang jabang bayi pada Jaehyun
"Kau menginginkan sesuatu tuan? kita bisa mampir untuk membeli sesuatu"
"Apa suamiku—"
"Tuan tenang saja, sir Jeon memberikan ijin agar tuan senang"
Senang katanya?
Taehyung menitikan air mata dalam diam, menekan dadanya sakit untuk meredam nyeri yang mengganjal. Isakannya semakin terdengar, pelan namun dapat diketahui oleh pekerjanya yang segera menepikan mobil guna mengecek kondisi sang majikan
"Apa ada yang sakit?"
Jaehyun tampak khawatir, dia berpikir kecepatan mobil yang dia kendarai dibawah batas kecepatan normal. Dia sudah berhati hati sungguh, bahkan sepanjang jalan dia tak henti menelitit setiap jalanan untuk melihat kondisi jalan raya yang baik atau tidak mengingat dirinya sedang membawa suami dari majikannya. Nyawa Jaehyun menjadi taruhan sang tuan
Taehyung menggeleng cepat "Tidak, aku hanya lelah ingin segera kembali"
"Jika tuan butuh sesuatu, saya selalu bersedia tuan"
Kepala kecil itu mengangguk sebelum mengukir senyum "Terimakasih Jae"
Mobil terparkir didepan pintu besar bangunan mewah kediaman Jeon, Taehyung berjalan lebih dulu masuk. Tanpa menunggu pekerjanya membukakan pintu ataupun membantu menuntunnya berjalan masuk. Perut yang biasa terasa sakit seolah tak dia pedulikan, kakinya mendadak sehat hingga langkahnya cepat menapak pada lantai marmer didalam sana
Jaehyun melihat bagaimana kesedihan Taehyung terpancar, matanya basah disertai isakan tangis yang dia coba untuk sembunyikan. Perasaannya menjadi tak tenang, dia tidak bisa berbuat apapun selain mengabarkan sang tuan tentang kondisi Taehyung saat ini
"Apa kata dokter Jae?"
"Kita bicarakan ini nanti, siapkan buah beserta camilan dan jangan lupakan susu"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 || KV 2 END
RomanceTidak ada lagi perjanjian di atas materai, pernikahan mereka tulus didasari atas perjanjian di depan altar. Pria Jeon yang disandang tak memiliki ketertarikan pada hubungan itu kini mencintai seseorang, hanya untuk Candyboo nya seorang Pemuda kirima...