Chapter 48

3.3K 299 58
                                    

"Mobil sudah siap sir"

"Baik, dimana Taehyung?"

"Tuan muda sedang bermain bersama tuan kecil, ada di kolam renang"

Jeongguk mengangguk, memasang arloji di tangan sembari melangkah keluar rumah untuk berpamitan dengan sang kekasih. Taehyung meminta untuk berendam pagi tadi, tapi sang tuan tidak memberikan ijin. Dia terpaksa harus meninggalkan suami kecilnya bersama putra Jeon, hanya berdua tanpa dirinya dan tanpa sang pekerja yang biasa menemani, maka dari itu pria Jeon perlu memastikan jika suami kecilnya dapat mengerti apa yang tidak boleh dia lakukan selama dirinya tidak ada

"Candyboo.."

"Tuanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuanku.."

Jeongguk merendahkan tubuh, menggapai wajah kekasihnya untuk dia daratkan kecupan di dahi, pipi, hidung, dagu hingga menciumnya di bibir. Taehyung tersenyum membalas, menarik dasi sang tuan untuk dia rapikan selagi ikatan bibir masih terus mereka lakukan

"Saya harus pergi sekarang, tidak perlu mengantarkan ke depan. Tetap berada di dalam dan jangan mendekati gerbang" Jeongguk mengusap perutnya, menarik leher sang suami lalu menghisapnya lama. Taehyung mendesis "Sssh... jangan pulang terlalu larut" tuturnya menekan kepala sang tuan

"Tidak akan" Jeongguk melepas hisapan, mengusap sudut bibir lalu kembali mencium suaminya tepat di bibir

Hatinya selalu berat setiap kali akan meninggalkan, sebab semenjak kehamilan yang kedua datang Taehyung lebih sering tidak bisa ditinggalkan. Jeongguk kerap merasa khawatir, terlebih kini sang pekerja- Jaehyun turut ikut bersamanya. Mengharuskan dia mengurung si kucing di rumah bermodal pengawasan kamera dan beberapa penjaga, dia berjanji akan segera kembali

"Sayang... papi akan pergi bekerja berikan pelukan untuk papi" Taehyung menarik putranya yang sedari sibuk memakan sisa ice cream di tangan. Setelah mendengar penuturan papa-nya zack segera bangkit, melempar sembarang dot lalu mengerucutkan bibir bersiap memberikan kecupan selamat tinggal jika sang pria Jeon tidak cepat menutup mulut anaknya dan menjauh "Tidak" katanya

"Suamiku! jangan seperti itu! tuanku membuat aku sedih"

Jeongguk menghela napas jengah, melepaskan telapak tangan dari mulut si kecil lalu dengan berat hati membiarkan bibir mungil itu mendarat di pipi sebelah kiri "Baik, itu cukup" ucapnya yang segera mendapat pelukan dari zack beserta puk puk kecil di bahu "Papii ay yafuu"

"Listen boy - " Jeongguk menegakkan tubuh putranya, menatap matanya dan menggenggam bahu zack agar tetap berdiri tegak selama dia berbicara "Jangan membuat papa mu berada dalam kesulitan, jadilah anak baik. Ingat kau sekarang yang menjadi captain di rumah ini"

"zack zack c..captain?"

"Yes"

"CALL ME CAPTAIN ZACK ZACK PAPII"

𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 || KV 2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang