Chapter 23

4.2K 339 32
                                    

Televisi di kamar mereka menyala, dibiarkan terus hidup yang sesekali akan berpindah siaran ketika durasi tayangan telah habis. Dua puluh menit sudah berlangsung, pria bersurai hitam terduduk dengan pantulan cahaya tv sebagai penerangan. Lampu kamar sengaja dia gelapkan, dalam keadaan malam yang sunyi hal sederhana ini sedikit dapat menenangkan pikirannya

"Suamiku.."

"Kemarilah", Jeongguk mengulurkan tangan, bertujuan menyambut kehadiran satu pemuda yang segera mendekat saat tuan—nya menyadari kehadirannya. "Kau sudah menidurkannya?" suaminya bertanya— berbaring di atas paha si submisif yang memberi anggukan kecil dan memijat kepala miliknya

"Hanya kau saja yang belum suamiku"

Jeongguk menikmati tarian dari jemari lentik Taehyung, memejamkan mata selagi tangan satunya enggan melepaskan pegangan di tangan sang empu. Dia mencium telapak tersebut, menggesekkan wajah seolah mencari kenikmatan lain dari sentuhan Taehyung yang sederhana

"Saya mencintaimu selalu candyboo"

Kalimat itu tidak mudah untuk diucapkan bagi orang biasa, namun jika dia adalah Jeon Jeongguk sudah pasti setiap hari kalimat itu selalu mengayun indah di telinga. Beruntungnya Taehyung menjadi orang yang dicintai oleh pria tersebut, sentiasa diberikan kebahagiaan serta kasih sayang yang hampir tak pernah habis diberikan

"Aku lebih mencintaimu tuanku"

Meski wajah itu tak selamanya mengukir senyum, dan mulut yang sukar bersuara. Namun suaminya seorang Jeon Jeongguk — tidak pernah gagal membuatnya merasa selalu dicintai. Taehyung telah menerima janji sakral keduanya dihadapan tuhan walaupun kala itu mereka tak saling terpaut perasaan cinta, bahkan dulu bagi mereka cinta itu merupakan hal yang tabu

"Sayang, saya memanggilmu"

"O—oh, maaf.. kau membutuhkan sesuatu suamiku?" Taehyung terbata, jelas menggigit bibir sebab perilaku nya barusan dapat memancing amarah sang tuan. Itu tidak sopan Taehyung bodohnya dia! mengabaikan orang yang sangat penting dihidupnya

"Kau melamun, ada apa?"

"Tidak ada, aku hanya....—"

Tatapan itu berlebihan. Jeongguk terlihat lebih segar dari kemarin, garis kening yang biasa ada di dahinya kini menghilang sepenuhnya. Benar benar, netra kelam nya kembali menajam dalam hitungan sesaat. Pria itu bangun, duduk berdampingan dengan dirinya dan mendekat untuk menyudutkan tubuh berisi Taehyung pada ujung sofa

Kenapa suaminya begitu tampan?

"Bukankah tidak sopan disaat suamimu berbicara dan kau memikirkan orang lain?"

"Aku—" kalimatnya tertahan, dia tersentak. Jeongguk menarik sebelah tangannya kuat dan menggenggam nya erat. "Saya cemburu" ucapnya sebelum melepaskan

"B—bukan seperti itu tuan" Taehyung cepat menggeleng, dia meyakinkan suaminya meskipun sambil terbata. Pria itu terlalu mengintimidasi, dengan kacamata yang sedikit melorot menambah sisi buas dalam tubuhnya menguar. Taehyung menelan ludah, tangannya bergetar bersamaan wajah yang menoleh kearah samping— napasnya sedikit tercekat dia merengkuh leher Jeongguk yang mendekat— membelai garis wajah milik Taehyung menggunakan hidung bangirnya "Itu terlarang Taehyung"

"Aku tidak!— ahh"

Kepalanya tak bisa diam, lidah hangat suaminya terus bergerak menjilati daun telinga. Itu geli Taehyung berupaya menghindar namun sulit, sebab lawannya kini seseorang bernama Jeon Jeongguk. Otot yang dia miliki saja tidak sampai setengah dari yang tuan—nya miliki

Itu tidak adil

"Jawab saya dengan jujur, apa kau bosan?"

Tentu saja

𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 || KV 2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang