Chapter 16

3.8K 304 15
                                    

"Jangan katakan kau mengetahui semuanya Jaehyun—ssi?"

Dari jarak tiga langkah tepat diatas pijakan rerumputan pria itu tersenyum tipis, kepalanya mengayun memberikan anggukan singkat sebagai jawaban dari pertanyaan yang dilayangkan oleh adik dari majikannya, Jimin. Menggertakan gigi. Terdengar cukup memilukan hingga pantulan bunyi decitan nya cukup menggapai gendang telinga Jaehyun yang menghadap sang pria dengan gestur sopan

"Aku katakan kali ini kau jangan mengkhianati siapapun Jaehyun—ah"

"Lalu siapa yang harus saya bela tuan? ada di pihakmu? maka saya mengkhianati sir Jeon untuk ini. Ada di pihak sir Jeon? anda bukanlah majikan saya tuan, saya menganggapnya sebagai bentuk pengabdian"

Jaehyun berucap tenang, sorot matanya menunjukkan kebanggaan terhadap apa yang dia utarakan. Tak ada yang bisa menghendaki keputusannya dalam hal apapun mengenai tindakan pengabdiannya pada Jeongguk. Tidak bisa, jika dia bukanlah Jeon Jeongguk

Jimin menatapnya sengit, kepalan tangan sudah tak mampu lagi menyatu hingga berulang kali dia lemaskan, hampir melukai telapak tangannya jika terus dia kepalkan. Amarah melingkupi perasaan nya saat ini, dia kecewa. Sungguh tak dapat dipercaya jika orang didepannya sudah ikut gila bersama sifat biadab sang kakak

"Jangan Jaehyun—ah"

"Jangan"

"Jangan pernah kau libatkan nyawa seseorang yang tak berdosa dalam keegoisan Jeon Jeongguk"

"Kau tidak hanya menyakiti anaknya, namun kau juga akan menghancurkan ibunya"

Yang diajak bicara sigap mendengarkan, sangat baik sampai dua orang ini nampak terlihat jauh perbedaannya. Seolah Jimin yang paling jahat disini, merasa paling tak menerima keadilan bahkan hampir melayangkan pukulan. Sementara pria didepannya tak ada raut penyesalan sedikitpun terukir di wajahnya yang tegas, dia membungkuk sopan. Menghela napas sejenak sebelum melempar senyuman kearah Jimin

"Terimakasih tuan Jimin atas kesenggangan waktu anda untuk mampir, pintu akan selalu terbuka untuk kepulangan anda tuan"

Jimin menyimpan kepalan tangan di saku celana, berbalik tanpa membalas ucapan pekerja yang baru saja membuat mulutnya kelu tak bisa berkata-kata. Dia baru saja diremehkan dan tak menganggap hormat kepadanya, Jimin melangkah cepat keluar dengan langkah yang sedikit tergesa

𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 || KV 2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang