Chapter 21

3.7K 337 55
                                    

Setelah hampir dua jam lamanya tak lagi terdengar teriakan Jeongguk setelahnya. Jimin beserta anak dan istri telah pergi tanpa berpamitan pada sang pemilik rumah. Mereka memutuskan untuk kembali mengingat situasi rumah tengah dipenuhi oleh amarah pria Jeon yang pahitnya sampai terasa sampai ke tenggorokan

Pintu gudang terbuka, Taehyung menahan pekikan setelah empat puluh menit dia habiskan berkutat membuka lubang kunci menggunakan kawat tipis bersama Jaehyun. Tak ada diantara mereka yang berani meminta kunci sungguhan, sebab sekalipun Taehyung yang menagih bisa saja suaminya tidak akan membiarkan dia keluar dan menguncinya seharian di dalam kamar

"Zack...sayang.."

—hiks

Taehyung berbisik dengan hati hati melangkah masuk dan menyentuh bahu bergetar anaknya yang terbaring di lantai menghadap tembok. Posisinya begitu menyedihkan, bahkan saat dia memutar tubuhnya si kecil dengan lemas menangis dan merentangkan tangan. Hal itu tentu saja menarik rasa sesak di dada sang papa hadir, ikut merasa sakit melihat ruam kemerahan pada tangan sang anak

"Sstt..papa tidak marah, papa sudah maafkan zack"

Tangisan zack sudah menyurut, hanya sisa isakan serta tarikan napas yang tidak teratur. Mulut kecilnya terus berucap maaf disertai pertanyaan mencari keberadaan Jeongguk dimana. Taehyung menenangkan, mendudukkan tubuh zack di atas pahanya lalu menggenggam kedua tangan kecil itu memberi kehangatan

"Zack menyakiti papa.." cicitnya kecil ketika melihat perban di lengan kiri Taehyung terpasang apik

"Zack sedih kalau papa sakit nak?" lalu Zack mengangguk pelan, melihat bagaimana kelembutan orang yang memeluknya ini sangat menyentuh hati mungil Zack. Dia begitu menyayangi Taehyung, sangat hingga kembali menangis melihat luka itu kini hadir menghiasi lengan kosong nya

"Maka orang pun sakit sayang, Zack harus baik... bayangkan jika orang itu papa, Zack pasti akan sedih ya?"

Jaehyun ikut berlutut, menatap perbincangan dua orang di hadapannya seketika membuatnya luluh. Mereka seperti seorang penyelamat yang tengah mengendap-endap dari penjahat, hanya untuk melepaskan sandraan yang kini berhasil kembali ke tangan pemiliknya. Jaehyun tetap berhati hati bersama dengan suami dari majikannya keduanya sama sama bersabar untuk memastikan jika tuannya itu telah sepenuhnya membiarkan anak ini sendiri

Karena jika tidak, mungkin akan mengundang kemarahan lain muncul

"Papi is mad... Zack nda ccuka papi malahh, jika pwapi malahh Zack tidak bolee panggil pwapi, Zack nda ccenangg hik—"

— Letakkan tangan mu di atas lantai ! Dan ulangi perkataan mu! "

"Pwapii..!!"

"Repeat !"

"Pwapii Zack is sowwy .."

"I said repeat! saya tidak mengenal nama yang kau sebut"

"Zack is so sowwy sir hik...—

Hal yang paling Zack benci adalah ketika kemarahan sang ayah yang sudah tak ingin dia panggil sebagai ayahnya. Jeongguk tak akan lagi merespon ucapannya, tak ingin memeluknya, menggendongnya atau bahkan membiarkannya masuk kedalam kamar sebelum amarah sang ayah mereda

"Apa yang papi lakukan sayang? biar papa lihat"

"Pwapi pukul tangan zack sepelltii inihh *puk...*puk... lalu zack menangis c,cakitt..."

Ini yang pertama kalinya Jeongguk melayangkan pukulan pada Zack

Taehyung termenung, sembari mengusap tangan mungil tersebut dia memikirkan soal kemarahan suaminya yang mungkin jika kejadian serupa terjadi akan terus mengandalkan kekerasan pada sang anak. Ini yang pertama kali dalam artian maka tingkat kemarahan suaminya dalam bertindak seterusnya akan menjadi lebih berat

𝐒𝐢𝐫 𝐉𝐞𝐨𝐧 || KV 2 ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang