Chapter 38 (Terpuruk)

22 1 0
                                    

Assalamualaikum 🙏

Sebelum lanjut baca, jangan lupa follow akun, vote dan komen cerita aku, dan jangan lupa share ke teman-teman kalian biar mereka juga pada baca, wajib!!

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘩𝘪𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪
𝘖𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪𝘮𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘩𝘪𝘵𝘶𝘯𝘨𝘭𝘢𝘩
𝘉𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯
𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶"

- 𝘏𝘢𝘣𝘪𝘣 𝘜𝘮𝘢𝘳 𝘉𝘪𝘯 𝘏𝘢𝘧𝘪𝘥𝘻 -


___________________

✿Happy reading✿
___________________

Keesokan harinya kini rumah kediaman ayah Danu sudah di penuhi oleh sanak saudara, sedangkan untuk Zahra dan Afifa sudah berada di rumah, beda halnya dengan Gibran ia akan tiba sekitar tiga puluh menit lagi, karna tempatnya yang jauh sehingga perjalannya cukup lama.

"Bunda, kenapa bunda.cepet banget ninggalin Zahra, padahal bunda tau kalau Zahra lagi mengandung, Zahra mau bunda nemenin Zahra buat lahiran, tapi kenyataannya bunda malah ninggalin zahra__ucap Zahra yang saat ini tengah duduk di samping jasad bunda Anisa

Sedangkan khalisa ia masih saja memeluk jasad bunda, ya dari waktu bunda di pindahkan ke ruang depan dan dari malam hingga pagi khalisa terus saja memeluk jasad itu dan enggan melepaskannya, hal itu tentu saja membuat khalisa tertidur di samping bunda.

"Yah, ayah yang kuat ya, Afifa tau ini berat, Afifa juga ngerasain hal yang sama, dengan apa yang ayah rasakan, tapi kita harus nerima kenyataan, tapi yah bukan berarti Afifa bilang kaya gini terus Afifa nggak sedih, Afifa juga sedih tapi Afifa tetap berusaha untuk menjadi tegar, karna kalau aku juga lemas siapa yang bakal kuatin kalian semua__ucap Afifa berusaha menguatkan ayah.

"Assalamualaikum, bunda!__ucap Gibran yang baru datang.

Ia langsung saja berlari menghampiri jasad bunda, di sana ia dapat melihat jika adik bungsunya itu tengah memeluk bunda dalam keadaan tertidur.

"Bunda, bunda kenapa ninggalin Gibran dan adik-adik Gibran, bunda nggak kasihan liat kita semua sedih karna kehilangan bunda, Bun ayo Bun bangun, jangan tinggalin Gibran Bun, Gibran masih pengen dengar suara bunda__ucap Gibran yang mulai menitihkan air mata

"Assalamualaikum__ucap pak ustadz yang baru saja tiba
"Begini mohon maaf pak, tapi hari sudah semakin terang, para pelayat juga sudah sangat banyak yang datang, jadi sudah tiba waktunya untuk mayat dari Bu Anisa untuk di mandikan, jadi saya mohon kerja sama nya agar mengizinkan warga yang lain untuk membawa ibu Anisa ke tempat dimandikannya si mayit__ucap pak ustadz pada ayah juga yang lain

"Tunggu sebentar pak sebelum mayat istri saya di mandikan saya ingin melihatnya untuk terakhir kali__ucap ayah danu

Setelahnya ayah Danu mendekat ke mayat bunda dan di ikuti oleh anak-anak nya yang lain

Love From Accident (Cinta Dari Ketidaksengajaan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang