bab. 23

319 30 13
                                    

Abimana telah mengetahui dimana keberadaan putra bungsunya.

"Martin kita kesana" titah Abimana

Amarah dan khawatiran tergambar jelas dari mata abimana apalagi setelah ia mengetahui siapa dalang di balik semuanya.

"Aku ikut dad, akan ku habisi dia .... jika sampai arash terluka walau seujung kuku" seru Daren.

"Kita berangkat sekarang" titah Abimana.

Martin segera masuk ke dalam mobil menuju lokasi yang dimana arash berada.
______________________________________

"Arash....." Ucap Tania pelan

Tania begitu sangat kejut melihat arash ada disana dalam keadaan pingsan dan terikat.

"Bagaimana bisa arash ada disini?" Tanya Tania kepada Bram.

"Aku membawa kemari sebagai hadiah ulang tahunmu" ucap Bram dengan senyum bahagia.

Tania menatap tak percaya pada Bram, nafasnya mulai memburu karena emosinya mulai terpancing.

"Kamu menginginkannya bukan?" ucap Bram kembali.

"KAU BODOH" teriak Tania penuh emosi.

Bram dan semua orang yang berada disana sangat terkejut mendengar teriakan Tania.

Tania menarik nafas dalam untuk meredakan emosinya, tatapan kekecewaan dan marah terlihat jelas dari mata cantiknya, ia menangis untuk melampiaskan perasaannya.

"Seharusnya aku sudah menduga ini akan terjadi, kamu akan kembali membuatku kecewa dan ini jauh lebih buruk dari sebelumnya" ia menjeda ucapnya untuk menarik nafas sejenak dan Kembali berkata.

"apa yang kamu lakukan sekarang, itu sangat keterlalun dan melewati batas."

"Bukankah kamu menginginkan dia dan mencintainya?" tanya Bram.

"Ya...  papa benar... aku memang mencintai dan menginginkan dia menjadi milikku, tapi bukan dengan cara kotor seperti ini, bukan ini yang aku inginkan sebagai hadiah ulang tahunku pa, bukan dia..." Seru Tania dengan penuh emosi.

Tania menarik nafas dalam untuk meredakan emosinya, ia menghapus air mata di pipinya dengan cepat, kemudian menatap Bram seraya berkata.

"Papa mau tau ... apa yang sebenarnya aku inginkan sebagai kado ulang tahunku" ucap Tania pelan dan dalam.

Bram hanya mampu menatap diam Tania.

"Kau bukan dia... " Ucap Tania pelan nyaris tak terdengar dan menunjuk kearah arash.

"KAU PAPA ....KAUUUU....." Teriak Tania bahkan terdengar seperti menjerit.

"Tania papa...."

"Aku hanya menginginkan kehadiranmu dihari ulang tahunku pa ...bukan yang lain karena selama ini, kau tidak perna ada di sampingku saat aku merayakannya" ucap Tania diiringi isakan yang mampu membuat siapapun yang mendengarnya ikut menangis.

"Tapi kau ...." Tania menghentikan ucapannya saat teringat sesuatu.

"Lepaskan dia papa... lepaskan dia" ucap Tania.

"Apa maksudmu" tanya Bram.

"Tuan Abimana telah mengetahui jika dia menghilang, Jangan mencari masalah lagi dengannya, aku mohon ... Aku mohon pa" pinta Tania.

"Tidak...aku sudah bersusah payah mendapatkannya, dan sekarang kamu memintaku melepaskannya, aku tidak akan perna melakukan itu."

"Jangan gila pa, tuan Abimana bisa membunuhmu dan aku tidak ingin itu terjadi ... Tania engak mau kehilangan papa" ucap Tania.

sandaran hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang